perairan tersebut banyak menerima nutrisi dari kegiatan manusia. Meningkatnya kegiatan biologi dalam waduk per unit waktu dan volume air tertentu, maka
produksi organik pun akan meningkat dan mengendap di dasar waduk sehingga dapat terjadi pendangkalan.
Keberadaan organisme pada situ akan membentuk suatu komunitas biologi yang berkaitan erat dengan struktur fisik dari situ. Struktur fisik pada perairan situ
inilah yang disebut sebagai zonasi. Zona pertama pada perairan situ adalah zona litoral. Zona ini merupakan zona yang memiliki penetrasi cahaya yang memadai
dan terdapat banyak sedimen sehingga merupakan tempat hidup dari berbagai organisme akuatik seperti tumbuhan air, alga, invertebrata, ikan, dan organisme
lainnya. Zona kedua adalah zona limnetik. Merupakan zona terbuka dan penetrasi cahaya mulai terbatas sehingga tidak semua kolom perairan pada situ akan
memiliki intesitas cahaya yang sama. Organisme yang paling melimpah pada zona limnetik adalah invertebrata benthos seperti dipteran atau crustacea kecil.
Secara umum, organisme yang sering berada pada situ adalah ikan, amphibian, plankton, benthos, tumbuhan air, bakteri, dan fungi Horne dan Goldman 1994.
Menurut Odum 1993, terdapat empat kelompok penyusun utama dari perairan tawar termasuk situ. Empat kelompok tersebut adalah moluska, serangga air,
udang-udangan, dan ikan. Menurut Putri 2010, biota akuatik Situ Gede dapat diamati secara khusus
melalui keberadaan organisme akuatik di dalamnya. Biota akuatik yang hidup di situ tidak hanya berada pada dasar situ saja namun juga pada bagian permukaan
situ. Biota akuatik yang dapat diamati terdiri dari plankton baik fitoplankton maupun zooplankton, tumbuhan air, nekton, benthos, dan perifiton. Komunitas
ikan yang hidup di perairan Situ Gede terdiri dari ikan sapu-sapu Hypostomus plecostomus, ikan mujair Oreochromis mossambicus, ikan nila Oreochromis
niloticus, ikan nilam Osteochilus hasseltii, ikan tawes Barbonymus gonionotus, ikan lele Clarias batrachus, ikan mas Cyprinus carpio, ikan patin
Pangasius sp., ikan gabus Channa striata, ikan betutu Oxyleotris marmorata dan ikan belida Notopterus chitalla.
2.3 Nilai Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan
Konsep nilai ekonomi bukan hanya menyangkut nilai pemanfaatan langsung dan tidak langsung semata, namun lebih dari itu. Nilai bisa diartikan
sebagai importance atau desirability. Dalam konsep ekonomi menilai diartikan sebagai melakukan valuasi yang berhubungan dengan perubahan kesejahteraan
masyarakat. Oleh karena itu nilai ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan SDAL dapat diartikan sebagai menilai konstribusi SDAL terhadap kesejahteraan
manusia Fauzi 2003. Menurut Fauzi 2006, sumber daya didefinisikan sebagai suatu yang
dipandang memiliki nilai ekonomi. Dapat juga dikatakan bahwa sumber daya adalah komponen dari ekosistem yang menyediakan barang dan jasa yang
bermanfaat bagi kebutuhan manusia. Grima dan Berkes 1989 mendefinisikan sumber daya sebagai aset untuk pemenuhan kepuasan dan utilitas manusia.
Sumber daya alam selain menghasilkan barang dan jasa yang dapat dikonsumsi baik secara langsung direct maupun tidak langsung indirect juga
dapat menghasilkan jasa-jasa lingkungan yang memberikan manfaat dalam bentuk lain, seperti manfaat amenity yaitu keindahan dan ketenangan, manfaat tersebut
sering disebut
sebagai manfaat
fungsi ekologis
yang sering
tidak terkuantifikasikan dalam perhitungan menyeluruh terhadap nilai sumber daya.
Nilai tersebut tidak saja merupakan nilai pasar barang yang dihasilkan dari suatu sumber daya melainkan juga nilai jasa lingkungan yang ditimbulkan oleh sumber
daya tersebut Fauzi 2006. Setiap individu memiliki sejumlah nilai yang dikatakan sebagai nilai penguasaan yang merupakan basis preferensi individu.
Pada akhirnya nilai objek ditentukan oleh bermacam-macam nilai yang dinyatakan assigned value oleh individu. Model nilai ekonomi total total
economic value dapat dilihat pada Gambar 1.
Sumber: Pearce dan Moran. 1994
Nilai ekonomi total total economic value suatu sumber daya secara garis besar dikelompokan menjadi nilai guna use value dan nilai non-gunaintrinsik
non-use value Pearce dan Moran 1994. Nilai guna use value dibagi menjadi nilai guna langsung direct use value, nilai guna tak langsung indirect use value
dan nilai pilihan option value. Nilai guna diperoleh dari pemanfaatan aktual lingkungan Turner et al. 1994. Nilai non-guna dibagi menjadi nilai keberadaan
existence value, nilai warisan bequest value dan nilai pilihan option value. Nilai guna langsung direct use value adalah nilai yang ditentukan oleh
kontribusi lingkungan pada aliran produksi dan konsumsi Munasinghe 1993. Nilai guna langsung berkaitan dengan output yang langsung dapat dikonsumsi,
misalnya makanan, biomassa, rekreasi dan kesehatan. Nilai guna tak langsung indirect use value ditentukan oleh manfaat yang berasal dari jasa-jasa
lingkungan dalam mendukung aliran produksi dan konsumsi. Nilai pilihan option value berkaitan dengan pilihan pemanfaatan lingkungan pada masa yang akan
datang. Pernyataan preferensi kesediaan membayar untuk konservasi sistem lingkungan atau komponen sistem berhadapan dengan beberapa kemungkinan
pemanfaatan oleh individu dikemudian hari. Ketidakpastian penggunaan dimasa yang akan datang berhubungan dengan ketidakpastian penawaran lingkungan,
teori ekonomi mengindikasikan bahwa nilai pilihan adalah kemungkinan positif Turner et al. 1994.
Nilai intrinsik nilai non guna dibagi menjadi dua bagian yaitu nilai keberadaan existence value dan nilai warisan bequest value. Nilai intrinsik
berhubungan dengan kesediaan membayar positif, jika responden tidak
Nilai Total Ekonomi
Nilai Guna Langsung
Nilai Guna Tidak Langsung
Nilai Pilihan
Nilai Keberadaan
Nilai Bukan Guna Lainnya
Nilai Bukan Guna Nilai Guna
Gambar 1 Nilai Ekonomi Total