program yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat juga berpengaruh pada pemahaman penerima program. Pemahaman masyarakat terhadap program adalah
sejauh mana pengetahuan penerima program tentang implementasi community relations,
semakin tinggi kesesuaian manfaat yang didapatkan penerima program akan meningkatkan tingkat pemahaman comprehensive penerima program.
Adanya kesesuaian
proses pembentukan
citra perusahaan
akan mempengaruhi citra perusahaan yang terbentuk. Citra perusahaan dinilai dari
personality, reputation, value ethics, serta corporate identity menurut sasaran
program terhadap perusahaan. Proses pembentukan citra yang baik akan cenderung meningkatkan citra perusahaan yang terbangun.
Gambar 3. Kerangka Pemikiran Pembentukan Citra Perusahaan Melalui Implementasi Community Relations.
2.3. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, maka hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut:
Community Relations X
1
• Keterlibatan dalam Program • Manfaat program
Proses Pembentukan Citra X
2
• Tingkat Penangkapan Informasi • Tingkat Perhatian
• Tingkat Pemahaman
Citra Perusahaan Y
• Penilaian pada Personality Perusahaan • Penilaian pada Reputation Perusahaan
• Penilaian pada Value Ethics Perusahaan • Penilaian pada Corporate Identity Perusahaan
1. Terdapat hubungan positif antara pelaksanaan community relations melalui program community empowering PLTMH di Lebak Picung dengan
pembentukan citra perusahaan. - Terdapat hubungan positif antara keterlibatan aktif dalam program dengan
tingkat penangkapan informasi exposure pada sasaran program - Terdapat hubungan positif antara keterlibatan aktif dalam program dengan
tingkat perhatian attention sasaran program - Terdapat hubungan positif antara kesesuaian manfaat program community
relations Desa Mandiri Energi di Lebak Picung dengan tingkat pemahaman
comprehensive pada sasaran program program 2. Terdapat hubungan positif antara proses pembentukan citra perusahaan melalui
pelaksanaan community relations program PLTMH di Lebak Picung dengan citra perusahaan yang terbangun pada penerima program community relations.
2.4. Definisi Operasional dan Pengukuran
1. Keterlibatan dalam program adalah keikutsertaan warga Lebak Picung dalam perencanaan, pembuatan, maupun pemeliharaan PLTMH. Mencakup:
keterlibatan dalam perencanaan PLTMH, keikutsertaan dalam pembangunan PLTMH, ikut menjaga keberlangsungan PLTMH dengan melaksanakan
ronda sesuai jadwal, menjaga lingkungan khususnya ketersediaan air sungai sebagai sumber utama PLTMH, maupun menjadi pengurus aktif dalam
pengelolaan PLTMH. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan skala ordinal dengan pemberian skor berikut:
• Sangat Tidak Setuju : 1 • Tidak Setuju
: 2 • Setuju
: 3 • Sangat Setuju
: 4 Dengan total tujuh pertanyaan, akan dikategorikan keterlibatan dalam
program ke dalam tiga kategori: • Tingkat keterlibatan rendah
= skor ≤ 13 • Tingkat keterlibatan sedang
= skor 14-21 • Tingkat keterlibatan tinggi
= skor ≥ 22
2. Manfaat program adalah sejauhmana program community relations berguna bagi sasaran program. Manfaat program melihat sejauhmana PLTMH dinilai
telah membantu memenuhi kebutuhan listrik di Lebak Picung, manfaat yang dirasakan dalam pemenuhan listrik rumah tangga dibandingkan pembangkit
listrik lain seperti generator maupun PLTS, sejauh PLTMH PLN memberikan manfaat pada pemenuhan kebutuhan informasi yang
didapatkan rumah tangga melalui akses pada media dengan adanya listrik, manfaat di bidang pendidikan dengan peningkatan minat belajar anggota
keluarga dengan adanya listrik, peningkatan perekonomian keluarga, maupun perkembangan pada Lebak Picung secara keseluruhan. Variabel ini
diukur berdasarkan pernyataan sangat setuju, setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Pengukuran dengan skala ordinal dengan penilaian berikut ini:
• Sangat tidak setuju : skor 1
• Tidak setuju : skor 2
• Setuju : skor 3
• Sangat setuju : skor 4
Data dari enam pertanyaan akan dikelompokkan ke dalam tiga kategori: • Tidak bermanfaat
= skor ≤ 11 • Cukup bermanfaat
= skor 12-18 • Bermanfaat
= skor ≥ 19 3. Program community relations menilai seperti keterlibatan penerima program
pada program yang diberikan perusahaan serta kesesuaian manfaat program dengan kebutuhan penerima program. Secara keseluruhan data tentang
keterlibatan warga dalam program dan manfaat program sebagai variabel dalam program community relations PLTMH PLN, dengan total
keseluruhan terdapat 13 pertanyaan yang kemudian dikelompokkan ke dalam tiga kategori, yaitu:
• Program comrel PLTMH dilaksanakan dengan buruk =skor ≤ 25
• Program comrel PLTMH dilaksanakan dengan cukup baik =skor 26-39
• Program comrel PLTMH dilaksanakan dengan baik =skor ≥ 40
4. Tingkat penangkapan informasi exposure adalah sejauh mana sasaran program mengetahui atau menyadari adanya implementasi program
PLTMH. Variabel ini diukur berdasarkan pernyataan sangat setuju, setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju terhadap informasi yang dimiliki
responden tentang program PLTMH di Lebak Picung, hingga sejauh mana responden mengetahui tentang PLN dan upaya yang dilakukan PLN.
