Definisi Operasional dan Pengukuran

2. Manfaat program adalah sejauhmana program community relations berguna bagi sasaran program. Manfaat program melihat sejauhmana PLTMH dinilai telah membantu memenuhi kebutuhan listrik di Lebak Picung, manfaat yang dirasakan dalam pemenuhan listrik rumah tangga dibandingkan pembangkit listrik lain seperti generator maupun PLTS, sejauh PLTMH PLN memberikan manfaat pada pemenuhan kebutuhan informasi yang didapatkan rumah tangga melalui akses pada media dengan adanya listrik, manfaat di bidang pendidikan dengan peningkatan minat belajar anggota keluarga dengan adanya listrik, peningkatan perekonomian keluarga, maupun perkembangan pada Lebak Picung secara keseluruhan. Variabel ini diukur berdasarkan pernyataan sangat setuju, setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Pengukuran dengan skala ordinal dengan penilaian berikut ini: • Sangat tidak setuju : skor 1 • Tidak setuju : skor 2 • Setuju : skor 3 • Sangat setuju : skor 4 Data dari enam pertanyaan akan dikelompokkan ke dalam tiga kategori: • Tidak bermanfaat = skor ≤ 11 • Cukup bermanfaat = skor 12-18 • Bermanfaat = skor ≥ 19 3. Program community relations menilai seperti keterlibatan penerima program pada program yang diberikan perusahaan serta kesesuaian manfaat program dengan kebutuhan penerima program. Secara keseluruhan data tentang keterlibatan warga dalam program dan manfaat program sebagai variabel dalam program community relations PLTMH PLN, dengan total keseluruhan terdapat 13 pertanyaan yang kemudian dikelompokkan ke dalam tiga kategori, yaitu: • Program comrel PLTMH dilaksanakan dengan buruk =skor ≤ 25 • Program comrel PLTMH dilaksanakan dengan cukup baik =skor 26-39 • Program comrel PLTMH dilaksanakan dengan baik =skor ≥ 40 4. Tingkat penangkapan informasi exposure adalah sejauh mana sasaran program mengetahui atau menyadari adanya implementasi program PLTMH. Variabel ini diukur berdasarkan pernyataan sangat setuju, setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju terhadap informasi yang dimiliki responden tentang program PLTMH di Lebak Picung, hingga sejauh mana responden mengetahui tentang PLN dan upaya yang dilakukan PLN. Pengukuran dilakukan dengan skala ordinal dengan penilaian berikut ini: • Sangat tidak setuju : skor 1 • Tidak setuju : skor 2 • Setuju : skor 3 • Sangat setuju : skor 4 Tingkat penangkapan informasi exposure pada pembentukan citra dilihat dari enam pertanyaan yang kemudian dikelompokkan ke dalam tiga kategori, yaitu: • Tingkat penangkapan informasi rendah = skor ≤ 11 • Tingkat penangkapan informasi sedang = skor 12-18 • Tingkat Penangkapan informasi tinggi = skor ≥ 19 5. Tingkat perhatian attention adalah sejauh mana ketertarikan penerima program untuk mengetahui lebih lanjut tentang kegiatan PLTMH, yang dilihat melalui kerlibatan, serta perhatian penerima program melalui apa yang mereka rasakan terhadap program PLTMH dari PLN. Variabel ini diukur berdasarkan pernyataan sangat setuju, setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Pengukuran dengan skala ordinal dengan penilaian berikut ini: • Sangat tidak setuju : skor 1 • Tidak setuju : skor 2 • Setuju : skor 3 • Sangat setuju : skor 4` Tingkat perhatian attention pada pembentukan citra dilihat dari 5 pertanyaan yang kemudian dikelompokkan ke dalam empat kategori, yaitu: • Tingkat perhatian rendah = skor ≤ 9 • Tingkat perhatian sedang = skor 10-15 • Tingkat perhatian tinggi = skor ≥ 16 6. Tingkat pemahaman comprehensive adalah sejauh mana pengetahuan dan penilaian individu sasaran program tentang implementasi program community relations . Variabel ini mengukur pernyataan tentang pemahaman terhadap manfaat PLTMH secara keseluruhan, penilaian terhadap PLN sebagai sahabat bagi warga karena mampu memenuhi kebutuhan listrik, serta