Sebelum mengetahui nilai irigasi pertanian desa Cikarawang terlebih dahulu mengetahui pendapatan usahatani yang dilakukan di desa tersebut.
Pendapatan usahatani padi sawah didapatkan dari selisih antara penerimaan lampiran 7 dengan biaya lampiran 8 yang dikeluarkan. Lebih jelasnya dapat
dilihat pada Tabel 17. Tabel 17 Pendapatan Usahatani Desa Cikarawang per Musim Tanam
Keterangan Rp
Penerimaan 4.887.500
Biaya Tunai 2.916.408
Biaya Non Tunai 281.617
Total Biaya 3.198.025
Pendapatan atas Biaya Tunai 1.971.092
Pendapatan atas Total Biaya 1.689.475
Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan penerimaan sebesar Rp 4.887.500 per Ha per tahun dan total biaya adalah sebesar Rp 3.198.025per Ha per tahun
yang didapatkan dari hasil penjumlahan biaya tunai dan biaya non tunai dengan biaya tunai adalah sebesar Rp 2.916.408 per Ha per tahun dan biaya non tunai
adalah sebesar Rp 281.617 per Ha per tahun. Setelah total penerimaan dan total biaya diketahui maka didapatkan pendapatan atas biaya tunai adalah sebesar Rp
1.971.092 per Ha per tahundan pendapatan atas biaya total adalah sebesar Rp
1
.
689
.
475
per Ha per tahun. Pendapatan yang diperoleh petani ini tidak terlepas dari ketersediaan air irigasi, sehingga perlu diketahui nilai ekonomi air irigasi.
Biaya pengadaan pengairan yang dikeluarkan oleh petani yaitu biaya pengairan atau dalam istilah pada petani di sebut dengan “ulu-ulu”. Biaya
pengairan di sesa Cikarawang dibayarkan dengan hasil panen yang dihasilkan p
ermusim tanam. Biaya pengairan atau “ulu-ulu” dibayar tergantung letak lahan dan hasil panen yang dihasilkan. Dalam penelitian ini, rata-rata petani
meng eluarkan “ulu-ulu” sebesar 51,42 kg per Ha lampiran 9. Biaya pengairan
diketahui melalui jumlah padi per kg gabah tersebut di konversi ke harga pasar. Harga rata-rata gabah yaitu sebesar Rp 2.833 per kg. Total biaya rata-rata biaya
pengairan di Desa Cikarawang sebesar Rp 145.673 per Ha per tahun. Nilai ekonomi irigasi pertanian didapatkan dari nilai air yang
dimanfaatkan petani untuk kegiatan pertanian. Nilai ekonomi irigasi pertanian di Situ Gede terdiri dari luas lahan pertanian yang dialiri Situ Gede adalah 127 Ha
dikali dengan intensitas penanaman adalah 1 kali dan dikali dengan biaya
pengairan sebesar Rp 144.833 per Ha per tahun, sehingga biaya pengadaan irigasi pertanian adalah Rp 18.500.471 per tahun.
6.3.3 Nilai Ekonomi dari Kegiatan Wisata
Nilai ekonomi dari kegiatan wisata diperoleh pengunjung yang melakukan kegiatan wisata di Situ Gede. Pendekatan yang digunakan dalam perhitungan
tersebut dari biaya perjalanan yang dikeluarakan pengunjung selama berwisata. Pengeluaran tersebut berupa biaya konsumsi, biaya transportasi, biaya atraksi
wisata dan biaya lainnya yang dilakukan dalam kegiatan tersebut. Nilai ekonomi wisata merupakan salah satu yang penting diketahui dari
suatu kawasan wisata. Sebelum menghitung nilai ekonomi, perlu diketahui fungsi permintaan wisata dari Situ Gede. Permintaan terhadap wisata Situ Gede
merupakan jumlah kali kunjungan yang dilakukan oleh pengunjung Situ Gede dalam periode tertentu. Fungsi permintaan wisata Situ Gede diamati dengan
memasukkan tujuh variabel bebas independent variabel yang diduga dapat mempengaruhi jumlah kali kunjungan pengunjung ke Situ Gede sebagai variabel
tak bebas dependent variabel. Tujuh variabel tersebut adalah biaya perjalanan, pendapatan pengunjung per bulan, jarak tempuh menuju lokasi wisata, waktu
tempuh, lama pengunjung mengetahui keberadaan wisata, jumlah tanggungan keluarga pengunjung dan usia pengunjung.
