Latar Belakang Penilaian ekonomi Situ Gede, Kelurahan Situ Gede, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor

II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Ekosistem

Menurut Undang –undang No. 32 Tahun 2009tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, bahwa ekosistem adalah tatanan unsur lingkungan hidup yang merupakan kesatuan utuh-menyeluruh dan saling mempengaruhi dalam membentuk keseimbangan, stabilitas dan produktivitas lingkungan hidup. Berdasarkan pengertian diatas ekosistem adalah tingkatan organisasi yang lebih tinggi dari komunitas atau kesatuan dari suatu komunitas dan lingkungannya dimana terjadi hubungan satu sama lain. Dalam ekosistem tidak hanya ada spesies dan tumbuhan saja tetapi juga terdapat segala bentuk interaksi antar berbagai macam bentuk materi yang melakukan siklus dalam ekosistem tersebut. Berdasarkan proses terjadinya, ekosistem dibedakan atas dua macam yaitu ekosistem alami dan ekosistem buatan. Pengelompokan ekosistem yang dikaitkan dengan kegiatan ilmu pengetahuan dan teknologi dapat dibagi menjadi ekosistem alami dan ekosistem buatan Irwan 2010. Ekosistem alami adalah ekosistem yang belum pernah ada campur tangan manusia. Ekosistem buatan adalah ekosistem yang sudah banyak dipengaruhi manusia misalnya danau buatan, sawah atau ekosistem pertanian. Perbedaan antara ekosistem alami dan ekosistem buatan akan dijelaskan sebagai berikut : a. Ekosistem Buatan Komponen-komponennya biasanya kurang lengkap, memerlukan subsidi energi, memerlukan pemeliharaan atau perawatan, mudah terganggu, dan mudah tercemar. Ekosistem buatan lebih rentan terhadap perubahan atau tidak mantap. b. Ekosistem Alami Komponen-komponennya lebih lengkap, tidak memerlukan pemeliharaan atau subsidi energi karena dapat memelihara dan memenuhi diri sendiri, dan selalu dalam keseimbangan. Ekosistem ini lebih mantap, tidak mudah terganggu, tidak mudah tercemar, kecuali jika ada bencana alam. Batas dari suatu ekosistem dapat ditinjau dari kelengkapan komponen yang ada. Selama masih ada komponen-komponen ekosistem didalamnya, maka lokasi tersebut dapat disebut ekosistem. Dalam hal ini ekosistem dibagi menjadi ekosistem lengkap dan ekosistem tidak lengkap.

2.2 Sumberdaya Perairan Situ

Kondisi alam Indonesia yang kaya dengan sumber daya air danau dengan berbagai tipologi dan karakteristiknya maka pengertian danau disesuaikan dengan kondisi di Indonesia dan bersifat umum sehingga memberikan kemudahan bagi para pengelola danau dan masyarakat pengguna danau untuk penafsiran peraturan perundangan dan berbagai pedoman pelaksanaannya. Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 28 Tahun 2009, pengertian danau adalah wadah air dan ekosistemnya yang terbentuk secara alamiah termasuk situ dan wadah air sejenis dengan sebutan istilah lokal. Situ adalah salah satu bentuk ekosistem perairan tergenang yang berukuran kecil dan bersalinitas rendah atau tawar. Istilah situ biasanya digunakan oleh masyarakat Jawa Barat untuk sebutan danau kecil Puspita et al. 2005. Situ merupakan suatu wadah atau genangan air di atas permukaan tanah yang terbentuk secara alami maupun buatan, dimana airnya berasal dari air tanah atau air permukaan sebagai siklus hidrologis yang potensial serta keberadaannya harus tetap dijaga Alkadri dan Suhandojo 1999. Menurut proses terbentuknya, danau terdiri dari dua macam yaitu secara danau alami natural lake dan danau buatan man made lake artificial lake. Danau buatan dikenal dengan sebutan waduk reservoir atau bendungan dan danau kecil yang disebut situ. Secara umum situ memiliki tiga nilai manfaat yaitu ekologis, ekonomis dan sosial budaya. Nilai manfaat ekologis dari situ adalah sebagai habitat dari berbagai jenis flora dan fauna, pengaturan hidrologis dan penjaga sistem serta proses alami yang terjadi di alam. Nilai ekonomis dari situ adalah penghasil sumber daya alam, energi sumber air, sarana wisata, serta olahraga. Nilai manfaaat sosial budaya dari situ adalah sebagai saran bagi pengembangan pola kehidupan, kebudayaan serta sebagai penentu sumber mata pencarian masyarakat sekitar Puspita et al. 2005. Ismail 2007, menyatakan sumber air waduk dapat berasal dari sungai, air tanah dan air hujan. Produktivitas yang tinggi terjadi di perairan eurofik, dimana perairan tersebut banyak menerima nutrisi dari kegiatan manusia. Meningkatnya kegiatan biologi dalam waduk per unit waktu dan volume air tertentu, maka produksi organik pun akan meningkat dan mengendap di dasar waduk sehingga dapat terjadi pendangkalan. Keberadaan organisme pada situ akan membentuk suatu komunitas biologi yang berkaitan erat dengan struktur fisik dari situ. Struktur fisik pada perairan situ inilah yang disebut sebagai zonasi. Zona pertama pada perairan situ adalah zona litoral. Zona ini merupakan zona yang memiliki penetrasi cahaya yang memadai dan terdapat banyak sedimen sehingga merupakan tempat hidup dari berbagai organisme akuatik seperti tumbuhan air, alga, invertebrata, ikan, dan organisme lainnya. Zona kedua adalah zona limnetik. Merupakan zona terbuka dan penetrasi cahaya mulai terbatas sehingga tidak semua kolom perairan pada situ akan memiliki intesitas cahaya yang sama. Organisme yang paling melimpah pada zona limnetik adalah invertebrata benthos seperti dipteran atau crustacea kecil. Secara umum, organisme yang sering berada pada situ adalah ikan, amphibian, plankton, benthos, tumbuhan air, bakteri, dan fungi Horne dan Goldman 1994. Menurut Odum 1993, terdapat empat kelompok penyusun utama dari perairan tawar termasuk situ. Empat kelompok tersebut adalah moluska, serangga air, udang-udangan, dan ikan. Menurut Putri 2010, biota akuatik Situ Gede dapat diamati secara khusus melalui keberadaan organisme akuatik di dalamnya. Biota akuatik yang hidup di situ tidak hanya berada pada dasar situ saja namun juga pada bagian permukaan situ. Biota akuatik yang dapat diamati terdiri dari plankton baik fitoplankton maupun zooplankton, tumbuhan air, nekton, benthos, dan perifiton. Komunitas ikan yang hidup di perairan Situ Gede terdiri dari ikan sapu-sapu Hypostomus plecostomus, ikan mujair Oreochromis mossambicus, ikan nila Oreochromis niloticus, ikan nilam Osteochilus hasseltii, ikan tawes Barbonymus gonionotus, ikan lele Clarias batrachus, ikan mas Cyprinus carpio, ikan patin Pangasius sp., ikan gabus Channa striata, ikan betutu Oxyleotris marmorata dan ikan belida Notopterus chitalla.