kebersediaan menjadi pengurus dalam program pemberdayaan yang diadakan PLN maupun kebersediaan jika PLN melakukan kegiatan lain di Lebak Picung dengan penilaian sangat setuju, setuju, tidak setuju, atau sangat tidak setuju. Pengukuran dengan skala ordinal dengan penilaian berikut ini: • Sangat tidak setuju : skor 1 • Tidak setuju : skor 2 • Setuju : skor 3 • Sangat setuju : skor 4 Tingkat pemahaman comprehensive pada proses pembentukan citra dinilai dari 6 pertanyaan yang kemudian dikelompokkan ke dalam tiga kategori, yaitu: • Tingkat pemahaman dan penerimaan rendah = skor ≤ 11 • Tingkat pemahaman dan penerimaan sedang = skor 12-18 • Tingkat pemahaman dan penerimaan tinggi = skor ≥ 19 7. Proses pembentukan citra adalah proses pemaknaan program pada sasaran yang diawali dari adanya penangkapan informasi exposure, dilanjutkan dengan perhatian attention terhadap program, dan pemahaman comprehensive pada program. Secara keseluruhan, data tentang penangkapan informasi, perhatian, dan pemahaman menunjukkan tentang proses pembentukan citra dengan total keseluruhan terdapat 17 pertanyaan yang kemudian dikelompokkan ke dalam tiga kategori, yaitu: • Proses pembentukan citra yang buruk = skor ≤ 33 • Proses pembentukan citra yang cukup baik = skor 34-51 • Proses pembentukan citra yang sangat baik = skor ≥ 52 8. Penilaian pada personality perusahaan, adalah sejauh mana publik sasaran menilai perusahaan sebagai perusahaan yang dipercaya, perusahaan yang mempunyai tanggung jawab sosial. Pengukuran dilakukan dengan skala ordinal yang dikategorikan ke dalam empat kategori, yang diukur dengan pembagian skor berikut: • Sangat tidak setuju : skor 1 • Tidak setuju : skor 2 • Setuju : skor 3 • Sangat setuju : skor 4 Penilaian responden terhadap personality perusahaan dilihat dari enam pertanyaan yang kemudian dikelompokkan ke dalam tiga kategori, yaitu: • Perusahaan memiliki personality yang buruk = skor ≤ 11 • Perusahaan memiliki personality yang kurang baik = skor 12-18 • Perusahaan memiliki personality yang baik = skor ≥ 19 9. Penilaian pada reputation perusahaan, adalah keyakinan positif publik sasaran berdasarkan pengalaman sendiri maupun pihak lain terhadap manfaat yang diberikan perusahaan. Pengukuran dilakukan dengan skala ordinal yang dikategorikan ke dalam empat kategori, yang diukur dengan pembagian skor berikut: • Sangat tidak setuju : skor 1 • Tidak setuju : skor 2 • Setuju : skor 3 • Sangat setuju : skor 4 Penilaian responden terhadap reputation perusahaan dilihat dari lima pertanyaan yang kemudian dikelompokkan ke dalam tiga kategori, yaitu: • Perusahaan memiliki reputation yang buruk = skor ≤ 9 • Perusahaan memiliki reputation yang kurang baik = skor 10-15 • Perusahaan memiliki reputation yang baik = skor ≥ 16 10. Penilaian pada value ethics Perusahaan, adalah sejauh mana publik menganggap perusahaan memiliki nilai-nilai yang baik. Pengukuran dilakukan dengan skala ordinal yang dikategorikan ke dalam empat kategori, yang diukur dengan pembagian skor berikut: • Sangat tidak setuju : skor 1 • Tidak setuju : skor 2 • Setuju : skor 3 • Sangat setuju : skor 4 Penilaian responden terhadap value ethic perusahaan dilihat dari lima pertanyaan yang kemudian dikelompokkan ke dalam tiga kategori, yaitu: • Perusahaan memiliki value ethic yang buruk = skor ≤ 9 • Perusahaan memiliki value ethic yang kurang baik = skor 10-15 • Perusahaan memiliki value ethic yang baik = skor ≥ 16 11. Penilaian pada corporate identity perusahaan, adalah sejauh mana publik sasaran mengetahui dan menilai komponen pengenal perusahaan seperti logo, dll. Pengukuran dilakukan dengan skala ordinal yang dikategorikan ke dalam empat kategori, yang diukur dengan pembagian skor berikut: • Sangat tidak setuju : skor 1 • Tidak setuju : skor 2 • Setuju : skor 3 • Sangat setuju : skor 4 