practice kesehatan, atau dapat juga dikatakan perilaku kesehatan overt behavior.
Tindakan atau praktik kesehatan ini juga meliputi 4 faktor seperti pengetahuan dan sikap kesehatan tersebut di atas, yaitu :
a. Tindakan atau praktik sehubungan dengan penyakit menular dan tidak
menular jenis penyakit dan tanda-tandanya atau gejalanya, penyebabnya, cara penularannya, cara pencegahannya, cara mengatasi atau menangani
sementara. b.
Tindakan atau praktik sehubungan dengan faktor-faktor yang terkait danatau mempengaruhi kesehatan antara lain: gizi makanan, sarana air bersih,
pembuangan air limbah, pembuangan kotoran manusia, pembuangan sampah, perumahan sehat, polusi udara dan sebagainya.
c. Tindakan atau praktik sehubungan dengan penggunaan utilisasi
fasilitas pelayanan kesehatan.
2.4.2 Strategi World Health Organization WHO
Untuk mengatasi epidemi tembakau, Organisasi Kesehatan Dunia WHO mengajak negara anggotanya menerapkan strategi MPOWER. Strategi ini
merupakan salah satu upaya untuk mengendalikan konsumsi tembakau tahun 2007 di Indonesia. MPOWER terdiri atas 6 enam upaya pengendalian tembakau yang
meliputi WHO Indonesia, 2008: 1. Monitor Prevalensi Penggunaan Tembakau dan Pencegahannya
Monitoring penggunaan tembakau dan dampak yang ditimbulkannya harus diperkuat untuk kepentingan perumusan kebijakan. Saat ini 23 negara
berkembang di seluruh dunia tidak memiliki data dasar penggunaan tembakau pada anak muda dan orang dewasa dan Indonesia menduduki posisi ketiga
dalam proporsi perokok di dunia Global Tobacco Control Report, 2008. 2. Perlindungan Terhadap Asap Tembakau
Asap rokok tidak hanya berbahaya bagi orang yang menghisap rokok tetapi juga orang di sekitarnya perokok pasif. Lebih dari separuh Negara di dunia,
dengan populasi mendekati 23 penduduk dunia, masih membolehkan merokok di kantor pemerintah, tempat kerja dan di dalam gedung WHO
Indonesia, 2008.
16
Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2003 pasal 22 menjelaskan peraturan tentang kawasan bebas rokok yaitu setiap ruangan atau area yang dinyatakan
dilarang untuk kegiatan produksi, penjualan, iklan, promosi danatau penggunaan rokok PP No. 19 tahun 2003.
3. Optimalisasi Dukungan Untuk Berhenti Merokok Ada 3 tiga bantuan yang diberikan seperti pelayanan konsultasi bantuan
berhenti merokok yang terintegrasi di pelayanan kesehatan primer, quitline atau telepon layanan bantuan berhenti merokok yang mudah diakses dan
cuma-cuma serta terapi obat yang murah dengan pengawasan dokter. 4. Waspadakan Masyarakat Akan Bahaya Tembakau
Walaupun sebagian besar perokok tahu bahwa rokok berbahaya bagi kesehatan namun kebanyakan dari mereka tidak tahu apa bahayanya. Karena itulah,
pesan kesehatan wajib dicantumkan dalam bentuk gambar penyakit akibat rokok.
5. Eliminasi Iklan, Promosi, Dan Sponsor Tembakau Larangan terhadap promosi produk tembakau adalah senjata yang ampuh
untuk memerangi tembakau. Di seluruh dunia, perusahaan tembakau menghabiskan 10 milyar US Dollar setiap tahunnya untuk biaya promosi
WHO Indonesia, 2008. 6. Raih Kenaikan Cukai Tembakau
Hal ini merupakan cara yang paling efektif dalam menurunkan pemakaian tembakau dan mendorong perokok untuk berhenti.
2.4.3 Pengembangan Kawasan Tanpa Rokok di Sekolah