2. Perawatan dan Pengelolaan Induk Ikan
Merawat dan mengelola induk agar matang gonad atau siap berpijah atau bertelur dengan kualitas baik maka harus diperhatikan : wadah pemijahan, sarang,
kualitas air, sinar matahari, kepadatan induk, pemeliharaan induk, pemberian pakan, dan pemindahaan induk.
3. Pemijahan
Untuk pemijahan buatan ini, tahapan yang perlu dilakukan adalah menyiapkan induk ikan yang akan diberi suntikan hormon, persiapan hormon
pengambilan telur dan sperma, pencampuran telur dan sperma, penetesan telur, dan perawatan larva.
4. Penyortiran
Sebaiknya proses penyortiran dilakukan setiap dua minggu sekali untuk mengetahui pertumbuhan dan kesehatan benih ikan hias.
5. Pemanenan
Pemanenan dilakukan setelah ikan hias berumur 1 bulan dengan ukuran 1 inci. Pemanenan dapat dilakukan dengan menggunakan seser atau serokan setelah
air dikurangi dengan menggunakan selang.
2.5 Penelitian Terdahulu
Penelitian yang menganalisis tentang ikan hias sudah banyak dilakukan, diantaranya berjudul Analisis Kelayakan Perluasan Usaha Pemasok Ikan Hias Air
Tawar Budi Fish Farm, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor oleh Agustika 2009. Dari hasil penelitian dilihat dari aspek teknis menunjukan bahwa
perusahaan tidak mengalami kesulitan dalam persiapan pengadaan ikan hias dari petani maupun dalam proses produksinya; dari aspek manajemen menunjukan
perusahaan menggunakan struktur organisasi yang sederhana akan tetapi mampu menjalankan tugas masing-masing sesuai dengan kewajibannya; aspek sosial
melihat sejauh mana keluhan dari masyarakat sekitar lokasi usaha terhadap kegiatan perusahaan. Aspek pasar menunjukan peluang yang masih terbuka lebar
untuk bisnis ikan hias ini. Hal tersebut dapat dilihat dari data Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor.
Hasil dari perhitungan aspek finansial menunjukan bahwa perhitungan niali NPV yang diperoleh sebesar Rp 483.160.979,00 berarti bahwa investasi yang
ditanam pada 10 tahun yang akan datang dapat memberikan keuntungan bersih sebesar Rp 483.160.979,00; Net BC sebesar 2,70 artinya setiap Rp. 1,00 investasi
bersih yang dikeluarkan pada tahun ke 10 akan memberikan keuntungan bersih sebesar Rp 2,70,00; dengan IRR sebesar 66 menunjukan bahwa usaha ini layak
dan mampu mengembalikan modal dalam tingkat bunga sebesar 66 per tahun. Jika bunga pinjaman bank yang berlaku kurang dari nilai tersebut maka usaha ini
layak untuk dijalankan, sebaliknya jika suku bunga pinjaman bank yang berlaku lebih besar dari 66 per tahun berarti usaha ini tidak layak untuk dijalankan.
Dharmika 2009, meneliti tentang Analisis Kelayakan Usaha Bunga Potong Krisan di Pri’s Farm Cinagara, Cirejuk, Kabupaten Bogor. Pada penelitian
ini diperoleh hasil bahwa Pri’s Farm salah satu perusahaan yang memproduksi bunga potong kristan yang sangat digemari dan banyak diproduksi. Pris’ Farm
merencanakan untuk mengembangkan usahanya dengan meningkatkan kapasitas produksi dengan penambahan green house pada lahan yang ada. Hal ini
merupakan salah satu alternatif yang dapat diambil utnuk mengatasi permasalahan yang dihadapi oleh perusahaan yaitu dengan memproduksi yang masih kurang
untuk memenuhi permintaan konsumen. Berdasarkan dari hasil analisis aspek pasar, aspek teknis, aspek
sumberdaya perusahaan, aspek manajemen, dan aspek sosial, usaha ini layak untuk diusahakan dan dikembangkan. Sehingga permintaan konsumen akan
terpenuhi oleh produksi kebun Pri’s Farm. Penilaian rencana pengembangan bisnis ini menggunakan tiga skenario.
Hasil dari perhitungan cashflow didapatkan nilai NPV untuk skenario I yaitu sebesar Rp 1.117.985,71,00 ; skenario II sebesar Rp 473.396.179,8,00 ; dan
skenario III sebesar Rp 1.018.640.378,00 yang berarti bahwa pendapatan bersih yang diperoleh selama umur proyek ini dijalankan akan memperoleh laba bersih
sebesar Rp 1.117.985,71,00 ; Rp 473.396.179,8,00 ; dan Rp 1.018.640.378,00 dengan memperhitungkan nilai waktu uang dalam jangka waktu 10 tahun atau
selama umur proyek berjalan.
