Kerangka Pemikiran Operasional KERANGKA PEMIKIRAN

dalam kombinasi dengan suatu persentase tertentu yang sudah diketahui atau diprediksi. Kemudian dinilai seberapa besar sensitivitas perubahan variabel- variabel tersebut berdampak pada hasil kelayakan, niali besarnya nilai NPV, IRR, dan nilai Net BC Gittinger 1986. Analisis sensitivitas ini perlu dilakukan, karena dalam analisis kelayakan suatu usaha ataupun bisnis perlunya perhitungan umumnya didasarkan pada proyeksi- proyeksi yang mengandung ketidakpastian tentang apa yang akan terjadi di waktu yang akan datang. Analisis ini juga merupakan analisis pasca kriteria investasi yang digunakan untuk melihat apa yang akan terjadi dengan kondisi ekonomi dan hasil analisis bisnis jika terjadi perubahan atau ketidakpastian dalam perhitungan biaya atau manfaat Kadariah et al 1999. Perubahan-perubahan yang sering terjadi dalam menjalankan proyek atau usaha umumnya dikarenakan oleh : a. Harga b. Keterlambatan pelaksanaan contoh ; mundurnya waktu implementasi c. Kenaikan dalam biaya Cos Over Run d. Hasil produksi. Faktor-faktor perubahan tersebut tentunya akan mempengaruhi kelayakan suatu aktivitas usaha atau proyek. oleh karena itu, diperlukan analisis dan identifikasi kondisi yang mungkin akan terjadi dari informasi-informasi yang sesuai dengan usaha yang dijalankan.

