Kondisi Komunitas Karang dan Ikan Karang

termasuk kategori sesuai bersyarat. Lebar hamparan datar komunitas karang dilokasi penelitian disajikan Lampiran 6.

4.3 Kondisi Komunitas Karang dan Ikan Karang

Kondisi komunitas karang dan ikan karang merupakan parameter yang mempengaruhi tingkat kesesuaian wisata selam dan wisata snorkling. Penentuan kondisi komunitas karang dilakukan untuk mengetahui gambaran secara umum ekosistem terumbu karang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata persentase tutupan komunitas karang hidup diatas 50, baik pada kedalaman 3 meter maupun pada kedalaman 10 meter. Kategori komunitas karang yang ditemukan terdiri dari karang keras hard coral, karang lunak soft coral, sea anemon, lili laut dan beberapa jenis alga. Persentase tutupan komunitas karang di setiap titik pengambilan sampel disajikan pada Tabel sebagai berikut: Tabel 4 Persentase tutupan komunitas karang pada masing-masing titik pengambilan sampel. No. Titik Pengambilan Persentase Tutupan 3 meter 10 meter 1. S : 04 01’54,3” E : 122 46’37,0”

41.82 57.94

2. S : 04 01’56,7” E : 122 46’42,4” 86.80 76.38 3. S : 04 02’18,1” E : 122 46’48,0”

63.86 55.88

4. S : 04 02’19,9” E : 122 46’40,8” 28.34 22.60 5. S : 04 02’18,8” E : 122 46’38,1” 53.80 40.10 6. S : 04 02’10,2” E : 122 46’32,4”

