1.  Communicator Sebagai juru bicara organisasi, PR berkomunikasi secara intensif melalui media
dan  kelompok  masyarakat.  Hampir  semua  teknik  komuikaasi  antar  personal personal  communication  dipergunakan,  komunikasi  lisan,  komunikasi  tatap
muka sebagai mediator maupun persuasif. 2.  Relationship
Kemampuan  PR  membangun  hubungan  positif  antara  lembaga  yang diwakilinya dengan publik internal maupun eksternal. Relationship yang tidak
harmonis  beresiko  menimbulkan  ketidakpuasan  public  yang  pada  akhirnya mengancam  kelangsungan  bisnis  perusahaan.  Selain  itu,  relationship  juga
berupaya  menciptakan  saling  pengertian,  kepercayaan,  dukungan,  kerjasama, dan toleransi antara kedua belah pihak.
3.  Backup management Melaksanakan dukungan manajemen atau menunjang kegiatan departemen lain
dalam  perusahaan  demi  terciptanya  tujuan  bersama  dalam  suatu  kerangka tujuan pokok perusahaan.
4.  Good image maker Menciptakan  citra  perusahaan  dan  publisitas  positif  merupakan  prestasi,
reputasi,  dan  menjadi  tujuan  utama  aktivitas  PR  dalam  melaksanakan manajemen kehumasan membangun citra perusahaan.
2.1.1.2.  Sasaran Kegiatan Public Relations
Setiap  pelaku  humas  perlu  mengenali siapa  saja khalayak  sasarannya.  Ada beberapa  alasan  pokok  perusahaan  harus  mengenali  atau  menetapkan  unsur
masyarakat luas menjadi sasarannya, yakni
2
: 1.  untuk  mengidentifikasi  segmen  khalayak  atau  kelompok  yang  paling  tepat
untuk dijadikan sasaran dari suatu program kehumasan; 2.  untuk  menciptakan  skala  prioritas  sehubungan  dengan  terbatasnya  anggaran
dan sumber-sumber daya lainnya; 3.  untuk memilih media dan teknik humas yang sekiranya paling sesuai;
2
M.  Linggar  Anggori,  Teori    Profesi  Kehumasan-Serta  Aplikasinya  di  Indonesia,  PT  Bumi Aksara, Jakarta, 2000, hal.60
4.  untuk  mempersiapkan  pesan-pesan  sedemikian  rupa  agar  cepat  dan  mudah diterima.
Adapun  yang  termasuk  stakeholder  internal  perusahaan  antara  lain  yaitu pemegang  saham,  manajertop  eksekutif,  karyawan,  dan  keluarga  karyawan.
Sedangkan stakeholder eksternal terdiri dari konsumen, penyalur, pemasok, bank, pemerintah, pesaing, media, dan komunitas.
3
Kasali  1994  menyebutkan  bahwa  komunitas  community  disini merupakan masyarakat yang tinggal, hidup, dan berusaha di sekitar lokasi pabrik,
kantor  suatu  perusahaan,  atau  bangunan  milik  perusahaan.  Maka  PR  bertugas untuk  mendidik  komunitas  agar  mereka  dapat  berhubungan  timbal  balik.
Termasuk  didalamnya  adalah  meningkatkan  pengetahuan  dan  keterampilan mereka  sebagai  sumber  tenaga  kerja  atau  pengelola  untuk  keberlanjutan
pelaksanaan program perusahaan.
2.1.1.3.  Efektivitas Program PR
Terdapat empat cara, menurut Ishak  Koh Siew Leng 1991 dalam Ruslan 2003,  untuk  pengukuran  efektifitas  dari  program  PR  yang  telah  dilaksanakan,
dapat dilihat melalui tolak ukur sebagai berikut: a.  Audience Coverage khalayak yang dicapai
Untuk  melihat  keberhasilannya,  meneliti  mampu  atau  tidaknya  PR  mencapai target  khalayak  sasarannya  target  audience  dalam  program  tersebut  serta
jumlah  khalayak  yang  dijangkau.  melihat  keinginan  khalayak  dan  respon tanggapan selanjutnya.
b.  Audience Response tanggapan khalayak Cara  ini  untuk  melihat  tanggapan  dari  kahalayak  sasaran  audience  respon,
dan  melihat  isi  pesan  dalam  program  PR  tersebut  bermanfaat  atau  tidak  bagi khalayak sasaran.
c.  Communication Impact pengaruh komunikasi Setelah  menilai  dari  berbagai  reaksi  khalayak,  selanjutnya  melihat  pengaruh
dampak  dari  pesan-pesan  dalam  komunikasi  communication  impact program PR tersebut setelah diekspos keluar terhadap khalayak sasaran.
3
Rhenald  Kasali,  Manajemen  Public  Relations:  Konsep  dan  Aplikasinya  di  Indonesia,  Pustaka Utama, Jakarta, 1994, hal.64