Tempat dan Waktu Penelitian Kriteria Inklusi 1. Hadir pada saat pengambilan sampel. Variabel Penelitian Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Rancangan penelitian ini adalah survei analitik dengan menggunakan pendekatan cross sectional yaitu data yang dikumpulkan sesaat atau data yang diperoleh pada saat melakukan penelitian.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Madrasah Tsanawiyah Negeri Manado, pada bulan Maret – April 2012. 3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi Sumber Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII, VIII, IX di Madrasah Tsanawiyah Negeri Manado dengan jumlah 717 siswa Madrasah Tsanawiyah Negeri Manado, 2012.

3.3.2 Sampel

Untuk populasi kecil atau lebih kecil dari 10.000, dapat menggunakan rumus jumlah populasi diketahui dengan teknik Solvin Siregar, 2010 : n = N 1 + N e 2 23 Keterangan : N = besar populasi n = besar sampel e = perkiraan tingkat kesalahan 5. n = N 1 +Ne 2 = 717 1 +717 0,05 2 = 717 2, 7925 =256 ,75≈257 responden Namun mempertimbangkan respons rate, maka jumlah sampel ditambahkan 10 dari jumlah sampel minimum, sehingga jumlah sampel yang diteliti digenapkan menjadi 283 responden. Pemilihan sampel dilakukan menggunakan sampel acak sistematik systematic random sampling merupakan pengambilan sampel acak dilakukan secara berurutan dengan interval tertentu. Cara penentuan jumlah sampel diambil di setiap kelas dilakukan secara proporsi dengan mencari presentase perbandingan antara jumlah siswa tiap kelas dengan total populasi siswa Madrasah Tsanawiyah Negeri Manado. Hasil presentase dikalikan dengan jumlah total sampel yang dibutuhkan sesuai dengan rumus untuk mendapatkan jumlah sampel yang akan diambil di tiap kelas. Hasil yang diperoleh sebagai berikut : Kelas VII ¿ 315 717 ×283 =124 siswa. Kelas VIII = 225 717 ×283 =89 siswa. Kelas IX = 177 717 ×283 =70 siswa. Untuk mendapatkan responden penelitian diambil proporsi dari tiap-tiap kelas, sehingga seluruh sampel terwakili dari tiap kelas. Langkah pertama menggunakan rumus proporsi yaitu jumlah sampel tiap angkatan dibagi jumlah kelas tiap angkatan. Setelah mendapatkan hasil proporsi selanjutnya mencari interval tiap kelas dengan menggunakan rumus jumlah siswa tiap kelas dibagi dengan hasil proporsi yang telah didapat sebelumnya. Langkah selanjutnya memilih responden pertama untuk satu kelas dengan melakukan pencabutan undi 24 berdasarkan jumlah interval. Langkah terakhir dengan memilih responden tiap kelas berdasarkan nomor undi dengan jarak interval yang diperoleh. Langkah- langkah diatas terus dilakukan hingga mencapai jumlah sampel yang dibutuhkan.

3.4 Kriteria Inklusi 1. Hadir pada saat pengambilan sampel.

2. Bersedia menjadi responden pada saat pengambilan sampel. 3. Mampu berkomunikasi dengan baik tidak dalam keadaan sakit.

3.5 Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini adalah tingkat pengetahuan siswa Madrasah Tsanawiyah Negeri Manado tentang pengetahuan mengenai bahaya rokok. Sikap siswa Madrasah Tsanawiyah Negeri Manado tentang bahaya rokok. Tindakan siswa Madrasah Tsanawiyah Negeri Manado tentang pencegahan merokok.