75.06 29.62

7 S : 04 02’07,6” E : 122 46’38,8” 64.66 84.10 Rata-rata 59.09 52.38 Persentase tutupan komunitas karang dapat digunakan secara menyeluruh untuk menilai tingkat kerusakan komunitas karang dan fokus pengelolaan area penyelaman Jameson S.C. et all. 1999. Berdasarkan kriteria baku kerusakan komunitas karang, di kedalaman 3 meter terdapat tiga kategori kondisi terumbu karang, yakni kategori sedang, kategori baik dan kategori baik sekali. Kategori sedang terdapat pada stasiun I 41.82 dan stasiun IV 28.34 , kategori baik terdapat pada stasiun III 63.86 , stasiun V 53.80 dan stasiun VII 64.66 . Sedangkan tutupan komunitas karang kategori baik sekali ditemukan pada stasiun II 86.80 dan stasiun IV 75.06 . Rata-rata tutupan komunitas karang di kedalaman ini mencapai 52.38, dan tergolong masih cukup sesuai untuk wisata snorkling. Di kedalaman 10 meter tutupan komunitas karang juga bervariasi mulai dari kategori rusak sampai kategori baik sekali. Tutupan komunitas karang kategori rusak terdapat pada stasiun IV 22.60 . Tutupan komunitas karang kategori sedang terdapat pada stasiun V 40.10 dan stasiun VI 29.62 . Persentase tutupan komunitas karang kategori baik tedapat pada stasiun I 57.94 dan stasiun III 55.88 . Sedangkan tutupan komunitas karang kategori baik sekali terdapat pada stasiun II 76.38 dan stasiun VII 84.10 . Rata-rata persentase tutupan komunitas karang di kedalaman 10 meter mencapai 59.09. Berdasarkan analisis kesesuaian wisata selam, kondisi tutupan komunitas karang tersebut masih tergolong cukup sesuai untuk kegiatan wisata selam diving. Di stasiun II selain memiliki persentase tutupan komunitas karang dalam kategori sangat baik, juga memiliki keanekaragaman lifeform yang lebih tinggi di banding stasiun lainnya. Kondisi tersebut terdapat pada kedalaman 3 meter maupun pada kedalaman 10 meter. Pada stasiun ini juga ditemukan sebanyak 30 jenis ikan karang pada kedalaman 3 meter, dan 22 jenis pada kedalaman 10 meter, dengan jumlah individu ikan sebanyak 683 individu. Untuk menjaga kestabilan ekosistem terumbu karang dan keanekaragaman biota penyusun ekosistem tersebut, maka pada stasiun ini dapat diusulkan sebagai zona inti yang berfungsi sebagai plasma nutfa, bukan sebagai zona pengembangan wisata selam maupun wisata snorkling. Luas area yang dapat diusulkan sebagai zona inti sebesar 3.38 ha atau 12.05 dari total luas kawasan yang memiliki potensi untuk pengembangan wisata Secara keseluruhan jumlah lifeform yang ditemukan di perairan Pulau Hari berjumlah 22 lifeform. Pada kedalaman 3 meter terdapat 18 lifeform sedangkan pada kedalaman 10 meter tedapat 21 lifeform. Keanekaragaman bentuk pertumbuhan lifeform karang yang berhasil di identifikasi sebanyak 10 lifeform karang keras Hard Coral, yakni Acropora Branching ACB, Acropora Encrusting ACE, Acropora Digitatae ACD, Coral Branching CB, Coral Encrusting CE, Coral Foliose CF, Coral Heliopora CHL, Coral Masive CM, Coral Millepora CME, dan Coral Mushrom CMR. Jenis lifeform karang lainnya yang merupakan penyusun ekosistem terumbu karang adalah Soft Coral SC, Anemon, Alga Assemblage AA, Asteroidea, Coralin Alga CA, Crinoidea CRI, Gorgonian GOR, Turf Alga TA, Macro Alga MA, Sponge SP, dan Zoanthids Zo. Jumlah lifeform setiap stasiun penelitian disajikan pada Tabel 5 sebagai berikut : Tabel 5 Jumlah lifeform karang disetiap stasiun penelitian Stasiun I II III IV V VI VII Deep m 3 10 3 10 3 10 3 10 3 10 3 10 3 10 ? Lifeform 9 13 12 13 9 13 5 7 11 14 6 7 7 7 Sumber : Hasil olahan data primer 2009 Di stasiun I kedalaman 3 meter, jumlah lifeform karang sebanyak 9 lifeform, sedangkan di kedalaman 10 meter jumlah lifeform karang sebanyak 13 lifeform. Jumlah lifeform karang di kedalaman 3 meter tergolong cukup sesuai untuk wisata snorkling, sedangkan di kedalaman 10 meter tergolong masih sangat sesuai. Jumlah lifeform tersebut sama dengan jumlah lifeform di stasiun III, di mana pada kedalaman 3 meter sebanyak 9 lifeform dan kedalaman 10 meter juga sebanyak 13 lifeform. Di stasiun II jumlah lifeform karang di kedalaman 3 meter dan 10 meter tergolong masih sangat sesuai untuk kegiatan wisata selam dan snorkling. Hal ini disebabkan karena pada kedua kedalaman tersebut jumlah lifeform karang mencapai 12 sampai 13 lifeform. Di stasiun IV, VI dan stasiun VII, jumlah lifeform karang mencapai 5 sampai 7 lifeform. Berdasarkan kriteria analisis kesesuaian wisata selam dan wisata snorkling, jumlah lifeform karang di ketiga stasiun tersebut tergolong sesuai bersyarat. Sementara itu, jumlah lifeform karang di stasiun V kedalaman 3 meter sebanyak 11 lifeform . Jumlah tersebut tergolong cukup sesuai untuk wisata snorkling. Sedangkan di kedalaman 10 meter kategori jumlah lifeform karang tergolong sangat sesuai untuk wisata selam, karena di temukan 14 bentuk pertumbuhan lifeform karang. Beberapa jenis ikan karang cukup banyak dijumpai, dan telah diidentifikasi berdasarkan spesiesnya. Jumlah jenis ikan karang yang hidup berasosiasi dengan komunitas terumbu karang sebanyak 97 jenis yang terdiri dari 20 famili dan sebanyak 3434 individu. Ikan-ikan karang tersebut tersebar di setiap stasiun penelitian. Kondisi komunitas karang yang baik dan asosiasi berbagai jenis ikan dan biota lain akan menambah nilai estetika alam bawah laut yang merupakan daya tarik wisata bahari. Jumlah jenis ikan setiap stasiun penelitian disajikan pada Tabel 6 sebagai berikut. Tabel 6 Jumlah jenis ikan disetiap stasiun penelitian Stasiun I II III IV V VI VII Deep m 3 10 3 10 3 10 3 10 3 10 3 10 3 10 ? Jenis 19 23 30 22 21 32 19 28 22 26 20 17 16 19 ? Individu 88 188 341 342 88 139 67 132 86 230 660 678 258 137 Sumber : Hasil olahan data primer 2009 Jumlah jenis ikan yang paling banyak ditemukan terdapat pada stasiun III kedalaman 10 meter , yakni 32 jenis dengan jumlah total individu ikan sebesar 139 individ. Sedangkan jumlah jenis ikan yang paling sedikit ditemukan pada stasiun VII juga dikedalaman 3 meter, yakni 16 jenis, dan 678 individu. Secara keseluruhan jumlah jenis ikan di semua stasiun penelitian termasuk dalam kategori sesuai bersyarat untuk kegiatan wisata selam maupun untuk wisata snorkling. Gambar 4 Komunitas karang perairan Pulau Hari

