mengingatkan mana yang benar demi perkembangan berpikir remaja Rumini dan Sundari, 2004. Pernyataan ini mendukung hasil dari penelitian ini.
Berdasarkan penelitian dari Purba 2009 terhadap siswa SMA Parulian 1 Medan didaptkan hasil tidak adanya hubungan antara tingkat pengetahuan dengan
kebiasaan merokok. Hal tersebut dikarenakan remaja hanya sekedar mengetahui namun belum memahami, mengaplikasikan, mensistesis dan mengevaluasi apa
yang diketahui.
5.6 Hubungan Antara Sikap Tentang Bahaya Rokok Dengan Tindakan Pencegahan Merokok
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara sikap tentang bahaya rokok dengan tindakan pencegahan merokok siswa Madrasah Tsanawiyah
Negeri Manado dengan menghasilkan nilai probabilitas sebesar 0,003 dengan tingkat kesalahan 5 atau 0,05 dengan jumlah 191 responden 67,5 berada
pada sikap baik dan termasuk dalam kategori tindakan baik. Menurut teori Lawrence Green bahwa perilaku seseorang atau masyarakat
tentang kesehatan ditentukan oleh pengetahuan, sikap, kepercayaan, tradisi dan sebagainya. Teori diatas mendukung hasil penelitian yang diperoleh bahwa
tindakan yang baik ditentukan pula oleh pengetahuan yang baik. Berdasarkan perhitungan korelasi menggunakan Chi Square test dengan
bantuan program IBM SPSS Statistic version 19 menghasilkan nilai probabilitas sebesar 0,003 dengan tingkat kesalahan 0,05. Apabila nilai probabilitas kurang
dari tingkat kesalahan maka dapat dinyatakan terdapat hubungan antara kedua variabel yang diteliti yaitu hubungan antara sikap tentang bahaya rokok dengan
tindakan pencegahan merokok. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis penelitian diterima p 0,05.
Sikap tidak dibawa sejak lahir, pembentukannya dimulai dalam lingkungan, entah lingkungan ayah dan ibu dalam unit keluarga inti, entah
ditengah-tengah keluarga besar yang terdiri dari orangtua, saudara dan kerabat dekat, semuanya mempunyai pengaruh terhadap perkembangan sikap seorang
individu Nadeak, 1991. Pernyataan diatas mendukung hasil penelitian ini bahwa sikap yang dibentuk di lingkungan yang baik seperti di keluarga yang
59
harmonis, di sekolah yang mendidik secara efektif, lingkungan masyarakat yang baik dan ramah, maka akan mempengaruhi tindakan individu menjadi baik pula.
Hasil penelitian ini didukung oleh hasil penelitian oleh Noor 2004 di sekolah menengah pertama Kudus dengan sebagian besar responden 48,39
memiliki sikap yang baik yang jumlah persentasenya terpaut jauh dengan hasil penelitian ini sebesar 96,1. Hal ini sesuai dengan teori menurut Lawrence
Green dalam Notoadmodjo 2007 bahwa sikap merupakan faktor pemudah atau predisposisi predisposing factors dan faktor pendorong renforcing factors
yang terwujud dalam tindakan. Disimpulkan bahwa tindakan yang baik seseorang ditentukan oleh sikap yang baik pula.
Pertumbuhan pengaruh dimulai sejak dini dalam kehidupan seorang anak. Prinsip-prinsip yang sejati sejati harus diajarkan kepada mereka sejak masa
kecilnya, supaya sesudah mereka dewasa dapat berdiri tegak di atas fondasi itu. Mereka tidak akan mudah digoyahkan oleh pengaruh sekelilingnya, tetapi mereka
akan menyesuaikan kondisi sekitarnya agar sesuai dengan fondasi yang dimilikinya Nadeak, 1991.
Teori dari Festinger Dissonance Theory dalam Notoadmojo 2007 menjelaskan bahwa ketidakseimbangan dalam diri seseorang yang akan
menyebabkan perubahan perilaku terjadi disebabkan karena adanya perbedaan jumlah elemn kognitif yang seimbang dengan jumlah elemen kognitif yang tidak
seimbang serta sama-sama pentingnya. Sebagian besar responden 87,6 setuju bahwa asap rokok menghambat aktivitas belajar disekolah namun sebagian besar
dari mereka 79,9 tidak setuju apabila sekolah dijadikan kawasan bebas rokok. Hal ini membuktikan bahwa terjadi konflik antara antara kedua elemen diatas.
Titik berat dari penyelesaian konflik ini adalah penyesuaian diri dan mendorong remaja untuk berpikir analitis. Jika mereka setuju asap rokok dapat mengganggu
kegiatan proses belajar mengajar di sekolah hal yang dapat dilakukan untuk mendorong terlaksananya suasana tersebut adalah dengan mendukung lingkungan
sekolah dijadikan kawasan bebas rokok. Ini membuktikan bahwa teori dari Festinger mendukung hasil penelitian ini.
5.7 Responden Yang Masih Merokok