Kesesuaian Wisata Selam Analisis kesesuaian dan daya dukung ekowisata bahari pulau hari kecamatan laonti kabupaten Konawe Selatan provinsi Sulawesi Tenggara

sebanyak 3434 individu. Ikan-ikan karang tersebut tersebar di setiap stasiun penelitian. Kondisi komunitas karang yang baik dan asosiasi berbagai jenis ikan dan biota lain akan menambah nilai estetika alam bawah laut yang merupakan daya tarik wisata bahari. Jumlah jenis ikan setiap stasiun penelitian disajikan pada Tabel 6 sebagai berikut. Tabel 6 Jumlah jenis ikan disetiap stasiun penelitian Stasiun I II III IV V VI VII Deep m 3 10 3 10 3 10 3 10 3 10 3 10 3 10 ? Jenis 19 23 30 22 21 32 19 28 22 26 20 17 16 19 ? Individu 88 188 341 342 88 139 67 132 86 230 660 678 258 137 Sumber : Hasil olahan data primer 2009 Jumlah jenis ikan yang paling banyak ditemukan terdapat pada stasiun III kedalaman 10 meter , yakni 32 jenis dengan jumlah total individu ikan sebesar 139 individ. Sedangkan jumlah jenis ikan yang paling sedikit ditemukan pada stasiun VII juga dikedalaman 3 meter, yakni 16 jenis, dan 678 individu. Secara keseluruhan jumlah jenis ikan di semua stasiun penelitian termasuk dalam kategori sesuai bersyarat untuk kegiatan wisata selam maupun untuk wisata snorkling. Gambar 4 Komunitas karang perairan Pulau Hari

4.4 Kesesuaian Wisata Selam

Dalam menentukan tingkat kesesuaian untuk pengembangan kegiatan wisata bahari dipengaruhi oleh beberapa faktor, yakni jenis kegiatan, potensi dan kondisi sumberdaya alam. Hal ini merupakan persyaratan yang harus dipenuhi dalam setiap pengembangan kegiatan wisata, karena setiap jenis kegiatan yang ingin dikembangkan mempunyai persyaratan sumberdaya dan lingkungan yang sesuai dengan jenis kegiatan yang akan dikembangkan Tingkat kesesuaian wisata selam diving, dilakukan dengan mempertimbangkan enam parameter. Keenam parameter yang dimaksud meliputi kecerahan perairan, tutupan komunitas karang, jenis lifeform karang, jumlah jenis ikan karang, kecepatan arus dan kedalaman terumbu karang. Parameter-parameter tersebut merupakan persyaratan yang harus dikaji untuk sebuah kawasan yang akan dikembangkan sebagai obyek wisata selam. Rata-rata tutupan komunitas karang di perairan Pulau Hari diatas 50, baik pada kedalaman 3 meter maupun kedalaman 10 meter. Berdasarkan kriteria penilaian, tutupan komunitas karang tersebut tergolong cukup sesuai untuk kegiatan wisata selam. Keanekaragaman bentuk karang lifeform yang ditemukan terdiri dari 21 lifeform. Jumlah tersebut juga tergolong sangat sesuai untuk pengembangan wisata selam. Jenis ikan karang yang ditemukan sebanyak 69 jenis dengan jumlah 1851 invidu. Jumlah jenis tersebut tergolong cukup sesuai untuk kegiatan wisata selam. Berdasarkan data biofisik, secara umum tingkat kesesuaian wisata selam tergolong cukup sesuai. Dari 7 titik stasiun penelitian, lima stasiun diantaranya tergolong kategori cukup sesuai, dan dua stasiun lainnya tergolong sangat sesuai. Kategori sangat sesuai terdapat pada stasiun II dan stasiun VII. Pada stasiun ini tutupan komunitas karang tergolong sangat baik, sehingga memperoleh skor yang lebih tinggi dibanding stasiun lainnya. Sedangkan kategori cukup sesuai terdapat pada stasiun I, III, IV,V, dan stasiun VI. Peta kesesuaian wisata selam di lokasi penelitian disajikan pada Gambar 5 sebagai berikut: St. 1 St. 2 St. 3 St. 4 St. 5 St. 6 St. 7 P. Hari Y 474900 475200 475500 474900 475200 475500 9 5 5 35 9 55 3 8 9 5 5 4 10 9 5 5 44 9 5 5 35 9 5 5 3 8 00 95 54 1 9 5 5 44 Keter angan : Kes esuaian Wisata Selam Sangat Sesuai Cukup Sesuai Tidak Sesuai Skala 1 : 5000 50 50 m N E W S Peta Kesesuaian Wisata Selam Pulau Hari Kab. Konawe Selatan Romy Ketjulan C252070031 Sumberdaya Pes isir dan Lautan Sekolah Pascasarjana IPB 2009 Y Kota K endari P. W aw on ii Tg . Pe ro pa Peta Tunjuk : Lokasi Studi Pulau Hari Garis Pantai Garis Delienas i Stasiun Gambar 5 Peta kesesuaian wisata selam perairan Pulau Hari Tingkat kesesuaian wisata selam di stasiun I termasuk dalam kategori cukup sesuai. Nilai yang diperoleh perkalian antara bobot dan skor sebesar 43 atau 79.63 dari nilai maksimum. Parameter yang memiliki skor yang paling kecil di stasiun ini adalah tutupan komunitas karang dan jumlah jenis ikan. Jika salah satu parameter tersebut berada dalam kategori cukup sesuai, maka stasiun ini dapat dikategorikan sangat sesuai. Di stasiun II, tingkat kesesuaian wisata selam termasuk dalam kategori sangat sesuai. Nilai yang diperoleh hasil perkalian bobot dan skor sebesar 51 atau sebesar 89.47 . Di stasiun ini hanya terdapat satu parameter kesesuaian yang memiliki skor kecil, yakni parameter jumlah jenis ikan. Sedangkan lima parameter kesesuaian yang lainnya memperoleh skor maksimum, sehingga stasiun ini masih berada pada kategori yang sangat sesuai untuk wisata selam. Tingkat kesesuaian wisata selam di stasiun III tergolong cukup sesuai. Nilai yang diperoleh perkalian antara bobot dan skor sebesar 43 atau 79.63 dari total nilai maksimum. Parameter yang memiliki skor terkecil adalah jumlah jenis ikan dan tutupan komunitas karang. Di stasiun IV, tingkat kesesuaian wisata selam berada pada kategori cukup sesuai. Data yang diperoleh memperlihatkan tiga parameter kesesuaian yang memiliki skor terkecil, yakni tutupan komunitas karang, jumlah jenis ikan, dan jumlah lifeform. Nilai yang diperoleh di stasiun ini sebesar 30 atau 55.56 dari nilai maksimum. Apabila kecerahan perairan di stasiun ini kecil, maka tingkat kesesuaian wisata selam berada dalam kategori sesuai bersyarat. Tingkat kesesuaian wisata selam stasiun V juga berada dalam kategori cukup sesuai. Nilai yang diperoleh yang merupakan hasil perkalian antara bobot dan skor sebesar 38 atau 70.37 dari nilai maksimum. Di stasiun IV, kesesuaian wisata selam tergolong cukup sesuai. Hasil perkalian antara bobot dan skor diperoleh nilai sebesar 35 atau 64.81 dari total nilai maksimum. Parameter jumlah jenis ikan di stasiun ini memperoleh skor nol 0, sedangkan parameter tutupan komunitas karang memperoleh nilai terkecil. Sedangkan di stasiun VII tingkat kesesuaian wisata selam berada dalam kategori yang sangat sesuai. Hal ini berdasarkan hasil perkalian antara bobot dan skor sebesar 45 atau 83.33 dari nilai maksimum. Nilai indeks kesesuaian wisata selam di setiap stasiun penelitian disajikan pada Lampiran 4.