Model fungsi permintaan wisata Situ Gede dan faktor-faktor yang mempengaruhinya diestimasi dengan menggunakan analisis regresi berganda
dengan bantuan program Minitab 14. Fungsi permintaan wisata ke Situ Gede yang diperoleh dari hasil analisis berganda sebagai berikut:
Y = 3.37 - 0.000016 X1 + 0.000000 X2 - 0.703 X3 + 0.00396 X4 + 0.0129 X5 - 0.044 X6 - 0.0049 X7
Keterangan: Y = jumlah kali kunjungan per tahun ke Situ Gede
X1 = biaya perjalanan individu ke Situ Gede rupiah X2 = pendapatan responden rupiah per bulan
X3 = jarak tempuh ke Situ Gede km X4 = waktu tempuh ke Situ Gede menit
X5 = lama pengunjung mengetahui keberadaan wisata Situ Gede bulan
X6 = jumlah tanggungan keluarga orang X7 = usia tahun
Keterangan lebih jelas mengenai hasil analisis regresi dapat dilihat pada Tabel 18. Tabel 18 Hasil Regresi Fungsi Permintaan Wisata Situ Gede
Variabel Koefisien
SE Koefisien T
P VIF
Konstanta 3.3655
0.5309 6.34 0.000
X
1
-0.00001586 0.00000794
-2.00 0.051 1.848
X
2
0.00000025 0.00000010
2.66 0.010 1.251
X
3
-0.7029 0.2375
-2.96 0.005 2.400
X
4
0.003958 0.007019
0.56 0.575 1.751
X
5
0.01286 0.01721
0.75 0.459 1.155
X
6
-0.0436 0.1014
-0.43 0.669 1.778
X
7
-0.00495 0.01644
-0.30 0.765 1.685
R
2
-sq 47.7
R
2
adj 42.9
Keterangan: signifikan pada taraf nyata 1 signifikan pada taraf nyata 5
signifikan pada taraf nyata 10
Nilai ekonomi wisata Situ Gede diestimasi dengan menggunakan pendekatan Individual Travel Cost Method ITCM. Nilai ekonomi dapat
diperoleh dengan mengetahui nilai surplus konsumen pengunjung terlebih dahulu. Surplus konsumen diperoleh dengan cara mengkuadratkan jumlah kunjungan
kemudian dibagi dengan dua kali koefisien biaya perjalanan. Koefisien biaya perjalanan diestimasi berdasarkan fungsi permintaan wisata yang sudah diuraikan
sebelumnya. Jumlah kunjungan pengunjung diperoleh dari wawancara terhadap masyarakat yang berada di Situ Gede. Masyarakat tersebut dipaercaya lebih
mengetahui tentang pengunjung yaitu tukang parkir. Perhitungan jumlah pengunjung untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 19.
Tabel 19 Jumlah Pengunjung Kegiatan Wista dalam Satu Tahun. 2013
Hari Jumlah orang per minggu orang
Jumlah orang per tahun orang Senin
40 1.760
Selasa 40
1.760 Rabu
40 1.760
Kamis 40
1.760 Jum‟at
40 1.760
Sabtu 60
2.640 Minggu
70 3.080
Jumlah 330
14.520
Setelah nilai surplus konsumen diketahui, nilai ekonomi Situ Gede dapat diperoleh dengan cara mengalikan surplus konsumen tersebut dengan jumlah
kunjungan ke Situ Gede pada tahun 2013. Jumlah kunjungan ke Situ Gede di