Pengukuran dilakukan dengan skala ordinal dengan penilaian berikut ini: • Sangat tidak setuju
: skor 1 • Tidak setuju
: skor 2 • Setuju
: skor 3 • Sangat setuju
: skor 4 Tingkat penangkapan informasi exposure pada pembentukan citra dilihat
dari enam pertanyaan yang kemudian dikelompokkan ke dalam tiga kategori, yaitu:
• Tingkat penangkapan informasi rendah = skor ≤ 11
• Tingkat penangkapan informasi sedang = skor 12-18
• Tingkat Penangkapan informasi tinggi = skor ≥ 19
5. Tingkat perhatian attention adalah sejauh mana ketertarikan penerima program untuk mengetahui lebih lanjut tentang kegiatan PLTMH, yang
dilihat melalui kerlibatan, serta perhatian penerima program melalui apa yang mereka rasakan terhadap program PLTMH dari PLN. Variabel ini
diukur berdasarkan pernyataan sangat setuju, setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Pengukuran dengan skala ordinal dengan penilaian berikut ini:
• Sangat tidak setuju : skor 1
• Tidak setuju : skor 2
• Setuju : skor 3
• Sangat setuju : skor 4`
Tingkat perhatian attention pada pembentukan citra dilihat dari 5 pertanyaan yang kemudian dikelompokkan ke dalam empat kategori, yaitu:
• Tingkat perhatian rendah = skor ≤ 9
• Tingkat perhatian sedang = skor 10-15
• Tingkat perhatian tinggi = skor ≥ 16
6. Tingkat pemahaman comprehensive adalah sejauh mana pengetahuan dan penilaian individu sasaran program tentang implementasi program
community relations . Variabel ini mengukur pernyataan tentang pemahaman
terhadap manfaat PLTMH secara keseluruhan, penilaian terhadap PLN sebagai sahabat bagi warga karena mampu memenuhi kebutuhan listrik,
serta kebersediaan menjadi pengurus dalam program pemberdayaan yang diadakan PLN maupun kebersediaan jika PLN melakukan kegiatan lain di
Lebak Picung dengan penilaian sangat setuju, setuju, tidak setuju, atau sangat tidak setuju. Pengukuran dengan skala ordinal dengan penilaian
berikut ini: • Sangat tidak setuju
: skor 1 • Tidak setuju
: skor 2 • Setuju
: skor 3 • Sangat setuju
: skor 4 Tingkat pemahaman comprehensive pada proses pembentukan citra dinilai
dari 6 pertanyaan yang kemudian dikelompokkan ke dalam tiga kategori, yaitu:
• Tingkat pemahaman dan penerimaan rendah = skor ≤ 11
• Tingkat pemahaman dan penerimaan sedang = skor 12-18
• Tingkat pemahaman dan penerimaan tinggi = skor ≥ 19
7. Proses pembentukan citra adalah proses pemaknaan program pada sasaran yang diawali dari adanya penangkapan informasi exposure, dilanjutkan
dengan perhatian attention terhadap program, dan pemahaman comprehensive pada program. Secara keseluruhan, data tentang
penangkapan informasi, perhatian, dan pemahaman menunjukkan tentang proses pembentukan citra dengan total keseluruhan terdapat 17 pertanyaan
yang kemudian dikelompokkan ke dalam tiga kategori, yaitu: • Proses pembentukan citra yang buruk
= skor ≤ 33 • Proses pembentukan citra yang cukup baik
= skor 34-51 • Proses pembentukan citra yang sangat baik
= skor ≥ 52 8. Penilaian pada personality perusahaan, adalah sejauh mana publik sasaran
menilai perusahaan sebagai perusahaan yang dipercaya, perusahaan yang mempunyai tanggung jawab sosial. Pengukuran dilakukan dengan skala
ordinal yang dikategorikan ke dalam empat kategori, yang diukur dengan pembagian skor berikut:
• Sangat tidak setuju : skor 1 • Tidak setuju
: skor 2 • Setuju
: skor 3 • Sangat setuju
: skor 4 Penilaian responden terhadap personality perusahaan dilihat dari enam
pertanyaan yang kemudian dikelompokkan ke dalam tiga kategori, yaitu: • Perusahaan memiliki personality yang buruk
= skor ≤ 11 • Perusahaan memiliki personality yang kurang baik = skor 12-18
• Perusahaan memiliki personality yang baik = skor ≥ 19
9. Penilaian pada reputation perusahaan, adalah keyakinan positif publik sasaran berdasarkan pengalaman sendiri maupun pihak lain terhadap