4.5 Kesesuaian Wisata Snorkling

Dokumen yang terkait

Kajian Kesesuaian dan Daya Dukung Ekosistem Mangrove untuk Pengembangam Ekowisata di Gugus Pulau Tanakeke Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan

0 9 183

Kajian model kesesuaian pemanfaatan sumberdaya pulau pulau kecil berbasis kerentanan dan daya dukung di Kecamatan Liukang Tupabbiring, Kabupaten Pangkajene Kepulauan, Provinsi Sulawesi Selatan

6 118 231

Pengelolaan Sumberdaya Pulau Kecil Untuk Ekowisata Bahari Berbasis Kesesuaian Dan Daya Dukung. (Studi Kasus Pulau Matakus, Kabupaten Maluku Tenggara Barat, Provinsi Maluku)

0 21 328

Kajian model kesesuaian pemanfaatan sumberdaya pulau-pulau kecil berbasis kerentanan dan daya dukung di Kecamatan Liukang Tupabbiring, Kabupaten Pangkajene Kepulauan, Provinsi Sulawesi Selatan

1 26 436

Pengelolaan Sumberdaya Pulau Kecil Untuk Ekowisata Bahari Berbasis Kesesuaian Dan Daya Dukung. (Studi Kasus Pulau Matakus, Kabupaten Maluku Tenggara Barat, Provinsi Maluku)

2 11 159

Kajian Kesesuaian dan Daya Dukung Ekosistem Mangrove untuk Pengembangam Ekowisata di Gugus Pulau Tanakeke Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan

2 6 173

Analisis Kesesuaian dan Daya Dukung Ekowisata Pantai, Selam dan Snorkeling di Pulau Berhala Kabupaten Serdang Bedagai Provinsi Sumatera Utara

0 0 10

Analisis Kesesuaian dan Daya Dukung Ekowisata Pantai, Selam dan Snorkeling di Pulau Berhala Kabupaten Serdang Bedagai Provinsi Sumatera Utara

0 0 2

Analisis Kesesuaian dan Daya Dukung Ekowisata Pantai, Selam dan Snorkeling di Pulau Berhala Kabupaten Serdang Bedagai Provinsi Sumatera Utara

0 0 5

ANALISA KESESUAIAN KAWASAN DAN DAYA DUKUNG UNTUK PENGEMBANGAN EKOWISATA BAHARI DI PULAU PASUMPAHAN KOTA PADANG ARTIKEL

0 0 17