4.4 Kesesuaian Wisata Selam

Dokumen yang terkait

Kajian Kesesuaian dan Daya Dukung Ekosistem Mangrove untuk Pengembangam Ekowisata di Gugus Pulau Tanakeke Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan

0 9 183

Kajian model kesesuaian pemanfaatan sumberdaya pulau pulau kecil berbasis kerentanan dan daya dukung di Kecamatan Liukang Tupabbiring, Kabupaten Pangkajene Kepulauan, Provinsi Sulawesi Selatan

6 118 231

Pengelolaan Sumberdaya Pulau Kecil Untuk Ekowisata Bahari Berbasis Kesesuaian Dan Daya Dukung. (Studi Kasus Pulau Matakus, Kabupaten Maluku Tenggara Barat, Provinsi Maluku)

0 21 328

Kajian model kesesuaian pemanfaatan sumberdaya pulau-pulau kecil berbasis kerentanan dan daya dukung di Kecamatan Liukang Tupabbiring, Kabupaten Pangkajene Kepulauan, Provinsi Sulawesi Selatan

1 26 436

Pengelolaan Sumberdaya Pulau Kecil Untuk Ekowisata Bahari Berbasis Kesesuaian Dan Daya Dukung. (Studi Kasus Pulau Matakus, Kabupaten Maluku Tenggara Barat, Provinsi Maluku)

2 11 159

Kajian Kesesuaian dan Daya Dukung Ekosistem Mangrove untuk Pengembangam Ekowisata di Gugus Pulau Tanakeke Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan

2 6 173

Analisis Kesesuaian dan Daya Dukung Ekowisata Pantai, Selam dan Snorkeling di Pulau Berhala Kabupaten Serdang Bedagai Provinsi Sumatera Utara

0 0 10

Analisis Kesesuaian dan Daya Dukung Ekowisata Pantai, Selam dan Snorkeling di Pulau Berhala Kabupaten Serdang Bedagai Provinsi Sumatera Utara

0 0 2

Analisis Kesesuaian dan Daya Dukung Ekowisata Pantai, Selam dan Snorkeling di Pulau Berhala Kabupaten Serdang Bedagai Provinsi Sumatera Utara

0 0 5

ANALISA KESESUAIAN KAWASAN DAN DAYA DUKUNG UNTUK PENGEMBANGAN EKOWISATA BAHARI DI PULAU PASUMPAHAN KOTA PADANG ARTIKEL

0 0 17