Sumberdaya Perairan Situ Penilaian ekonomi Situ Gede, Kelurahan Situ Gede, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor

daya waduk diperoleh Nilai Ekonomi Total NET sebesar Rp 160.197.824.439 yang terdiri dari Nilai Guna Langsung NGL untuk pemanafaatan listrik sebesar Rp 72.131.819.815, pemanfaatan perikanan Rp 44.524.512.963, pemanfaatan untuk irigasi Rp 27.427.796.000, pemanfaatan untuk transportasi air Rp 3.081.045.600, pemanfaatan untuk industri Rp 1.477.723.900, pemanfaatan untuk rekreasi Rp 652.912.510, pemanfaatan air baku bernilai negatif Rp 29.421.032. Persamaan dari penelitian Ismail yakni sama-sama menghitung nilai ekonomi pemanfaatan situ. Perbedaannya yakni pada penelitian Ismail menyertakan menghitung nilai ekonomi no guna situ sementara penelitian ini hanya menghitung nilai guna dari pemanfaatan situ. Naditia 2011, meneliti tentang valuasi ekonomi ekosistem sungai studi Sungai Siak, Kota Pekanbaru, Provinsi Riau. Hasil penelitian diperoleh nilai ekonomi total total economic value dari ekosistem Sungai Siak Kota Pekanbaru sebesar Rp 53.601.669.968,11 per tahun. Nilai ekonomi total total economic value terdiri dari nilai ekonomi kegunaan use value dan nilai ekonomi bukan kegunaan non-use value dimana nilai ekonomi kegunaan use value sebesar Rp 49.879.570.889 per tahun yang merupakan penjumlahan dari manfaat langsung direct use value sebesar Rp 16.966.270.889 per tahun dan manfaat tidak langsung indirect use value sebesar Rp 32.913.300.000.000 per tahun. Nilai ekonomi bukan kegunaan non-use value sebesar Rp 3.772.099.078 per tahun yang merupakan penjumlahan dari manfaat keberadaan sebesar Rp1.848.383.485 per tahun dan manfaat pilihan sebesar Rp1.873.715.592 per tahun. Persamaan dari penelitian Naditia yakni sama-sama menghitung nilai ekonomi pemanfaatan situ. Perbedaannya yakni pada penelitian Naditia menyertakan menghitung nilai non guna sungai sementara penelitian ini hanya menghitung nilai guna dari pemanfaatan situ. Asnil 2012, meneliti tentang analisis penilaian ekonomi dan kebijakan pemanfaatan sumberdaya danau yang berkelanjutan studi kasus Danau Maninjau Sumatera Barat. Hasil pemanfaatan Danau Maninjau oleh masyarakat diperoleh Nilai Ekonomi Total NET sebesar Rp 354.675.887.453 yang terdiri dari Nilai Guna Langsung Danau Maninjau NGL untuk pemanfaatan perikanan, pemanfaatan irigasi, pemanfaatan pembangkit listrik, pemanfaatan rekreasi, dan pemanfaatan kebutuhan domestik adalah sebesar Rp 339.527.739.838. Nilai Guna Tidak Langsung NGTL sebesar Rp 5.272.883.13.Nilai Pilihan NP adalah sebesar Rp 5.378.340.802.39 dan Nilai Bukan Guna NBG adalah sebesar Rp 4.496.923.673.Persamaan dari penelitian Asnil yakni sama-sama menghitung nilai ekonomi pemanfaatan situ. yakni sama-sama menghitung nilai ekonomi pemanfaatan situ. Perbedaannya yakni pada penelitian Asnil menyertakan menghitung nilai non guna sementara penelitian ini hanya menghitung nilai guna dari pemanfaatan situ. Hidayati 2012, meneliti tentang analisis nilai ekonomi keberadaan wisata alam Danau Siais di Kabupaten Tapanuli Selatan. Hasil penelitian diperoleh nilai ekonomi wisata alam Danau Siais menggunakan metode biaya perjalanan adalah untuk Rp 364.326.492 per tahun. Intensitas kunjungan pengunjung ke Danau Siasis Alam adalah sebanyak satu kunjungan, sedangkan faktor yang mempengaruhi intensitas kunjungan adalah tingkat pendapatan dan waktu yang dibutuhkan untuk pariwisata. Persamaan dari penelitian Hidayati yakni sama- sama menghitung nilai ekonomi kegiatan wisata danau atau situ. Perbedaannya yakni pada penelitian Hidayati menyertakan intensitas kunjungan dan faktor- faktor yang mempengaruhi intensitas kunjungan, sementara penelitian ini hanya menghitung nilai ekonomi dari kegiatan wisata. Umikalsum 2013 meneliti tentang analisis pendapatan dan kelayakan ekonomi usahatani padi di Daerah Agropolitan Kelurahan Pulokerto, Kecamatan Gandus, Palembang. Hasil penelitian diperoleh produksi rata-rata yang diperoleh petani adalah sebesar 2.866 Kg per hektar per musim tanam. Penerimaan rata-rata sebesar Rp 5.733.000 per hektar per musim tanam, sedangkan pendapatan yang diperoleh petani adalah sebesar Rp 4.581.000 per hektar per musim tanam. Usahatani padi yang dilakukan petani di daerah Agropolitan Gandus secara ekonomi memberikan keuntungan hal ini dapat dilihat dari nilai RC sebesar 4.98. Persamaan dari penelitian Umikalsum yakni sama-sama menganalisis pendapatan usahatani. Perbedaannya yakni pada penelitian Hidayati menyertakan kelayakan ekonomi usahatani padi sementara penelitian ini hanya menganalisis pendapatan usahatani.selain itu penelitian ini mencari nilai air irigasi pertanian dari biaya yang dikeluarkan petani. Penelitian ini mengenai penilaian ekonomi manfaat langsung Situ Gede Kelurahan Situ Gede Kecamatan, Bogor Barat, Kota Bogor. Penilaian ekonomi tersebut yaitu berupa penilaian ekonomi terhadap pemancingan, penilaian ekonomi terhadap irigasi pertanian dan penilaian ekonomi terhadap wisata. Selain itu penelitian ini juga untuk mengetahui persepsi masyarakat yang memanfaatkan situ akan keadaan dankeberadaan situ tersebut. Penelitian ini diharapkan akan melengkapi penelitian-penelitian terdahulu agar dijadikan tolak ukur bagi pemerintah Kota Bogor untuk melakukan pengelolaan dan pemanfaatan situ agar berkelanjutan.