Persepsi Responden Berdasarkan Kualitas Lingkungan dan

6.2.2 Pemanfaatan untuk Pertanian

Pemanfaatan langsung Situ Gede tidak hanya untuk pemancingan saja tetapi juga dimanfaatkan untuk kegiatan pertanian. Sumber air yang ada di situ berasal dari mata air dan saluran irigasi Cibanten dan Cibende. Kawasan ini memiliki potensi yang sangat besar untuk kegiatan pertanian. Air irigasi Situ Gede dimanfaatkan oleh petani yang terletak di Desa Cikarawang. Kondisi bangunan air di Situ Gede cukup terjaga dan masih berfungsi. Hal ini dapat dilihat dari keberadaan bangunan pengeluaran outlet dan pintu air yang berfungsi dengan baik. Aliran air Situ Gede digunakan untuk menyuplai air ke Desa Cikarawang untuk irigasi pertanian. Luas lahan pertanian di Desa Cikarawang yang dialiri air Situ Gede sekitar 127 Ha. Keadaan pengeluaran air danpintu air Situ Gede dapat dilihat pada Gambar 8. Gambar 8 Kondisi Pintu Air Situ Gede Petani yang berada di Desa Cikarawang pada umumnya menanam padi dikarenakan mayoritas lahan adalah lahan pertanian dan persawahan. Penanaman padi tersebut dilakukan sekali dalam setahun. Selain bertanam padi pertanian di daerah ini juga melakukan penanaman holtikultura sebagai tanaman selingan. Jenis tanaman selingan yang ditanam oleh petani di Desa Cikarawang seperti ubi jalar, kacang tanah, singkong dan jambu.

6.2.3 Pemanfaatan untuk Wisata

Situ Gede merupakan salah satu destinasi wisata di Kota Bogor. Kondisi lingkungan yang masih terjaga dan keindahan alam yang masih terpelihara menjadi daya tarik pengunjung untuk melakukan kegiatan wisata. Wisata Situ Gede dijadikan wisata harian oleh warga Bogor. Kegiatan wisata yang dapat dilakukan di Situ Gede berupa jalan-jalan di kerimbunan hutan, menikmati keindahan alam di sekitar kawasan dan menikmati atraksi wisata air seperti bebek-bebekkan dan perahu dayung. Situ Gede juga digunakan sebagai lokasi pembuatan film dan sinetron serta foto pre wedding. Pemandangan Situ Gede dapat dilihat pada Gambar 9. Gambar 9 Pemandangan Alam Situ Gede Waktu tempuh lokasi Situ Gede dari jalan utama yang relatif singkat dan banyaknya petunjuk arah menuju situ membuat Situ Gede mudah ditemukan. Wisata alam Situ Gede ini terbilang murah karena pengunjung hanya mengeluarkan biaya untuk perjalanan saja dikarenakan belum ada biaya tiket untuk masuk ke lokasi wisata tersebut. Berdasarkan itu, jumlah pengunjung yang datang ke Situ Gede biasa mencapai 200 – 700 pengunjung perbulan. Pengelolaan aktivitas wisata Situ Gede saat ini masih dikelola oleh penduduk setempat. Selama ini potensi wisata di Situ Gede telah dipromosikan oleh Pemerintah Kota Bogor dengan cara pemberian brosur pada saat pameran, melalui media internet, koran ataupun membuat acara yang dihadiri oleh Walikota Bogor. Lokasi wisata ini berada kurang lebih 10 km dari pusat Kota Bogor, atau sekitar 3 km di utara Terminal Bubulak. Situ Gede sebetulnya berdekatan, atau berada dalam satu sistem, dengan beberapa situ yang lain di dekatnya. Situ-situ tersebut yaitu Situ Leutik kini sudah menghilang, Situ Panjang, dan Situ Burung yang terletak di Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor.

6.3 Nilai Ekonomi Pemanfaatan Situ Gede

Ada tiga jenis nilai ekonomi dari pemanfaatan Situ Gede yang terjadi saat ini. Nilai ekonomi tersebut meliputi nilai ekonomi pemancingan, nilai ekonomi irigasi pertanian dan nilai ekonomi wisata. Metode yang digunakan dalam penilaian ekonomi dari pemanfaatan tersebut berupa metode harga pasar untuk nilai ekonomi pamancingan, metode analisis biaya untuk nilai ekonomi irigasi pertanian dan metode biaya perjalanan untuk nilai ekonomi wisata.