Penilaian responden terhadap corporate identity perusahaan dinilai dari empat pertanyaan yang kemudian dikelompokkan ke dalam tiga kategori, yaitu: • Perusahaan memiliki corporate identity yang buruk = skor ≤ 7 • Perusahaan memiliki corporate identity yang kurang baik = skor 8-12 • Perusahaan memiliki corporate identity yang baik = skor ≥ 13 12. Citra perusahaan adalah sejauhmana publik sasaran program memandang perusahaan. Citra perusahaan ini dilihat berdasarkan pendapat sasaran program community relations terhadap personality, reputation, value ethic, dan corporate identity perusahaan. Untuk mengetahui citra perusahaan yang terbentuk didapatkan dari penjumlahan seluruh hasil dari dua puluh pertanyaan tentang personality, reputation value ethic dan corporate identity pada penerima program community relations. Hasil data yang diperoleh kemudian dikelompokkan ke dalam tiga kategori yaitu: • Perusahaan memiliki citra yang buruk = skor ≤ 39 • Perusahaan memiliki citra yang kurang baik = skor 40-60 • Perusahaan memiliki citra yang baik = skor ≥ 61 BAB III PENDEKATAN LAPANG 3.1. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang didukung oleh data kualitatif, yang dilakukan untuk menganalisis pembentukan citra perusahaan melalui kegiatan community relations yang dilakukan oleh PR Perusahaan. Penelitian yang dilakukan adalah penelitian pengujian hipotesis atau penelitian penjelasan explanatory research. Penelitian explanatory merupakan penelitian dengan menjelaskan hubungan antara variabel-variabel penelitian dan menguji hipotesa yang telah dirumuskan sebelumnya Singarimbun dan Effendi, 1989. Data kuantitatif didapatkan melalui wawancara menggunakan kuesioner kepada responden. Data kualitatif didapatkan melalui hasil konsultasi atau wawancara mendalam antara peneliti dan informan. Penelitian kualitatif digunakan untuk mengidentifikasi pelaksanaan program community relations Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro di Lebak Picung, Desa Hegarmanah, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, yang dilakukan PLN.

3.2. Lokasi Dan Waktu

Penelitian ini dilakukan di salah lokasi penerima program community relations PT PLN yaitu di Lebak Picung, Desa Hegarmanah, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten. Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja puposive dengan pertimbangan: 1. PLN merupakan perusahaan dengan misi tanggung jawab sosial yang menerapkan strategi community relations. 2. Lebak Picung, Desa Hegarmanah, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten sebagai tempat penelitian karena memiliki relasi dengan PLN dalam pelaksanaan community relations. Lebak Picung pada tahun 2010 mendapat program PLTMH karena merupakan daerah yang belum terjangkau aliran listrik, dan pertimbangan lain seperti mempunyai sumber air sungai, serta berbatasan dengan hutan Taman Nasional Gunung Halimun Salak. Program community relations Desa Mandiri Energi oleh PLN di Lebak Picung adalah pengembangan PLTMH Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro untuk memenuhi pasokan listrik bagi warga dengan memanfaatkan potensi yang ada yaitu aliran sungai Ciambulawung. Kegiatan penelitian meliputi penyusunan proposal skripsi, kolokium, pengambilan data lapangan, pengolahan data dan analisis data, penulisan draft skripsi, sidang skripsi, dan perbaikan laporan penelitian. Lama pelaksanaan penelitian ini bisa dilihat secara lebih rinci melalui Tabel 2. Tabel 2. Jadwal Pelaksanaan Penelitian Tahun 2011-2012. Kegiatan Juni Juli Agus Tus Septem ber Okto ber Novem ber Desem Ber Januari 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 Penyusunan proposal skripsi Kolokium Perbaikan proposal Pengambilan data lapang Pengolahan data dan analisis data Penulisan draft skripsi Sidang skripsi Perbaikan skripsi