3.2 Kerangka Pemikiran Operasional

Usaha di bidang perikanan sangat berpotensi dan diperkirakan akan semakin berkembang, hal ini tercermin pada jumlah data perkembangan produksi ikan hias di Kota Bogor mengalami perkembangan yang positif yakni dengan adanya peningkatan jumlah produksi ikan hias air tawar setiap tahunnya. Peningkatan jumlah produksi ini menggambarkan bahwa permintaan ikan hias air tawar semakin meningkat. Hal ini dilihat dari data permintaan ikan hias air tawar terhadap Arifin Fish Farm. Afirin Fish Farm adalah salah satu usaha budidaya ikan hias yang bergerak di bidang perikanan. Berdasarkan atas kondisi permintaan terhadap ikan hias air tawar semakin meningkat setiap tahunnya, sehingga terjadi ketidak seimbangan antara permintaan dengan produksi ikan hias air tawar. Untuk itu perlu dilakukan perkembangan usaha agar permintaan tersebut dapat dipenuhi dan Arifin Fish Farm dapat memperoleh keuntungan yang maksimal. Teknis budidaya ikan hias air tawar yang diproduksi oleh Arifin Fish Farm mudah untuk dibudidayakan. Selain itu, ikan hias air tawar yang diproduksi tahan terhadap hama dan penyakit, hal ini terlihat dari mortalitas yang rendah dari ikan hias yang diproduksi oleh Arifin Fish Farm. Arifin Fish Farm dalam tergabung dengan kelompok budidaya dan mendapat penghargaan juara 1 terbaik se Jawa Barat, hal ini terlihat dari cara pengelolaan ikan hias. Pengembangan usaha yang akan direncanakan oleh Arifin Fish Farm dengan pembelian lahan seluas 300 m 2 untuk menambah kapasitas produksi, sehingga perusahaan akan memenuhi permintaan untuk ikan Black Ghost 68 persen, ikan Ctenopoma 95 persen sedangkan untuk ikan Patin akan terpenuhi 81 persen. Hal ini dilakukan karena kapasitas produksi perusahaan sudah maksimal dan lahan yang digunakan tidak bisa untuk menambahkan kapasitas. Kebutuhan lahan 300 m 2 digunakan untuk bangunan, mess karyawan seluas 3 m x 4 m, ruang pengepakan seluas 2 m x 2 m, gudang 2 m x 2 m, pembuatan bak penampungan air dengan luas 6 m 2 , bak semen pemeliharaan larva seluas 10 m x 5 m, bak semen untuk pemeliharaan induk seluas 3 m x 2 m, ruang akuarium seluas 8,5 m x 5,5 m. Pengembangan lahan 300 m 2 dilakukan berdasarkan alasan keterbatasan modal yang dimiliki perusahaan. Selain itu manajerial perusahaan hanya mampu melakukan pengembangan seluas 300 m 2 . Berdasarkan hal tersebut, maka Arifin Fish Farm ingin melakukan perkembangan usaha, agar dapat meningkatkan keuntungan. Namun sebelumnya diperlukan analisis kelayakan usaha untuk mengetahui usaha layak atau tidak untuk dijalankan, dengan dilakukan pembahasan tentang analisis non finansial dan non finansial. Analisis non finansial termasuk aspek-aspek yang berkaitan dengan aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen, aspek sosial, ekonomi dan lingkungan, serta aspek finansial. Kriteria kelayakan yang digunakan untuk aspek pasar yaitu bahwa produk ikan hias yang dihasilkan mempunyai peluang pasar. Kriteria kelayakan pada aspek teknis ditunjukkan dengan adanya peningkatan produksi dan pemeliharaan yang intensif seperti pemberian pakan teratur dan perawatan media budidaya, sehingga produk yang dihasilkan perusahaan berkualitas dan mengurangi resiko kematian ikan hias. Aspek sosial agar respon masyarakat sekitar yang tidak mempunyai keluhan apapun terhadap Arifin Fish Farm selama usaha berjalan, sedangkan dilihat dari aspek manajemen menggunakan kriteria kelayakan supaya pengelolaan dan pemeliharaan manajemen yang baik dan benar sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Aspek finansial menggunakan kriteria kelayakan NPV 0, Net BC 1, sedangkan IRR tingkat discount rate yang ditetapkan. Jika NPV 0, maka proyek dinyatakan layak atau bermanfaat karena dapat menghasilkan laba lebih besar dari modal opportunity cost faktor produksi modal. Apabila NPV= 0, berarti proyek menghasilkan sebesar opportunity cost faktor produksi modal, dalam kondisi ini proyek tidak untung dan tidak rugi. Jika nilai NPV 0, maka proyek tidak dapat menghasilkan senilai biaya yang digunakan sehingga menunjukan bahwa proyek tersebut tidak layak dijalankan. Penilaian tersebut dilakukan dengan menggunakan analisis finansial untuk melihat nilai NPV, IRR, Net BC, Incremental Net BC dan Payback Period. Menurut Kadariah et al 1978. NPV merupakan selisih antara present value dari investasi dengan nilai sekarang dari penerimaan-penerimaan kas bersih di masa yang akan datang. Untuk menentukan nilai sekarang diperlukan tingkat suku bunga yang relevan. Aspek finansial menggunakan analisis cashflow melalui perhitungan NPV, Net BC dan IRR. Nilai Net BC menunjukan besarnya tingkat tambahan manfaat pada setiap tambahan biaya sebesar satu rupiah. Proyek dinyatakan layak untuk dijalankan apabila nilai nilai Net BC ratio menunjukan angka lebih dari satu, sebaliknya apabila Net BC rationya menunjukan angka kurang dari satu angka maka proyek dinyatakan tidak layak untuk dijalankan. Incremental Net benefit dihitung menggunakan manfaat bersih dengan bisnis dan dikurangi dengan manfaat bersih tanpa bisnis. Hal ini dikarenakan ada faktor-faktor produksi yang sebelumnya tidak tergunakan atau tidak terpakai ataupun belum termanfaatkan sehingga pada saat ada bisnis apakah faktor ini memberikan manfaatbenefit atau tidak bagi bisnis yang dijalankan Nurmalina et al 2009. Untuk mengetahui periode pengembalian modal dapat menggunakan payback period. Analisis sensitivitas digunakan dalam penelitian ini untuk melihat dari suatu keadaan yang berubah-ubah terhadap kelayakan investasi hasil dari analisis ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan tentang rencana perluasan skala usaha yang akan dilakukan. Apabila dari hasil evaluasi analisis kelayakan usaha menunjukan bahwa usaha ikan hias air tawar yang dilakukan oleh Arifin Fish Farm layak untuk dilaksanakan, maka perusahaan akan melakukan pengembangan untuk mencapai keuntungan yang maksimal. Jika hasil dari evaluasi analisis kelayakan yang dilakukan menunjukan bahwa usaha ikan hias air tawar tersebut tidak layak untuk dilaksanakan, maka perusahaan sebaiknya mengadakan perbaikan-perbaikan dilihat dari aspek pasar yaitu bahwa produk ikan hias yang dihasilkan harus memenuhi permintaan perusahaan melakukan segmen pasar. Secara sederhana, penjelasan di atas digambarkan dalam bentuk diagram kerangka pemikiran operasional seperti disajikan pada Gambar 1. Gambar 1. Kerangka Permikiran Operasional Analisis Kelayakan Usaha Ikan Hias Air Tawar. Pengembangan Usaha Prospek Usaha Ikan Hias Air Tawar Arifin Fish Farm: • Permintaan ikan hias air tawar yang terus meningkat • Kemudahan teknis budidaya ikan hias air tawar jenis black ghost, ctenopoma , dan patin. • Tergabung dalam kelompok budidaya terbaik se Jawa Barat • Ikan Hias yang dihasilkan tahan terhadap gangguan hama dan penyakit Aspek Nonfinansial • Aspek Pasar • Aspek Teknis • Aspek Manajemen • Aspek Sosial • Aspek Ekonomi • Aspek Lingkungan Aspek Finansial • Analisis NPV • Analisis IRR • Analisis Net BC • Incremental Net Benefit • Analisis Payback Period • Analisis Sensitivitas LayakTidak Rekomendasi Penambahan lahan seluas 300 m 2 dan kapasitas produksi

