Bahaya Rokok Terhadap Kesehatan

d. Analisis analysis: diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lain. e. Sintesis synthesis: diartikan sebagai suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada. f. Evaluasi Evaluation: diartikan sebagai kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek berdasarkan kriteria yang telah ada.

2.2.2 Bahaya Rokok Terhadap Kesehatan

Menurut Miller yang dikutip oleh Istiqomah, “rokok merupakan penyebab utama epidemik kanker paru-paru, korbannya sebanding banyaknya dengan korban beberapa jenis infeksi pada masa lalu, seperti: kolera, tipus, dan tuberculosis. Merokok juga merupakan penyebab utama bronchitis dan emfisema, dan timbul sesak napas selama bertahun-tahun serta mengakibatkan kematian pada akhirnya. Ini merupakan faktor pendorong terbesar yang menaikkan angka kematian karena trombisis koroner, dan juga penyebaran degenerasi arteri yang berangsur menutup arteri pada tungkai. Penutupan arteri di bagian itu menimbulkan rasa nyeri luar biasa dan akhirnya menyebabkan kelumpuhan Istiqomah, 2003. Di Indonesia ada 57.000 jiwa meninggal setiap tahun akibat merokok atau 158 jiwa meninggal setiap hari akibat merokok. Selain itu, dijumpai 12-13 juta jiwa di antaranya akan meninggal pada usia muda. Sebagai penyebab polusi udara dalam ruangan, rokok memberikan polutan berupa gas dan logam-logam berat. Gas dalam asap rokok berupa CO, NO 2 , formaldehid, dan lain-lain yang bersifat karsinogenik. Sedangkan logam berat yang berupa cadmium Ca, arsen As, krom Cr, timah Pb, nikel Ni, dan sebagainya yang bersifat racun bagi tubuh. Gangguan akut dari populasi ruangan akibat asap rokok adalah bau kurang menyenangkan serta menyebabkan iritasi mata, hidung, tenggorokan, menstimulasi kumatnya penyakit asma, kanker paru- paru, gangguan pernapasan, dan beberapa hal penyakit menonjol bagi anak-anak, 9 misalnya penyakit telinga, infeksi saluran pernapasan. Dan batuk yang menghasilkan dahak Istiqomah, 2003. Bila seseorang merokok, maka asap tembakau dihisap, karbon monoksida dan nikotin mengalir ke dalam aliran darah dengan cara yang sama seperti oksigen lalu dialirkan ke seluruh tubuh. Unsur-unsur tembakau yang tidak diserap membentuk tar, yang akan berkumpul di dalam alur udara, paru-paru dan gigi. Merokok mengganggu kerja paru-paru yang normal karena hemoglobin lebih mudah membawa karbon dioksida daripada oksigen. Orang yang banyak merokok berakibat paru-paru mereka banyak mengandung karbon monoksida sehingga kadar oksigen di dalam darah berjumlah lebih kecil 15 persen daripada kadar normal. Asap rokok yang dihisap oleh yang bukan perokok perokok pasif bersifat karsinogen yang berbahaya bagi kesehatan manusia. Asap rokok membunuh satu non-perokok dari setiap 8 orang yang meninggal akibat merokok. Beberapa penelitian menemukan peningkatan resiko penyakit yang serius disebabkan terpapar oleh asap rokok. Hasil penelitian menunjukkan terdapat peningkatan resiko terkena penyakit jantung akibat terpapar asap rokok antara 23 hingga 25 persen. Dilaporkan juga adanya penurunan yang signifikan dari coronary flow velocity reserve kecepatan aliran darah pada yang bukan perokok setelah 30 menit terpapar asap rokok, mengakibatkan menurunnya fungsi endothelial sehingga terkena penyakit kardiovaskuler. Hal ini menunjukkan walaupun seseorang terpapar asap rokok dalam waktu pendek dapat menghasilkan efek negatif terhadap kesehatan dalam jangka panjang. Lebih dari 97 juta non-perokok di Indonesia secara rutin terpapar asap rokok Lembaga Demografi Universitas Indonesia, 2008 Lingkungan sekolah sebagai lembaga terpenting dalam membentuk pola pikir anak dan memberi masukan-masukan tentang bahaya rokok melalui berbagai ilmu pengetahuan serta menanamkan sikap disiplin baik terhadap pelanggaran maupun penyalahgunaan bahan-bahan atau zat yang bersifat adiktif sehingga dapat diaplikasikan di lingkungan masyarakat.

2.2.3 Bahaya Asap Rokok Terhadap Kesehatan

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP GAMBAR PENYAKIT AKIBAT MEROKOK YANG TERDAPAT DALAM Hubungan Antara Pengetahuan Dan Sikap Terhadap Gambar Penyakit Akibat Merokok Yang Terdapat Dalam Kemasan Rokok Dengan Perilaku Merokok Masyarakat Di Kelura

0 2 16

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP GAMBAR PENYAKIT AKIBAT MEROKOK YANG TERDAPAT DALAM Hubungan Antara Pengetahuan Dan Sikap Terhadap Gambar Penyakit Akibat Merokok Yang Terdapat Dalam Kemasan Rokok Dengan Perilaku Merokok Masyarakat Di Kelura

0 2 21

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG MEROKOK DENGAN PERILAKU MEROKOK DI SMP Hubungan Tingkat Pengetahuan Remaja Tentang Merokok Dengan Perilaku Merokok Di SMPMuhammadiyah 1 Kartasura.

0 5 14

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG ROKOK DENGAN SIKAP TERHADAP BAHAYA MEROKOK PADA SISWA Hubungan Pengetahuan Tentang Rokok Dengan Sikap Terhadap Bahaya Merokok Pada Siswa Smk Batik 1 Surakarta.

0 2 16

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG ROKOK DENGAN SIKAP TERHADAP BAHAYA MEROKOK PADA SISWA Hubungan Pengetahuan Tentang Rokok Dengan Sikap Terhadap Bahaya Merokok Pada Siswa Smk Batik 1 Surakarta.

0 0 14

Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan tentang Merokok dan Motivasi Merokok dengan Jumlah Rokok yang Dikonsumsi.

1 0 8

HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS TEMAN SEBAYA DAN PENGETAHUAN TENTANG ROKOK DENGAN PERILAKU MEROKOK REMAJA.

0 2 107

artikel KETENAGAKER JKETENAGAKERJAANAAN KETENAGAKER JKETENAGAKERJAANAAN

0 0 11

ASOSIASI PENGETAHUAN MENGENAI ROKOK DENGAN SIKAP DAN PERILAKU MEROKOK PADA REMAJA SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

0 0 78

ASOSIASI PAPARAN IKLAN ROKOK DENGAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU MEROKOK PADA REMAJA SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

1 1 93