Penelitian Terdahulu Penilaian ekonomi Situ Gede, Kelurahan Situ Gede, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor

IV METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Metode Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Situ Gede, Kelurahan Situ Gede, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor Provinsi Jawa Barat. Kawasan Situ Gede ini memiliki luas kawasan sekitar enam hektar. Pemilihan lokasi ini dilakukan secara sengaja purposive dengan pertimbangan bahwa kawasan tersebut memiliki potensi sumber daya alam dan lingkungan yang bisa dimanfaatkan untuk aktivitas ekonomi. Selain itu, lokasi penelitian dipilih dekat dengan kampus Institut Pertanian Bogor dimana hal ini layak diteliti, karena peneliti berkeinginan memanfaatkan ilmu yeng telah dipelajari agar bermanfaat bagi daerah di sekitar kampus. Pengambilan data penelitian dilaksanakan pada bulan April hingga Mei 2014. Adapun kuesioner dalam penelitian ini terlampir dalam Lampiran 1.

4.2 Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari wawancara langsung dengan responden dengan menggunakan kuesioner, survei, dan observasi langsung di lokasi penelitian. Data primer terdiri dari pemancing, petani, pengunjung wisata dan persepsi masyarakat sekitar Situ Gede. Data sekunder diperoleh dari instansi yang terkait pada penelitian ini seperti Tim Pengelola Wisata Situ Gede, Kelurahan Situ Gede dan Kelompok Tani Hurip. Desa Cikarawang. Data tersebut diolah secara kualitatif dan secara kuantitatif setelah itu diinterpretasikan secara deskriptif.

4.3 Metode Pengambilan Sampel

Metode yang digunakan dalam pengambilan contoh pengunjung adalah non-probability sampling dimana pada metode ini tidak memberikan kemungkinan yang sama bagi tiap unsur populasi untuk dijadikan responden. Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini yaitu menggunakan metode purposive sampling dengan menentukkan kriteria khusus terhadap sampel Prasetyo dan Jannah, 2005. Kerangka sampel tidak memadai karena tidak ada daftar pengunjung yang terkait dengan pemanfaata Situ Gede. Responden dalam penelitian ini ditentukan menggunakan metode purposive sampling dengan menetukan kriterian khusus terhadap sampel Prasetyo dan Jannah 2005. Kriteria pengambilan sampel dipilih secara sengaja disesuaikan dengan tujuan dari penelitian ini. Responden pengunjung adalah mereka yang berusia 17 tahun ke atas. Usia 17 tahun dipilih karena dapat berkomunikasi dengan baik dan bersedia untuk diwawancarai sehingga mudah untuk mendapatkan data yang diperlukan. Kriteria sampel untuk penelitian ini yaitu responden yang bertujuan untuk wisata dan memancing di Situ Gede sedangkan untuk irigasi pertanian responden tersebut adalah petani padi yang memanfaatkan air irigasi dari Situ Gede. Penentuan sampel responden pada penelitian ini dibagi menjadi tiga bagian, yakni pemancing sebanyak 30 orang, petani sebanyak 30 orang, dan pengunjung wisata dengan jumlah 60 orang.

4.4 Metode Pengolahan dan Analisis Data

Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian. Data-data yang diperoleh akan diolah secara kualitatif dan kuantitatif. Metode kuantitatif dilakukan dengan cara mengumpulkan dan mengolah data yang diperoleh melalui kuisioner. Metode kualitatif berupa penyajian data dengan cara mengiterpretasikan dan mendeskripsikan data kuantitatif. Pengolahan dan analisis data dilakukan secara manual dan menggunakan program komputer Microsoft Office Excel 2007 dan Minitab 15. Metode Analisis data yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2 Matriks Metode Analisis Data No. Tujuan Penelitian Jenis Data yang Diperlukan Metode Analisis data 1 Menganalisis persepsi masyarakat terhadap kualitas lingkungan dan pengelolaan Situ Gede. - Persepsi masyarakat sekitar terhadap kualitas lingkungan dan pengelolaan Situ Gede. - Analisis Deskriptif 2 Mengidentifikasi jenis pemanfaatan yang saat ini terjadi di Situ Gede. - Pemanfaaatan yang saat ini terjadi di Situ Gede. - Analisis Deskriptif 3 Mengestimasi nilai ekonomi dari pemanfaatan Situ Gede. - Nilai ekonomi perikanan - Nilai ekonomi pertanian pertanian - Nilai ekonomi wisata - Metode Harga Pasar - Analisis Biaya - Metode Biaya Perjalanan TCM

