Lokasi dan Waktu Penelitian Jenis dan Sumber Data Konsep Pengukuran dan Asumsi-asumsi dalam Cashflow

IV. METODE PENELITIAN

4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Arifin Fish Farm yang terletak di Desa Ciluar, Kampung Tarikolot RTRW 0104 No 1 Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat. Tempat penelitian ini dipilih berdasarkan pertimbangan bahwa Arifin Fish Farm, Desa Ciluar, Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor. Arifin Fish Farm merupakan perusahaan yang bergerak di Usaha Budidaya Ikan hias air tawar yang prospektif permintaan yang tinggi terhadap ikan hias, perluasan lahan untuk pengembangan usaha, serta perolehan informasi tentang data perusahaan yang terbuka membagi informasinya, sehingga penulis dengan mudah untuk melaksanakan penelitian. Penelitian dilakukan selama dua bulan yaitu pada bulan November sampai dengan Desember 2009.

4.2 Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan melakukan pengamatan langsung di perusahaan serta wawancara dengan pemilik perusahaan. Data primer tersebut antara lain adalah karakteristik penggunaan input dan output usaha ikan hias air tawar, teknik budidaya, luas lahan, dan aspek-aspek yang terkait dengan usaha ikan hias air tawar. Data sekunder sebagai data pelengkap dan penunjang diperoleh dari dokumen tertulis perusahaan yang berkaitan dengan penelitian, literatur yang diperoleh dari perpustakaan LSI IPB, Dinas Perikanan Kabupaten Bogor dan internet.

4.3 Metode Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan cara kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif dilakukan untuk mengetahui gambaran mengenai aspek-aspek yang dikaji dalam analisis kelayakan usaha pembesaran ikan hias air tawar Arifin Fish Farm yang dijelaskan secara deskriptif. Aspek-aspek tersebut meliputi aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen, dan aspek sosial, ekonomi dan lingkungan. Analisis kuantitatif dilakukan untuk mengetahui kelayakan finansial usaha pembesaran ikan hias air tawar Arifin Fish Farm berdasarkan dengan kriteria kelayakan investasi. Data kuantitatif dikumpulkan, kemudian diolah dengan menggunakan komputer software microsoft excel yang akan ditampilkan dalam bentuk tabulasi sehingga dapat dijelaskan secara deskriptif.

4.3.1 Analisis Aspek Pasar

Analisis aspek pasar dikaji dengan cara deskriptif untuk mengetahui berapa besar potensi pasar untuk masa yang akan datang. Untuk keperluan ini perlu diketahui tingkat permintaan pasar pada masa lalu, sekarang dan masa yang akan datang. Dan berapa bagian dari keseluruhan potensi pasar yang dapat diserap oleh perusahaan Arifin Fish Farm serta strategi pemasaran yang digunakan untuk mencapai market share yang telah diterapkan.

4.3.2 Analisis Aspek Teknis

Analisis aspek teknis berhubungan dengan input proyek penyediaan dan produksi berupa barang-barang nyata dan jasa-jasa. Aspek teknis berpengaruh terhadap kelancaran usaha terutama kelancara proses produksi. Analisis ini dikaji secara kualitatif untuk mengetahui gambaran pengenai lokasi usaha pembesaran ikan hias air tawar, besarnya skala operasi atau luas produksi, peralatan dan perlengkapan yang digunakan serta proses kegiatan produksi yang dilakukan dalam usaha pembesaran ikan hias air tawar pada Arifin Fish Farm.

4.3.3 Analisis Aspek Manajemen

Aspek manajemen dikaji secara deskriptif untuk mengetahui sumberdaya manusia dalam menjalankan jenis-jenis pekerjaan pada usaha pembesaran ikan hias air tawar di Arifin Fish Farm. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam aspek tersebut diantaranya adalah bentuk badan usaha yang digunakan, struktur organisasi yang berguna dalam menentukan garis kerja untuk mengatur pelaksanaan operasional perusahaan serta sistem ketenagakerjaan yang diterapkan oleh pihak manajemen.

4.3.4 Analisis Aspek sosial, Ekonomi dan Lingkungan

Analisis aspek sosial, ekonomi dan lingkungan dikaji secara deskriptif untuk mengetahui yang ditimbulkan oleh adanya kegiatan usaha pembesaran ikan hias air tawar di Arifin Fish Farm terhadap kondisi sosial, ekonomi dan lingkungan masyarakat sekitarnya maupun manfaat-manfaat yang timbul secara menyeluruh dari usaha ini. Analisis aspek sosial, ekonomi dan lingkungan tersebut berfungsi untuk mengetahui dampak pada pencemaran lingkungan yang disebabkan bau tidak sedap yang keluar dari usaha ini.