IV. METODE PENELITIAN

4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Arifin Fish Farm yang terletak di Desa Ciluar, Kampung Tarikolot RTRW 0104 No 1 Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat. Tempat penelitian ini dipilih berdasarkan pertimbangan bahwa Arifin Fish Farm, Desa Ciluar, Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor. Arifin Fish Farm merupakan perusahaan yang bergerak di Usaha Budidaya Ikan hias air tawar yang prospektif permintaan yang tinggi terhadap ikan hias, perluasan lahan untuk pengembangan usaha, serta perolehan informasi tentang data perusahaan yang terbuka membagi informasinya, sehingga penulis dengan mudah untuk melaksanakan penelitian. Penelitian dilakukan selama dua bulan yaitu pada bulan November sampai dengan Desember 2009.

4.2 Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan melakukan pengamatan langsung di perusahaan serta wawancara dengan pemilik perusahaan. Data primer tersebut antara lain adalah karakteristik penggunaan input dan output usaha ikan hias air tawar, teknik budidaya, luas lahan, dan aspek-aspek yang terkait dengan usaha ikan hias air tawar. Data sekunder sebagai data pelengkap dan penunjang diperoleh dari dokumen tertulis perusahaan yang berkaitan dengan penelitian, literatur yang diperoleh dari perpustakaan LSI IPB, Dinas Perikanan Kabupaten Bogor dan internet.

4.3 Metode Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan cara kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif dilakukan untuk mengetahui gambaran mengenai aspek-aspek yang dikaji dalam analisis kelayakan usaha pembesaran ikan hias air tawar Arifin Fish Farm yang dijelaskan secara deskriptif. Aspek-aspek tersebut meliputi aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen, dan aspek sosial, ekonomi dan lingkungan.