Penelitian mengenai Kelayakan Finansial Pembenihan dan Pendederan Ikan Nila Wanayasa pada Kelompok Pembudidaya Mekarsari Desa Tanjungsari,
Kecamatan Pondoksalam, Kabupaten Purwakarta oleh Irianni 2006 bertujuan menganalisis Keuntungan usaha, menganalisis kelayakan investasi yang
ditanamkan dan menganalisis sensitivitas usaha terhadap perubahan harga faktor produksi, dalam hal ini adalah pakan. Kelayakan usaha dan sensitivitas dinilai
berdasarkan kriteria investasi yang terdiri dari NPV, Net BC, dan IRR. Hasil analisis yang diperoleh bahwa niali NPV sebesar Rp
225.116.401,83,00 nilai BC diperoleh sebesar 19,38 dan niali IRR sebesar 707. Hasil analisis sensitivitas dengan metode switching value diperoleh bahwa usaha
masih layak dijalankan dengan adanya peningkatan harga pakan sampai batas kenaikan sebesar 800,91, karena nilai NPV sama dengan nol, Net BC sama
dengan 1, sedangkan IRR sama dengan tingkat suku bunga. Sirkis Nugroho 2008 dalam penelitian yang berjudul Analisis Finansial
Ikan Hias Air Tawar pada Usaha Heru Fish Farm di Desa Kotabatu, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor menjelaskan dari hasil penelitian menunjukan Heru
Fish Farm merupakan salah satu dari banyak pembudidaya yang masuk dalam anggota pembudidaya ikan hias air tawar “Mina Tangkar” pada tahun 2006
mendapatkan gelar juara pertama se-Kabupaten dan juara II tingkat Propisi Jawa Barat.
Tenaga kerja yang terdapat pada usaha Heru Fish Farm terdiri dari atas tenaga kerja tetap. Heru Fish Farm dikelola oleh empat orang yang terdiri atas
satu orang pemimpin Heru Fish Farm, satu orang Manajer dan dua orang karyawan produksi. Alur kegiatan usaha ikan hias air tawar Heru Fish Farm
dengan melakukan pemijahan, pendederan, pembesaran. Hasil analisis
dari usaha ikan hias air tawar Heru Fish Farm setelah dilakukan pengembangan
perluasan lahan. Nilai RC diperoleh sebesar 4,64, payback period sebesar 0,44 tahun, BEP nilai produksi tercapai pada saat hasil produksi sebesar Rp
83.608.057,90,00 serta ROI sebesar 228,05. Total biaya, penerimaan dan keuntungan yang diperoleh Heru Fish Farm yaitu sebesar Rp 122.712.850,37,00,
penerimaan yang diperoleh Rp. 569.600.000,00 sehingga besarnya keuntungan
yang diperoleh adalah Rp 446.887.149,63,00. Tambahan biaya sebesar Rp 74.750.000,00 diperoleh dengan melakukan pinjaman dari bank.
Analisis kriteria investasi Heru Fish Farm dilakukan dengan dua skenario, dimana skenario pertama modal yang digunakan adalah modal sendiri dan
skenario kedua modal berasal dari pinjaman bank sebesar Rp. 74.750.000,00 dengan tingkat suku bunga sebesar 10,8 per tahun.
Wijayanto 2005
penelitiannya yang berjudul Analisis Kelayakan Finansial Usaha Pembesaran Ikan Mas Kolam Air Deras, studi kasus di MN Fish
Farm , Kabupaten Subang. Dari penelitian ini menunjukan hasil perhitungan
diperoleh bahwa usaha pembesaran ikan mas air deras MN Fish Farm layak pada tingkat diskonto 6 persen dengan modal sendiri. Hasil yang didapat adalah NPV
sebesar Rp. 823.606.812,00 dengan Net BC sebesar 3,06 dan IRR sebesar 26 persen serta pengembalian modal MPI selama 4 tahun 6 bulan. Proyek ini
menghasilkan keuntungan bersih sekarang yang positif, pengeluaran sebesar Rp 1,00 menghasilkan manfaat sebesar Rp 3,06 dan tingkat pengembalian internal
dari proyek lebih besar dari suku bunga bank yang berlaku. Selain dengan skenario satu, ini dilakukan analisis dengan perubahan skenario yaitu dengan
modal sebagian berasal dari pinjaman bank Skenario II. Pada Skenario II tingkat diskonto yang digunakan adalah 6 dan 15 persen. Hasil yang diperoleh dengan
suku bunga 6 persen adalah NPV sebesar Rp 682.145.459,00, Net BC 4,41 dengan IRR sebesar 32 persen dan PMI 5 tahun 1 bulan. Usaha ini masih layak
untuk dilaksanakan dengan Skenario II pada tingkat suku bunga sebrsar 6 persen, pelaksanaan usaha dengan modal pinjaman dari bank lebih layak untuk
dilaksanakan. Pada tingkat suku bunga 15 persen dengan modal sebagian berasal dari pinjaman bank hasil yang diperoleh adalah NPV sebesar Rp 324.433.731,00,
Net BC sebesar 2,62 dengan sebesar IRR 22 persen dan MPI 6 tahun 1 bulan.