4.3.5 Analisis Finansial

Analisis finansial dikaji dengan kuantitatif melalui analisis biaya dan manfaat, analisis laba rugi, analisis kriteria investasi, yaitu meliputi net present value NPV, internal rate return IRR, net benefit cost ratio Net BC, payback pariod PP, dan analisis sensitifitas. Analisis biaya manfaat dilakukan untuk mengidentifikasi berbagai biaya yang dikeluarkan serta keseluruhan manfaat yang diterima selama proyek dijalanakan. Dari hasil analisis biaya dan manfaat diolah sehingga dapat menghasilkan analisis laba rugi. Analisis laba rugi akan menghasilkan komponen pajak yang merupakan pengurangan dalam cashflow perusahaan. Setelah diketahui pajak maka dilakukan penyusunan cashflow sebagai dasar perhitungan kriteria investasi. Kriteria investasi akan menunjukan layak tidaknya usaha dari sisi finansial. Sehingga untuk menilai suatu kegiatan investasi usaha sensitif atau tidak terhadap perubahan yang akan terjadi. 1 Net Present Value NPV Net Present Value atau manfaat bersih adalah nilai sekarang dari arus pendapatan yang ditimbulkan oleh penanaman investasi. Nilai NPV dapat dihitung dengan menggunakan rumus : NPV = ∑ = + − n t t i Ct Bt 1 1 Dimana: Bt = Manfaat pada tahun t Ct = Biaya pada tahun t n = Umur proyek i = Suku bunga DR t = Tahun kegiatan bisnis Dengan kriteria : NPV 0 → maka secara finansial usaha layak untuk dilaksanakan karena manfaat yang diperoleh lebih besar dari biaya. NPV 0 → maka secara finansial usaha tersebut tidak layak untuk dilaksanakan, karena manfaat yang diperoleh lebih kecil dari biaya atau cukup untuk menutup biaya yang dikeluarkan. NPV = 0 → maka secara finansial usaha tidak menguntungkan dan juga tidak rugi, karena manfaat yang diperoleh hanya cukup untuk menutupi biaya yang dikeluarkan. 2 Net Benefit-Cost Ratio Net BC Ratio manfaat dan biaya diperoleh bila nilai sekarang arus manfaat dibagi dengan nilai sekarang arus biaya. Net BC menunujukan tingkat tambahan manfaat pada setiap sebesar satu rupiah. Proyek layak dilaksanakan apabila nilai Net BC lebih dari satu. Secara matematis Net Benefit-Cost Ratio dapat dirumuskan sebagai berikut : Net BC = ∑ ∑ = = = = + − + − n t t t n t t t i Bt Ct i Ct Bt 1 1 1 1 ----- − − Ct Bt Ct Bt Keterangan : Bt = Penerimaan benefit yang disebabkan adanya investasi pada tahun ke-t Ct = Biaya tahunan yang disebabkan adanya investasi pada tahun ke-t i = Tingkat suku bunga t = Umur proyek suatu usaha t = 1,2,3,....., n t i 1 1 + = Discount Factor DF pada tahun ke-t Dengan kriteria : Net BC 1 → maka usaha layak dilaksanakan Net BC 1 → maka usaha tidak layak dilaksanakan 3 Incremental Net Benefit Incremental Net Benefit manfaat bersih tambahan adalah manfaat bersih dengan bisnis net benefit with business dikurangi dengan manfaat bersih tanpa bisnis net benefit without business. Hal ini dikarenakan ada faktor-faktor produksi yang sebelumnya tidak tergunakan atau tidak terpakai ataupun belum termanfaatkan sehingga pada saat ada bisnis apakah faktor ini memberikan manfaatbenefit atau tidak bagi bisnis yang dijalankan Nurmalina et al. 2009. Secara matematis Incremental Net Benefit dapat ditulis sebagai berikut : Incremental Net Benefit = Manfaat bersih dengan – Manfaat bersih tanpa bisnis 4 Internal Rate of Return IRR Internal Rate Return IRR adalah tingkat rata-rata keuntungan intern tahunan yang dinyatakan dalam satuan persen. Jika diperoleh nilai IRR lebih besar dari tingkat diskonto yang berlaku discount rate, maka proyek dinyatakan layak untuk dijalankan. Sebaliknya jika nilai IRR lebih kecil dari suku bunga yang berlaku maka proyek tersebut tidak layak untuk dijalankan. Secara matematis IRR dapat dirumuskan sebagai berikut : Keterangan : i ’ = Tingkat suku bunga yang menghasilkan nilai NPV positif i ” = Tingkat suku bunga yang menghasilkan NPV negatif NPV - = NPV pada tingkat bunga i ’ NPV + = NPV pada tingkat bunga i ” Kriteria yang berlaku : IRR i ; maka usaha layak dilanjutkan IRR i ; maka usaha tidak layak dilanjutkan atau lebih baik dihentikan 5 Payback Period PP Payback Period atau masa pembayaran kembali adalah suatu jangka waktu periode kembalinya keseluruhan jumlah investasi yang ditanamkan, dihitung ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎣ ⎡ − − + = − + − i i x NPV NPV NPV i IRR mulai dari permulaan proyek sampai dengan arus netto produksi tambahan, sehingga mencapai jumlah keseluruhan investasi modal yang ditanamkan dengan menggunakan aliran kas. Secara matematis payback period dapat dirumuskan sebagai berikut : PP = Ab I Keterangan: PP = Jumlah waktu tahunperiode yang diperlukan untuk mengembalikan modal investasi. I = Jumlah modal investasi. Ab = Hasil bersih per tahunperiode atau laba bersih rata-rata per tahun. 6 Analisis sensitivitas Analisis sensitivitas merupakan salah satu perlakuan terhadap ketidakpastian. Analisis sensitivitas dilakukan dengan cara mengubah besarnya variabel-variabel yang penting, masing-masing dapat terpisah atau beberapa dalam kombinasi dengan suatu persentase tertentu yang sudah diketahui atau diprediksi. Kemudian dinilai seberapa besar sensitivitas perubahan variabel- variabel tersebut berdampak pada hasil kelayakan, niali besarnya nilai NPV, IRR, dan nilai Net BC Gittinger 1986.