6.3.1 Nilai Ekonomi Situ Gede dari Kegiatan Pemancingan

Masyarakat sekitar situ banyak yang memanfaatkan waktu luangnya untuk memancing di Situ Gede. Setiap harinya jumlah pemancing cukup banyak terutama di akhir pekan dan hari libur nasional. Umumnya pemancing melakukan kegiatan ini untuk mengisi waktu luang di bandingkan untuk kegiatan bisnis. Hal ini mengakibatkan hasil pancingan yang diperoleh dimanfaatkan untuk konsumsi sendiri atau ditempatkan di kolam rumah. Hasil wawancara dengan pemancing diperoleh keterangan, apabila dilakukan perhitungan secara ekonomi maka ada beberapa manfaat bersih per Kg hasil tangkapan ikan akan bernilai negatif lampiran 6. Hal ini dikarenakan dalam aktifitas tersebut pada umumnya dilakukan untuk mendapatkan kepuasan atau kesenangan batin di bandingkan untuk mendapatkan hasil ikan yang banyak. Jenis hasil ikan yang ditangkap dominan adalah mujairnila, dan patin. Alat pancing yang digunakan dalam memancing yaitu dengan dua tipe jenis pancingan yang berupa tegek dan rill. Waktu yang dilakukan untuk memancing ikan umumnya siang hari. Penilaian dalam pemanfaatan pemancingan menggunakan metode harga pasar. Hal ini dapat dilihat dari berapa hasil rata-rata memancing dari pemancing lampiran 4. Selain itu juga dilihat dari biaya yang dikeluarkan sekali memancing lampiran 5. Lebih jelasnya hal ini dapat dilihat pada Tabel 15. Tabel 15 Analisis Ekonomi Dari Kegiatan Memancing di Situ Gede No. Uraian Harga per satuan Rp per Kg Jumlah Kg per Tahun Nilai Rp per Tahun I PENERIMAAN 1.Tawes 15.000 46,2 693.000 2. Patin 15.000 56,5 847.000 3. Mujair Nila 22.000 116,6 2.565.200 4. Gabus 35.000 52,8 1.848.000 5. Bawal 30.000 1,47 44.000 Total Penerimaan 5.997.200 II BIAYA VARIABEL Konsumsi 3.907.200 Umpan 920.300 Lumut 218.500 Transportasi 360.800 Total Biaya Tunai 5.406.800 III BIAYA TETAP Penyusutan Alat Pancing 239.800 Total Biaya Tetap 239.800 TOTAL BIAYA 5.646.700 MANFAAT BERSIH 350.500 Penerimaan pemancingan terdiri dari penerimaan ikan tawes sebanyak Rp 693.000 per tahun, penerimaan ikan patin sebanyak Rp 847.000 per tahun, penerimaan ikan gabus sebanyak Rp 2.565.200 per tahun, penerimaan ikan mujair sebanyak Rp 1.848.000 per tahun dan penerimaan ikan bawal sebanyak Rp 44.000 per tahun. Total penerimaan yang diperoleh pemancing sebesar Rp 5.997.200 per tahun. Biaya yang dikeluarkan pemancing meliputi biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap berupa nilai penyusutan alat tangkap sebesar Rp 239.800 per tahun, sedangkan biaya variabel adalah berupa biaya konsumsi Rp 3.907.200 per tahun dan biaya umpan sebesar Rp 920.000 per tahun, biaya trasnportasi sebesar Rp 360.800 per tahun dan biaya lumut sebesar Rp 218.500 per tahun . Hasil biaya total yang harus dikeluarkan pemancing sebesar Rp 5.406.800 per tahun. Manfaat bersih yang dihasilkan dari perikanan tangkap adalah Rp 350.500 per tahun. Estimasi banyaknya pemancing di Situ Gede dalam satu tahun diketahui berdasarkan wawancara langsung. Wawancara tersebut di lakukan kepada pemancing yang melakukan kegiatan memancing antar lima sampai tujuh hari dalam satu minggu. Hal ini dikarenakan pemancing tersebut lebih mengetahui keadaan yang terjadi di Situ Gede. Lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 16.