Nilai NPV positif dan Net BC lebih besar dari pengeluaran, sedangkan nilai IRR sebesar 22 persen menunjukan bahwa usaha tersebut akan dapat mengembalikan
pinjaman beserta bungunya karena pengembalian internal usaha tersebut lebih besar dari suku bunga kredit yang berlaku yaitu 15 persen. Analisis sensitivitas
dilakukan pada penurunan harga output sebesar 5,65, 11,11 dan 16,67 persen, serta kenaikan harga input benih sebesar 30,4 persen dan harga input pakan
sebesar 7,91 persen. Usaha masih layak apabila terjadi kenaikan harga benih sebesar 30,4 persen, kenaikan harga pakan sebesar 7,91 persen, penurunan harga
output sebesar 5,56 persen dan kenaikan suku bunga menjadi 15 persen. Penelitian-penelitian terdahulu merupakan acuan bagi penelitian dalam
analisis kelayakan pengembangan usaha mengangkat permasalahan meningkatkan volume permintaan dari eksportir yang semakin meningkat dan mengingat
besarnya biaya yang harus dikeluarkan untuk perluasan skala usaha, maka perlu dilakukan analisis kelayakan investasi untuk mengetahui apakah usaha yang akan
dikembangkan ini layak atau tidak untuk dilakukan dengan melihat suku bunga discount rate yang berlaku.
Perbedaan penelitian ini adalah tempat perusahaan dan komoditas yang diproduksi. Dari penelitian terdahulu memberikan masukan bagi penulis
mengenai sejauh mana penelitian sebelumnya mengenai analisis finansial dan analisis non finansial. Hal ini memeberikan gambaran bagi penulis dengan topik
pengembangan usaha. Selain itu, dari penelitian terdahulu mengenai analisis kelayakan non finansial yang ingin dilihat dari aspek pasar, aspek teknis, aspek
manajemen, dan aspek sosial ekonomi, sehingga dapat menjadi acuan bagi penulis untuk mengembangkan usaha dari kegiatan produksi ikan hias air tawar di Arifin
Fish Farm.
III. KERANGKA PEMIKIRAN
3.1 Kerangka Pemikirian Teoritis 3.1.1 Studi Kelayakan Proyek
Studi kelayakan proyek adalah penelitian tentang dapat tidaknya suatu proyek biasanya merupakan proyek investasi dilaksanakan dengan berhasil.
Pengertian keberhasilan ini mungkin bisa ditafsirkan agak berbeda-beda. Ada yang menafsirkan dalam pengertian yang lebih terbatas, dan ada juga yang
mengertikan dalam artian yang lebih luas Husnan dan Muhammad 2000. Dalam arti terbatas dipergunakan oleh pihak swasta yang lebih berminat tentang manfaat
ekonomis suatu investasi. Sedangkan pihak pemerintah, atau lembaga non profit, dilihat apakah bermanfaat bagi masyarakat luas yang bisa penyerapan tenaga
kerja, pemanfaatan sumber daya yang melimpah, dan penghematan devisa atau penambahan devisa yang diperlukan oleh pemerintah.
Hal-hal yang mendasari menjalankan studi kelayakan proyek investasi jika suatu pihak atau seseorang dengan melihat suatu kesempatan usaha, apakah
kesempatan usaha tesebut bisa bermanfaat secara ekonomis serta apakah bisa mendapatkan suatu tingkat keuntungan yang layak dari usaha tersebut. Semakin
luas skala proyek maka dampak yang dihasilkan baik secara ekonomi maupu sosial semakin luas. Oleh karena itu, studi kelayakan dilengkapi dengan analiss
yang disebut dengan analisa manfaat cost and benefit analysis, dan analisa pengorbanan sosial social cost and social benefit.
Pada suatu studi kelayakan proyek akan menyangkut tiga aspek Husnan dan Muhammad 2000 yaitu :
1 Manfaat ekonomis proyek tersebut bagi proyek itu sendiri atau manfaat
finansial. Artinya apakah proyek itu panjang dan menguntukan apabila dengan risiko proyek.
2 Manfaat ekonomis proyek tersebut bagi negara tempat proyek itu
dilaksanakan atau manfaat ekonomi nasional, yang menunjukan manfaat proyek tersebut bagi ekonomi makro suatu negara.
3 Manfaat sosial proyek tersebut bagi masyarakat sekitar proyek.