4.4 Konsep Pengukuran dan Asumsi-asumsi dalam Cashflow

1 Lahan yang digunakan usaha Arifin Fish Farm tanpa pengembangan seluas 500 m 2 tahun 2009. 2 Lahan yang digunakan untuk rencana pengembangan usaha dengan penambahan lahan seluas 300 m 2 dan penambahan kapasitas produksi pada tahun 2010. 3 Modal yang digunakan pada usaha Arifin Fish Farm tanpa pengembangan adalah modal sendiri. 4 Sumber modal yang digunakan oleh Arifin Fish Farm untuk rencana pengembangan usaha adalah pinjaman dari Bank BRI sebesar 50 persen sebesar Rp 250.000.000,00 dengan angsuran pinjaman selama lima tahun. 5 Tingkat suku bunga diskonto yang digunakan dalam lahan 800 m 2 adalah 10,25, ini merupakan rata-rat bunga pinjaman Bank BRI sebesar 14 dengan suku bunga deposito sebesar 6,5. 6 Biaya yang dikeluarkan terdiri dari biaya investasi dan biaya operasional. Biaya investasi dan oprasional dikeluarkan pada tahun pertama dan biaya investasi yang dikeluarkan untuk peralatan-peralatan yang sudah habis umur ekonomisnya. Biaya operasional terdiri dari biaya tetap dan variabel. Yang termasuk biaya tetap adalah abodemen telepon dan listrik, gaji, THR, pimpinan dan karyawan, serta pembelian pakan induk ikan hias. Sedangkan yang termasuk biaya variabel yaitu pembelian ovaprim, isi gas oksigen, pembelian plastik, karet, tali rapia, garam, obat-obatan, pakan artemia, pakan cacing untuk benih ikan hias, pembayaran listrik dan telpon, serta pembelian bensin dan solar. 7 Wadah pemelihara yang digunakan adalah akuarium dan bak semen serta dilengkapi dengan aerasi, aerasi berfungsi untuk saluran udara. 8 Lamanya pemeliharaan ikan hias sampai siap dijual, untuk Black Ghost lama pemeliharaan tiga minggu dengan ukuran 1½ inci, Ctenopoma lama pemeliharaan empat dengan ukuran 1½ inci, dan Patin lamanya pemeliharaan tiga minggu dengan ukuran 1 inci. 9 SR untuk ikan jenis Black Ghost sebesar 70, Ctenopoma acutirostre sebesar 70, sedangkan Patin sebesar 75. 10 HR untuk ikan Black Ghost, Ctenopoma acutirostre dan Patin sebesar 70. 11 Survival Rate SR merupakan tingkat kemampuan hidup ikan. 12 Hatching Rate HR merupakan derajat penetasan telur pada ikan. 13 Hasil produksi per tahun yang diperoleh Arifin Fish Farm tanpa pengembangan adalah Black Ghost sebesar 9.975 ekor, Ctenopoma sebesar 98.000 ekor, dan Patin sebesar 4.284.000 ekor. 14 Hasil produksi per tahun yang diperoleh Arifin Fish Farm rencana pengembangan adalah Black Ghost sebesar 3.570 ekor, Ctenopoma sebesar 53.900 ekor, dan Patin sebesar 2.409.750 ekor. 15 Harga jual ikan berlaku saat ini adalah untuk Black Ghost dengan harga Rp 1.500 per ekor, Ctenopoma dengan harga Rp 800 per ekor dan Patin dengan harga Rp 80 per ekor. 16 Penerimaan yang diperoleh pada usaha tanpa pengembangan adalah berasal dari hasil penjualan Black Ghost sebesar Rp 14.962.500,00, Ctenopoma sebesar Rp 78.400.000,00 dan Patin Rp 342.720.000,00. Total penerimaan yang diperoleh adalah Rp 436.082.500,00 17 Penerimaan yang diperoleh pada usaha tanpa pengembangan adalah berasal dari hasil penjualan Black Ghost sebesar Rp 5.355.000,00, Ctenopoma sebesar Rp 43.120.000,00 dan Patin Rp 192.780.000,00. Total penerimaan yang diperoleh adalah Rp 241.255.000,00. 18 Pajak yang digunakan sebesar 28 per tahun berdasarkan UU No 38 tahun 2009 tentang tarif umum pph wajib pajak badan dalam negeri dan bentuk usaha tetap. 19 Umur proyek ditentukan sepuluh tahun hal ini berdasarkan dengan umur ekonomis yang paling lama yaitu bangunan akuarium dan bak semen. 20 Nilai sisa pada akhir proyek diperoleh dari barang investasi yang masih tersisa pada umur usaha telah habis tidak terpakai. 21 Cashflow adalah arus manfaat tambahan yang diperoleh selama usaha berjalan, dengan mengurangi biaya-biaya tambahan kedalam total penerimaan tambahan setiap tahun proyek, dinyatakan dalam rupiah. 22 Analisis Sensitivitas yang digunakan penurunan harga jual ikan sebesar 20 dan 30. 23 Penurunan harga ikan hias sebesar 20 dan 30 merupakan persentase penurunan harga jual yang masih bisa ditolelir oleh Arifin Fish Farm pada kondisi layak. Artinya apabila terjadi penurunan harga yang persentasenya lebih kecil dari nilia tersebut, maka jadi tidak layak.

