Kondisi Lingkungan Kelurahan Situ Gede

Tabel 5 Karakteristik Responden Kegiatan Pertanian di Desa Cikarawang No. Karakteristik Skala Jumlah orang Persentase 1 Umur 31 – 40 5 17 41 – 50 8 27 51 – 60 6 20 61 – 70 6 20 71 – 80 4 13 81 – 90 1 3 2 Jenis Kelamin Laki-laki 13 57 Perempuan 17 43 3 Pendidikan Tidak Sekolah 8 27 Sekolah Dasar 7 23 SMPTsanawiyah 3 10 SMASMKAliyah 12 40 4 Status Pernikahan Belum Menikah 7 23 Menikah 23 77 5 Jumlah Tanggungan 5 17 1-3 15 50 4-6 7 23 7-9 1 3 ≥10 2 7 6 Status Kepemilikan Lahan Milik Sendiri 30 100 Sewa 7 Pengalaman Berusahatani 01 – 20 12 40 21 – 40 9 30 41 – 60 7 23 61 – 80 2 7 Jumlah 30 100 Tingkatan usia petani padi Desa Cikarawang, usia responden cukup bervariasi dengan persentase terbesar berada pada selang usia 41 – 50 tahun yaitu 27 persen, sedangkan persentase terendah berada padaselang usia 81-90 tahun dengan nilai persentase 3 persen. Hal ini dikarenakan beberapa warga Desa Ciakrawang menjadikan sektor pertanian sebagai mata pencaharian pokok. Mata pencaharian ini sudah menjadi kegiatan turun temurun dari orangtua tua responden. Selain itu Desa Cikarawang juga memiliki lahan pertanian yang masih luas, sehingga beberapa masyarakat desa yang ketika memasuki masa dewasa lebih memilih bekerja sebagai seorang petani Responden petani di Desa Cikarawang cukup merata yaitu petani yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 57 persen dan petani yang berjenis laki- laki sebanyak 43 persen. Aspek usia mempengaruhi responden pada kondisi fisik petani. Usia petani yang masih muda memiliki kondisi fisik yang sangat baik untuk menjalankan usahatani. Responden memiliki tingkat usia yang bervariasi yaitu dari usia 30 tahun hingga 90 tahun. Usia responden sebagian besar pada kisaran 41-60 tahun sebanyak 47 persen yang merupakan usia tidak-produktif. Penyerapan ilmu pengetahuan dan teknologi yang digunakan dalam pengelolaan lahan juga bisa dipengaruhi oleh tingkat pendidikan responden. Responden pada penelitian ini sebagian besar telah menganyam pendidikan formal, mulai dari tingkat Sekolah Dasar SD, Sekolah Menengah Pertama SMP dan Sekolah Menengah Akhir SMA,namun masih ada beberapa masyarakat yang tidak memiliki pendidikan formal. Pendidikan petani yang semakin tinggi maka akan berpengaruh dengan hasil pertanian. Pendidikan ini berpengaruh dariinformasi-informasi seputar pertanian yang di dapat dan penggunaan teknologi pertanian yang terbaru. Jumlah tanggungan keluarga merupakan salah satu karakteristik responden yang ditentukan dari jumlah anggota yang terdiri dari istri, anak dan anggota keluarga lainnya yang tinggal bersama dalam satu rumah. Berdasarkan data hasil penelitian, responden memiliki jumlah tanggungan keluarga berkisar antara 1-15 orang, Responden memiliki jumlah tanggungan 1-3 orang sebanyak 50 persen responden dan sisanya sebanyak tiga persen responden memiliki tanggungan keluarga lebih dari 10 yaitu sebanyak tiga persen. Berdasarkan survei dan wawancara terhadap responden sebanyak 100 persen, dimana lahan yang mereka miliki merupakan milik sendiri. Kepemilikan lahan ini berpengaruh terhadap biaya yang dikeluarkan untuk lahan pertanian dalam jangka panjang. Dalam hal ini petani tidak mengeluarkan biaya sewa lahan, karena lahan yang dimiliki merupakan milik sendiri. Lahan pertanian di desa Cikarawang merupakan warisan yang turun temurun yang diberikan ke anaknya. Masyarakat Desa Cikarawang umumnya menjadikan usahatani sebagai mata pencaharian pokok atau utama untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga petani. Status pekerjaan petani padi di Desa Cikarawang cukup merata. Tabel 7 menyajikan sebaran petani responden berdasarkan status pekerjaan petani padi. Sebanyak 57 persen bermata pencaharian pokok sebagai petani dan sisanya sebesar 43 persen memilih usahatani sebagai mata pencaharian sampingan. Status pekerjaan petani padi memperlihatkan sejauh mana waktu dan perhatian petani terhadap pekerjaannya. Jika petani menjadikan usahatani sebagai