lingkungan, pengalaman masa lalu, kebutuhan dan keinginan, kepercayaan, prasangka dan nilai. Individu akan lebih memperhatikan dan menerima orang lain
yang memiliki kepercayaan dan nilai yang sama dengannya sedangkan prasangka dapat menimbulkan bias dalam mempersepsikan sesuatu.
Persepsi bukanlah suatu hal yang memiliki sifat statis, tetapi terbuka terhadap berbagai informasi yang muncul dari lingkungan. Perubahan persepsi
dapat terjadi akibat berkembangnya pemahaman seorang terhadap lingkungan ataupun akibat terjadinya perubahan kebutuhan nilai-nilai yang dianut, sikap,
pendirian dan sebagainya Ismail 2007. Persepsi mengenai keadaan suatu lingkungan pada pribadi-pribadi yang berbeda juga akan berbeda tergantung pada
setiap individu dalam menanggapinya. Pengolahan data persepsi masyarakat dilakukan dengan menggunakan
Skala Likert. Skala Likert merupakan skala yang digunakan untuk mengukur variabel penelitian fenomena sosial spesifik seperti sikap, pendapat, dan persepsi
sosial seseorang. Instrumen penelitian yang menggunakan skala likert dapat dibuat dalam bentuk multiple choice atau checklist Hasan 2002. Pembagian
Skala Likert terbagi menjadi lima aspek, yiatu Sangat Memuaskan SM, Memuaskan M, Cukup Memuaskan CM, Kurang Memuaskan KM, dan
Tidak Memuaskan TM secara berturut bernilai 5, 4, 3, 2, 1. Pernyataan dalam item-item favorable mengandung nilai-nilai yang positif sampai item-item
unfavorable yang mengandung nilai negatif Ridwan dan Sunarto 2007. Data yang didapatkan dilakukan editing, untuk mengecek kelengkapan pengisian
kuesioner, setelah itu dilakukan coding untuk mempermudah pengolahan data, sistem scoring dibuat persentase agar memudahkan dalam membaca hasil yang
diperoleh.
2.5 Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu yang kajian penelitian sejenis dengan penelitian ini telah banyak dilakukan, khususnya kajian terhadap ekosistem situ. Penelitian yang
kajian penelitiannya sejenis dengan penelitian ini antara lain yaitu Ismail 2007, meneliti tentang penilaian ekonomi dan kebijakan pengelolaan lingkungan waduk
dalam pembangunan studi kasus Waduk Ir. H. Juanda Hasil pemanfaatan sumber
daya waduk diperoleh Nilai Ekonomi Total NET sebesar Rp 160.197.824.439 yang terdiri dari Nilai Guna Langsung NGL untuk pemanafaatan listrik sebesar
Rp 72.131.819.815, pemanfaatan perikanan Rp 44.524.512.963, pemanfaatan untuk irigasi Rp 27.427.796.000, pemanfaatan untuk transportasi air Rp
3.081.045.600, pemanfaatan untuk industri Rp 1.477.723.900, pemanfaatan untuk rekreasi Rp 652.912.510, pemanfaatan air baku bernilai negatif Rp 29.421.032.
Persamaan dari penelitian Ismail yakni sama-sama menghitung nilai ekonomi pemanfaatan situ. Perbedaannya yakni pada penelitian Ismail menyertakan
menghitung nilai ekonomi no guna situ sementara penelitian ini hanya menghitung nilai guna dari pemanfaatan situ.
Naditia 2011, meneliti tentang valuasi ekonomi ekosistem sungai studi Sungai Siak, Kota Pekanbaru, Provinsi Riau. Hasil penelitian diperoleh nilai
ekonomi total total economic value dari ekosistem Sungai Siak Kota Pekanbaru sebesar Rp 53.601.669.968,11 per tahun. Nilai ekonomi total total economic
value terdiri dari nilai ekonomi kegunaan use value dan nilai ekonomi bukan kegunaan non-use value dimana nilai ekonomi kegunaan use value sebesar Rp
49.879.570.889 per tahun yang merupakan penjumlahan dari manfaat langsung direct use value sebesar Rp 16.966.270.889 per tahun dan manfaat tidak
langsung indirect use value sebesar Rp 32.913.300.000.000 per tahun. Nilai ekonomi bukan kegunaan non-use value sebesar Rp 3.772.099.078 per tahun
yang merupakan penjumlahan dari manfaat keberadaan sebesar Rp1.848.383.485 per tahun dan manfaat pilihan sebesar Rp1.873.715.592 per tahun. Persamaan dari
penelitian Naditia yakni sama-sama menghitung nilai ekonomi pemanfaatan situ. Perbedaannya yakni pada penelitian Naditia menyertakan menghitung nilai non
guna sungai sementara penelitian ini hanya menghitung nilai guna dari pemanfaatan situ.
Asnil 2012, meneliti tentang analisis penilaian ekonomi dan kebijakan pemanfaatan sumberdaya danau yang berkelanjutan studi kasus Danau Maninjau
Sumatera Barat. Hasil pemanfaatan Danau Maninjau oleh masyarakat diperoleh Nilai Ekonomi Total NET sebesar Rp 354.675.887.453 yang terdiri dari Nilai
Guna Langsung Danau Maninjau NGL untuk pemanfaatan perikanan, pemanfaatan irigasi, pemanfaatan pembangkit listrik, pemanfaatan rekreasi, dan