V. GAMBARAN UMUM

5.1 Sejarah Perusahaan

Arifin Fish Farm merupakan suatu usaha budidaya ikan hias air tawar khususnya ikan Black Ghost, Ctenopoma acutirostre, dan Patin Pangasius sutchi . Usaha yang telah berjalan sekitar sebelas tahun ini merupakan usaha perorangan yang dimiliki oleh Bapak Arifin sebagai pemilik sekaligus kepala perusahaan di Arifin Fish Farm. Pada awalnya Arifin Fish Farm berlokasi di Bandung dengan spesialisasi pada pembesaran ikan Patin Pangasius sutchi. Usaha ini dimulai pada bulan Juni tahun 1997 dengan modal kerja sebesar Rp 3.000.000,00 untuk menjalankan usaha dan dana cadangan sebesar Rp 4.000.000,00 yang digunakan untuk mengantisipasi kegagalan usaha. Fasilitas usaha yang dimiliki saat itu berupa bak semen untuk pembesaran dengan ukuran 3 m x 1,5 m x 0,25 m yang berjumlah enam unit. Pengembangan usaha dilakukan pada awal tahun 1998 dengan melalukan pemindahan lokasi usaha ke Kota Bogor serta investasi yang dikeluarkan sebesar Rp 12.000.000,00. Pada tahun 1999 Arifin Fish Farm melakukan diversifikasi usahanya dengan bangunan seluas 500 m 2 termasuk rumah tinggal merangkap kantor 160 m 2 ; mess karyawan 30 m 2 ; ruang pengepakan 30 m 2 ; gudang 30 m 2 ; sumur 3,14 m 2 x 60 mc 2 x 1.000 cm 2 ; 7 unit bak penampungan air 6 m x 6 m x 6 m ; tempat pemeliharaan ikan dengan luas lahan 250 m 2 termasuk didalamnya 24 bak semen yang digunakan untuk pembesaran ikan patin 180 cm x 100 cm x 45 cm ; 116 rak dan akuarium digunakan untuk ikan blak ghoad dan ctenopoma 100 cm x 50 cm x 35 cm.

5.2 Lokasi

Pemilihan lokasi di Kampung Tarikolot, No 001, RTRW 001004, Desa Ciluar, Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor dengan pertimbangan sumber pasokan air yang memadai, suhu udara yang sesuai untuk budidaya ikan, dekat dengan eksportir, dekat dengan pusat kota dan fasilitas transportasi yang mendukung untuk pemasaran ikan hias air tawar. Arifin Fish Farm tergabung dalam kelompok pembudidaya Batar Mina Sejahtera dan Bapak Arifin