4.4.1 Analisis Persepsi Masyarakat

Analisis persepsi responden digunakan analisis deskriptif. Metode deskriptif adalah pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat. Tujuan dari analisis deskripif adalah untuk membuat gambaran secara sistematis, aktual, dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diteliti. Persepsi adalah suatu proses yang digunakan individu mengelola dan menafsirkan kesan indera mereka dalam memberikan makna terhadap lingkungan. Daya persepsi mereka diperkuat dengan adanya pengetahuan dan pengalaman. Persepsi responden terhadap kualitas lingkungan dan pengelolaan Situ Gede menggunakan instrumental Skala Likert dengan empat aspek , yaitu sangat baik, baik, kurang baik dan tidak baik. Analisis mengenai persepsi dilakukan dengan mentabulasikan data dengan bantuan program Microsoft Excel 2007. Analisis persepsi dilakukan pada beberapa kategori yang terkait dengan keberadaan kawasan Situ Gede. Indikator dari setiap kategoti dalam analisis persepsi akan pemanfaatan dan keberadaan situ dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3 Indikator Analisis Persepsi Responden Terhadap Kualitas lingkungan dan Pengelolaan Situ Gede No. Kategori Indikator Keterangan 1. Kualitas Udara - Sangat Baik - Udara yang ada sangat bersih dan keadaan sekitar situ sangat sejuk dan segar. - Baik - Udara yang ada bersih sehingga dan keadaan sekitar situ sejuk dan segar. - Tidak Baik - Udara yang ada tidak bersih dan keadaan sekitar situ tidak sejuk dan segar. - Sangat Tidak Bersih - Udara yang ada sangat tidak bersih dan keadaan sekitar situ sangat tidak sejuk dan segar. 2. Kualitas Air a. Warna Air - Bening - Warna air cerah, organisme yang ada dapat terlihat dan sinar matahari tembus dalam danau. - Coklat Cerah - Warna air keruh dan organisme masih dapat terlihat. - Coklat Tua - Warna air keruh dan organisme tidak dapat terlihat sama sekali. - Hitam - Warna air hitam. b. Bau Air - Tidak Bau - Bau air situ tidak tercium oleh pengunjung. - Agak Bau - Bau air situ tercium tapi dalam batas yang masih bisa di toleransi. - Berbau - Bau air dapat tercium dan cukup menyengat. - Sangat Bau - Bau air sangat menyengat dan mengganngu penciuman. Tabel 3 Indikator Analisis Persepsi Responden Terhadap Kualitas lingkungan dan Pengelolaan Situ Gede Lanjutan No. Kategori Indikator Keterangan 3. Kebersihan Lingkungan a. Banyaknya tempat sampah - Sangat Banyak - Terdapat sangat banyak tempat sampah sehingga memudahkan pengunjung. - Banyak - Terdapat tempat sampah di beberapa tempat