3.6 Definisi Operasional

1. Tingkat Pengetahuan Tingkat pengetahuan dari responden tentang bahaya rokok yang meliputi pengetahuan mengenai bahaya rokok terhadap kesehatan dan bahaya asap rokok terhadap kesehatan . Pengukuran dilakukan dengan menggunakan kuesioner baku yang telah diuji validitas dan realiabilitasnya, berisi 18 pernyataan mengenai pengetahuan tentang bahaya rokok. Cara menjawab dengan memberikan tanda centang √ pada jawaban yang paling tepat sesuai dengan pernyataan yang diberikan. Jawaban akan diberikan skor 1 untuk Benar dan skor 0 untuk Salah. Hasil akhir penilaian tingkat pengetahuan tentang bahaya rokok menggunakan skala ordinal yang dikategorikan atas baik, cukup dan kurang. Pembagian kategori skala ordinal menggunakan rumus skor maksimum jumlah benar dikurangi skor minimum jumlah benar dibagi tiga. Selanjtnya membuat ketgori berdasarkan rumus diatas. Dikategorikan kurang jika responden menjawab 3-7 pernyataan benar, dikategorikan cukup apabila responden menjawab 8-12 pernyataan benar dan kategori baik apabila responden menjawab 13-18 pernyataan benar. 25 2. Sikap Sikap tentang bahaya rokok dari responden meliputi bahaya rokok terhadap motivasi belajar. Suatu reaksi atau tanggapan responden yang meliputi setuju dan tidak setuju mengenai sikap tentang bahaya rokok . Pengukuran sikap dilakukan secara tidak langsung dengan memberikan 17 pernyataan kepada responden melalui kuesioner untuk mengetahui bagaimana pendapat responden mengenai bahaya rokok bagi kesehatan, bahaya asap rokok terhadap kesehatan dan bahaya rokok terhadap motivasi belajar. Cara menjawab dengan memberikan tanda centang √ pada jawaban yang paling tepat sesuai dengan pernyataan yang diberikan. Jawaban akan diberikan skor 1 untuk Setuju S dan skor 0 untuk Tidak Setuju TS. Hasil akhir penilaian sikap tentang bahaya rokok menggunakan skala nominal yang dikategorikan atas baik dan tidak baik. Pembagian menjadi kategori skala nominal menggunakan rumus median : X= X 1 + X 2 2 Nilai median diperoleh dari jumlah pernyataan dikalikan skor terendah ditambah jumlah pernyataan dikalikan skor tertinggi dibagi dua. Berdasarkan rumus median diatas diperoleh angka 9. Selanjutnya membuat kategori berdasarkan nilai median tersebut. Dikategorikan baik apabila responden menjawab ˃9 pernyataan Setuju dan dikategorikan tidak baik apabila responden menjawab ≤9 pernyataan Setuju. 3. Tindakan Tindakan nyata yang diambil responden dalam hal pencegahan merokok yang meliputi apakah responden melakukan dengan baik atau tidak dalam upaya tindakan pencegahan merokok dan untuk mengetahui bagaimana pendapat reponden mengenai penerapan kawasan tanpa rokok di sekolah. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang berisi 16 pertanyaan yang terbagi atas 13 pertanyaan untuk responden yang memiliki anggota keluarga yang merokok dan 13 pertanyaan untuk responden yang tidak memiliki anggota keluarga perokok. Cara menjawab dengan memberikan tanda centang √ pada jawaban yang paling tepat sesuai dengan pernyatan yang diberikan. Jawaban 26 akan diberikan skor 1 untuk Ya dan 0 untuk Tidak. Hasil akhir penilaian tindakan tentang pencegahan merokok menggunakan skala nominal yang dikategorikan atas baik dan tidak baik. Pembagian menjadi kategori skala nominal menggunakan rumus median : X= X 1 + X 2 2 Nilai median diperoleh dari jumlah pertanyaan dikalikan skor terendah ditambah jumlah pertanyaan dikalikan skor tertinggi dibagi dua. Berdasarkan rumus median diatas diperoleh angka 5. Selanjutnya membuat kategori berdasarkan nilai median tersebut. Dikategorikan baik apabila responden menjawab 5 pertanyaan Ya dan dikategorikan tidak baik apabila responden menjawab ≤5 pertanyaan Ya. 4. Madrasah Tsanawiyah Madrasah Tsanawiyah ialah lembaga pendidikan yang memberikan pendidikan dan pengajaran tingkat menengah pertama dan menjadikan mata pelajaran agama Islam sebagai mata pelajaran dasar yang sekurang-kurangnya 30 disamping mata pelajaran umum Muniarsih, 2008. 5. Responden dalam penelitian ini merupakan siswa regular Madrasah Tsanawiyah Negeri Manado kelas VII, kelas VIII dan kelas IX yang aktif belajar pada tahun ajaran 2011-2012.

3.7 Instrumen Penelitian

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP GAMBAR PENYAKIT AKIBAT MEROKOK YANG TERDAPAT DALAM Hubungan Antara Pengetahuan Dan Sikap Terhadap Gambar Penyakit Akibat Merokok Yang Terdapat Dalam Kemasan Rokok Dengan Perilaku Merokok Masyarakat Di Kelura

0 2 16

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP GAMBAR PENYAKIT AKIBAT MEROKOK YANG TERDAPAT DALAM Hubungan Antara Pengetahuan Dan Sikap Terhadap Gambar Penyakit Akibat Merokok Yang Terdapat Dalam Kemasan Rokok Dengan Perilaku Merokok Masyarakat Di Kelura

0 2 21

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG MEROKOK DENGAN PERILAKU MEROKOK DI SMP Hubungan Tingkat Pengetahuan Remaja Tentang Merokok Dengan Perilaku Merokok Di SMPMuhammadiyah 1 Kartasura.

0 5 14

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG ROKOK DENGAN SIKAP TERHADAP BAHAYA MEROKOK PADA SISWA Hubungan Pengetahuan Tentang Rokok Dengan Sikap Terhadap Bahaya Merokok Pada Siswa Smk Batik 1 Surakarta.

0 2 16

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG ROKOK DENGAN SIKAP TERHADAP BAHAYA MEROKOK PADA SISWA Hubungan Pengetahuan Tentang Rokok Dengan Sikap Terhadap Bahaya Merokok Pada Siswa Smk Batik 1 Surakarta.

0 0 14

Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan tentang Merokok dan Motivasi Merokok dengan Jumlah Rokok yang Dikonsumsi.

1 0 8

HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS TEMAN SEBAYA DAN PENGETAHUAN TENTANG ROKOK DENGAN PERILAKU MEROKOK REMAJA.

0 2 107

artikel KETENAGAKER JKETENAGAKERJAANAAN KETENAGAKER JKETENAGAKERJAANAAN

0 0 11

ASOSIASI PENGETAHUAN MENGENAI ROKOK DENGAN SIKAP DAN PERILAKU MEROKOK PADA REMAJA SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

0 0 78

ASOSIASI PAPARAN IKLAN ROKOK DENGAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU MEROKOK PADA REMAJA SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

1 1 93