2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Ekowisata Bahari
Wisata bahari merupakan kegiatan wisata yang mengandalkan daya tarik alami lingkungan pesisir dan lautan, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Kegiatan wisata bahari secara langsung berupa kegiatan diving, snorkling, berenang, berperahu dan lain sebagainya. Sedangkan wisata bahari secara tidak
langsung seperti kegiatan olah raga pantai dan piknik menikmati atmosfir laut Nurisyah, 1998. Kegiatan wisata bahari pada dasarnya dilakukan berdasarkan
keunikan alam, karakteriktik ekosistem, kekhasan seni budaya dan karakteristik masyarakat sebagai kekuatan dasar yang dimiliki oleh masing-masing daerah.
Dewasa ini pengembangan wisata bahari diarahkan pada kegiatan wisata yang berwawasan kelestarian sumberdaya dan lingkungan atau lebih dikenal
dengan istilah ekowisata bahari marine ecotourism. Ekowisata bahari merupakan konsep pemanfaatan daya tarik estetika sumberdaya hayati pesisir
dan pulau-pulau kecil yang berwawasan lingkungan. Menurut The International Ecotourism Society atau TIES 1991 ekowisata adalah perjalanan wisata ke
wilayah-wilayah alami dalam rangka mengkonservasi atau menyelamatkan lingkungan dan memberi penghidupan penduduk lokal. Berdasarkan definisi
tersebut, mengindikasikan bahwa kegiatan ekowisata bahari dilakukan dengan memenuhi kaidah-kaidah pelestarian lingkungan.
Konsep ekowisata menghargai potensi sumberdaya lokal dan mencegah terjadinya perubahan kepemilikan lahan, tatanan sosial dan budaya masyarakat
karena masyarakat berperan sebagai pelaku dan penerima manfaat utama, disamping itu ekowisata juga mendukung upaya pengembangan ekonomi yang
berkelanjutan karena memberikan kesempatan kerja dan menjadi salah satu sumber penghasilan masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraannya. Western
1995 ekowisata adalah perjalanan wisata ke wilayah-wilayah yang lingkungan alamnya masih asli, dengan menghargai warisan budaya dan alamnya, mendukung
upaya-upaya konservasi, tidak menghasilkan dampak negatif, dan memberikan keuntungan sosial ekonomi serta menghargai partisipasi penduduk lokal.
Saat ini timbul kekhawatiran baru ketika istilah ekowisata digunakan hanya sebagai label dalam memasarkan produk wisata yang berbasis alam untuk
memanfaatkan peluang emas dan kecenderungan pasar yang ada. Dalam hal ini tidak saja terjadi kesalahpahaman tentang istilah ekowisata, tetapi lebih dalam
lagi telah terjadi pemanfaatan istilah tersebut. Istilah ekowisata bahari berbeda dengan istilah wisata bahari. Wisata bahari dapat diartikan sebagai bentuk
kegiatan wisata, misalnya wisata selam diving, wisata snorkling, wisata pantai, wisata mancing, dan beberapa kegiatan lain yang berhubungan dengan
pemanfaatan sumberdaya kelautan. Diantara jenis kegiatan wisata tersebut, kegiatan diving merupakan salah satu olah raga yang mengalami pertumbuhan
yang cepat Dignam, 1990 Fandeli dan Mukhlison 2000 menyatakan bahwa ekowisata mempunyai
dua pengertian, yakni sebagai perilaku dan industri. Sebagai perilaku, pengertian ekowisata dapat diartikan sebagai kunjungan kedaerah-daerah yang masih bersifat
alami dimana kegiatan wisata bahari yang dilakukan mengahargai potensi sumberdaya dan budaya masyarakat lokal. Pengertian ini menumbuhkan istilah
ekowisata yang sering kita dengar yaitu wisata alam. Pengertian ekowisata sebagai suatu industri telah mengembangkan pemahaman bahwa kegiatan-
kegiatan wisata diwilayah yang masih alami harus dilakukan dengan membangun kerjasama antara seluruh pelakunya, pemerintah, swasta dan masyarakat dan
manfaat yang diperoleh selayaknya kembali tidak hanya kepada para pelakunya namun terutama kepada usaha-usaha untuk melestarikan wilayah tersebut dan
mensejahterakan masyarakatnya.
2.2 Fungsi Ekowisata Bahari