setiap beberapa meter. - Cukup Banyak - Tempat sampah jumlahnya sedikit. - Tidak Ada - Tidak ada tempat sampah sama sekali. b. Keadaan Tempat Sampah - Sangat Layak - Keadaan tempat sampah sangat bagus dan dapat digunakan. - Layak - Keadaan tempat sampah masih dapat digunakan. - Cukup Layak - Keadaan tempat sampah masih dapat digunakan tetapi tidak cukup layak digunakan. - Tidak Layak - Keadaan tempat sampah hancur dan tidak dapat digunakan. c. Keadaan Sampah Sekitar Situ Gede - Sangat Banyak - Sampah di sekitar situ sangat banyak dan tumpukkan sampah berserakan hampir menutupi situ. - Banyak - Banyak sampah di sekitar situ dan tumpukan sampah berserakan. - Cukup Banyak - Sekitar situ masih terdapat sampah tetapi jumlahnya sedikit. - Tidak Ada - Sekitar situ bersih dari sampah yang berserakan maupun tumpukkan sampah. 4. Keindahan Alam - Sangat Indah - Pemandangan alam di Situ Gede sangat indah dan menarik bagi pengunjung maupun pemancing. - Indah - Pemandangan alam di Situ Gede indah dan pengunjung tertarik untuk melihat. - Tidak Indah - Pemandangan alam yang tersedia tidak terlihat indah dan kurang menarik. - Sangat Tidak Indah - Pemandangan alam yang tersedia sangat tidak indah dan masyarakat tidak tertarik untuk melihat situ. 5. Pengelolaan Situ Gede dari Pemancingan - Sangat Baik - Pengelolaan kawasan sudah sangat baik dan fasilitas yang ada sangat lengkap. - Baik - Pengelolaan kawasan sudah baik dan fasilitas yang ada lengkap. - Tidak Baik - Pengelolaan tidak baik dan fasilitas yang ada tidak lengkap. - Sangat Tidak Baik - Pengelolaan sangat tidak baik dan fasilitas yang ada sangat tidaklengkap. Tabel 3 Indikator Analisis Persepsi Responden Terhadap Kualitas lingkungan dan Pengelolaan Situ Gede Lanjutan No. Kategori Indikator Keterangan 6. Pengelolaan Situ Gede dari Pertanian - Sangat Baik - Pengelolaan kawasan sudah sangat baik dan fasilitas yang ada sangat lengkap. - Baik - Pengelolaan kawasan sudah baik dan fasilitas yang ada lengkap. - Tidak Baik - Pengelolaan tidak baik dan fasilitas yang ada tidak lengkap. - Sangat Tidak Baik - Pengelolaan sangat tidak baik dan fasilitas yang ada sangat tidaklengkap. 7. Pengelolaan Situ Gede dari Wisata - Sangat Baik - Pengelolaan kawasan sudah sangat baik dan fasilitas yang ada sangat lengkap. - Baik - Pengelolaan kawasan sudah baik dan fasilitas yang ada lengkap. - Tidak Baik - Pengelolaan tidak baik dan fasilitas yang ada tidak lengkap. - Sangat Tidak Baik - Pengelolaan sangat tidak baik dan fasilitas yang ada sangat tidaklengkap.