manfaat yang diberikan perusahaan. Pengukuran dilakukan dengan skala ordinal yang dikategorikan ke dalam empat kategori, yang diukur dengan
pembagian skor berikut: • Sangat tidak setuju : skor 1
• Tidak setuju : skor 2
• Setuju : skor 3
• Sangat setuju : skor 4
Penilaian responden terhadap reputation perusahaan dilihat dari lima pertanyaan yang kemudian dikelompokkan ke dalam tiga kategori, yaitu:
• Perusahaan memiliki reputation yang buruk = skor ≤ 9
• Perusahaan memiliki reputation yang kurang baik = skor 10-15
• Perusahaan memiliki reputation yang baik = skor ≥ 16
10. Penilaian pada value ethics Perusahaan, adalah sejauh mana publik menganggap perusahaan memiliki nilai-nilai yang baik. Pengukuran
dilakukan dengan skala ordinal yang dikategorikan ke dalam empat kategori, yang diukur dengan pembagian skor berikut:
• Sangat tidak setuju : skor 1 • Tidak setuju
: skor 2 • Setuju
: skor 3 • Sangat setuju
: skor 4 Penilaian responden terhadap value ethic perusahaan dilihat dari lima
pertanyaan yang kemudian dikelompokkan ke dalam tiga kategori, yaitu: • Perusahaan memiliki value ethic yang buruk
= skor ≤ 9 • Perusahaan memiliki value ethic yang kurang baik = skor 10-15
• Perusahaan memiliki value ethic yang baik = skor ≥ 16
11. Penilaian pada corporate identity perusahaan, adalah sejauh mana publik sasaran mengetahui dan menilai komponen pengenal perusahaan seperti
logo, dll. Pengukuran dilakukan dengan skala ordinal yang dikategorikan ke dalam empat kategori, yang diukur dengan pembagian skor berikut:
• Sangat tidak setuju : skor 1 • Tidak setuju
: skor 2 • Setuju
: skor 3 • Sangat setuju
: skor 4 Penilaian responden terhadap corporate identity perusahaan dinilai dari
empat pertanyaan yang kemudian dikelompokkan ke dalam tiga kategori, yaitu:
• Perusahaan memiliki corporate identity yang buruk = skor ≤ 7
• Perusahaan memiliki corporate identity yang kurang baik = skor 8-12 • Perusahaan memiliki corporate identity yang baik
= skor ≥ 13 12. Citra perusahaan adalah sejauhmana publik sasaran program memandang
perusahaan. Citra perusahaan ini dilihat berdasarkan pendapat sasaran program community relations terhadap personality, reputation, value ethic,
dan corporate identity perusahaan. Untuk mengetahui citra perusahaan yang terbentuk didapatkan dari penjumlahan seluruh hasil dari dua puluh
pertanyaan tentang personality, reputation value ethic dan corporate identity
pada penerima program community relations. Hasil data yang diperoleh kemudian dikelompokkan ke dalam tiga kategori yaitu:
• Perusahaan memiliki citra yang buruk
= skor ≤ 39
• Perusahaan memiliki citra yang kurang baik
= skor 40-60
• Perusahaan memiliki citra yang baik
= skor ≥ 61
BAB III
PENDEKATAN LAPANG 3.1. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang didukung oleh data kualitatif, yang dilakukan untuk menganalisis pembentukan citra perusahaan
melalui kegiatan community relations yang dilakukan oleh PR Perusahaan. Penelitian yang dilakukan adalah penelitian pengujian hipotesis atau penelitian
penjelasan explanatory research. Penelitian explanatory merupakan penelitian dengan menjelaskan hubungan antara variabel-variabel penelitian dan menguji
hipotesa yang telah dirumuskan sebelumnya Singarimbun dan Effendi, 1989.
Data kuantitatif didapatkan melalui wawancara menggunakan kuesioner kepada responden. Data kualitatif didapatkan melalui hasil konsultasi atau
wawancara mendalam antara peneliti dan informan. Penelitian kualitatif digunakan untuk mengidentifikasi pelaksanaan program community relations
Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro di Lebak Picung, Desa Hegarmanah, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, yang dilakukan PLN.
3.2. Lokasi Dan Waktu