4.4.2 Metode Harga Pasar

Pada pendekatan ini, valuasi yang dilakukan untuk memberikan harga sumber daya alam dan lingkungan sedapat mungkin menggunakan harga pasar sesungguhnya. Hal ini dapat dilakukan bagi sumber daya alam yang diperjual belikan di pasar Kementerian Lingkungan Hidup 2007. Nilai ini digunakan untuk menghitung manfaat langsung dari Situ Gede yang memiliki harga pasar, seperti hasil memancing ikan. Data-data yang diperlukan untuk menghitung manfaat memancing ikan adalah banyak ikan, harga ikan dan biaya memancing yang dikeluarkan untuk mendapatkan ikan. Rumus yang digunakan yaitu sebagai berikut: NM = [ PYi. Yi � �=1 – PXi � �=1 ] Keterangan: NM = Nilai Manfaat Dari Pancingan Ikan Rupiah per Kg per Tahun PYi = Harga Ikan Rupiah per Kg Yi = Hasil Pancingan Ikan Kg per Tahun PXi = Biaya Penangkapan Ikan Rupiah i = Jenis ikan bawal, mujair, patin ,….dll

4.4.3 Analisis Biaya Irigasi

Menurut Ismail 2007, perhitungan biaya dalam pemanfaatan irigasi pertanian dilakukan dengan pendekatan kesediaan untuk membayar Willingness to Pay. Berdasarkan pendekatan ini maka semua yang dikorbankan petani untuk, memanfaatkan air irigasi pertanian diasumsikan sebagai ketersediaan petani untuk membayar. Biaya yang dikorbankan petani untuk membayar adalah biaya “ulu-ulu” atau biaya iuran untuk irigasi. Biaya ini berdasarkan kesepakatan antara petani dan pengelola pertanian. Perhitungan untuk prmanfaatan irigasi pertanian dapat dilakukan dengan biaya yang dikalkulasikan dari masing-masing petani distandarisasi kedalam biaya pengadaan air irigasi per Ha yakni dengan membagi seluruh biaya yang telah diperhitungkan dengan luas areal yang dimilikinya Ismail 2007. Perhitungan nilai irigasi ini dapat digambarkan dengan rumus: NEI = BPA x LAI x IPR Keterangan: NEI = Nilai Ekonomi Irigasi BPA = Biaya Pengadaan air per Ha Rupiah per tahun LAI = Luas Areal Sawah Irigasi Ha IPR = Intenstas Penanaman Rata-Rata kali per tahun

4.4.4 Metode Biaya Perjalanan Travel Cost Method

Metode biaya perjalanan dapat dikatakan sebagai metode yang tertua untuk pengukuran nilai ekonomi tidak langsung. Metode biaya perjalanan merupakan metode pertama kali digunakan untuk menduga nilai ekonomi sebuah komoditas yang tidak memiliki nilai pasar non-market. Metode ini menduga nilai ekonomi kawasan wisata berdasarkan penilaian yang diberikan masing- masing individu atau masyarakat terhadap kenikmatan yang tidak ternilai dalam rupiah dari biaya yang dikeluarkan untuk berkunjung ke sebuah objek wisata, baik itu opportunity cost mau pun biaya langsung yang dikeluarkan seperti biaya transportasi, konsumsi makanan, minuman, hotel, tiket masuk dan sebagainya. Fungsi permintaan kunjungan ke tempat wisata dan faktor-faktor yang mempengaruhinya diestimasi dengan pendekatan Individual Travel Cost Methods ITCM. Pendekatan ITCM didasarkan pada data primer yang diperoleh melalui survei dan teknik statistika yang lebih kompleks Fauzi 2006. Berdasarkan hal tersebut, maka model yang dibangun untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan wisata ke Situ Gede yang dibentuk dengan model regresi linear berganda dan dilakukan dengan ITCM tiap individu pertahun kunjungan, yaitu: Y= b - b 1 X1 + b 2 X 2 – b 3 X 3 – b 4 X 4 + b 5 X 5 – b 6 X 6 – b 7 X 7 + ε Keterangan: Y = Jumlah Kali Kunjungan Pengunjung dalam Setahun ke Situ Gede X 1 = Biaya Perjalanan Individu ke Wisata Situ Gede Rupiah X 2 = Pendapatan Responden Rupiah Per Bulan X 3 = Jarak Tempuh Menuju Lokasi Wisata Situ Gede Km X 4 = Waktu Tempuh Ke Wisata Situ Gede Menit X 5 = Lama Mengetahui Keberadaan Wisata Situ Gede Tahun X 6 = Jumlah Tanggungan Keluarga Orang X 7 = Umur Responden Tahun Ε = Error Term B 1 – B 7 = Koefisien Regresi Untuk Faktor X 1 -X 7 Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Jumlah kali kunjungan ke Situ Gede dipengaruhi oleh biaya perjalanan, jarak tempuh, waktu tempuh dan jumlah tanggungan keluarga dan umur yang diduga berpengaruh nyata secara negative terhadap jumlah kali kunjunganke Situ Gede. 2. Tingkat pendapatan, lama pengunjung mengetahui keberadaan wisata Situ Gede diduga berpengaruh nyata secara positif terhadap jumlah kali kunjungan ke Situ Gede. Menurut Fauzi 2006, menyatakan setelah mendapatkan fungsi permintaan, surplus konsumen yang merupakan proxy dari nilai Willingness to Pay terdapat lokasi wisata dapat diukur. Nilai surplus konsumen untuk mengestimasi nilai ekonomi wisata tersebut dapat diukur melalui formula: SK = N 2 2b 1 Keterangan: SK = Surplus konsumen N = Jumlah kunjungan yang dilakukan oleh individu i b 1 = Koefisien dari biaya perjalanan