Migrasi Masuk Dampak Secara Mikro

antara masyarakat pendatang dan lokal tidak meningkat semenjak masuknya perusahaan pertambangan batubara. Tabel 11. Persentase Sikap Responden Terhadap Konflik Sosial antara Masyarakat Pendatang dan Lokal Pernyataan Sikap Konflik sosial antara masyarakat pendatang dan lokal tidak meningkat Sangat Setuju Setuju NetralRagu- Ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju 1 2 24 48 18 36 5 10 2 4 Berdasarkan hasil survai yang ditunjukan pada Tabel 11 di atas, untuk pernyataan “konflik sosial antara masyarakat pendatang dan lokal tidak meningkat” sebesar 2 responden sangat setuju, 48 respoden setuju, 36 responden netral, 10 responden menyatakan tidak setuju dan sebesar 4 responden menyatakan sangat tidak setuju. Keberadaan masyarakat pendatang hanya memberikan pengaruh kecil terhadap masyarakat lokal, seperti halnya masuknya masyarakat pendatang dapat membantu peningkatan perekonomian masyarakat lokal dengan menjadi konsumen atau pembeli pada masyarakat yang memiliki usaha. Akan tetapi dengan masuknya masyarakat pendatang tidak akan meningkatkan persaingan antar warga dalam kegiatan usaha, yang mana kegiatan usaha tersebut di dominasi oleh masyarakat lokal. Masyarakat lokal cukup menghargai perbedaan tersebut dan tidak adanya desakan dari masyarakat lokal kepada perusahaan untuk memberikan tuntutan dalam memperkerjakan masyarakat pada perusahaan. BAB VII DAMPAK KEBERADAAN PERUSAHAAN PERTAMBANGAN PADA ASPEK EKOLOGI Pembangunan yang mempunyai tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat tidak dapat terhindarkan dari penggunaan sumberdaya alam, namun eksploitasi sumberdaya alam yang tidak mengindahkan kemampuan dan daya dukung lingkungan mengakibatkan merosotnya kualitas lingkungan. Banyak faktor yang menyebabkan kemerosotan kualitas lingkungan serta kerusakan lingkungan yang dapat diidentifikasi melalui pengamatan di lapangan. Pemanfaatan sumberdaya alam secara berlebihan tanpa memperhatikan aspek pelestariannya dapat meningkatkan tekanan-tekanan terhadap kualitas lingkungan hidup yang pada akhirnya akan mengancam swasembada atau kecukupan pangan semua penduduk di Indonesia. Oleh karena itu, peran pemerintah dalam memberikan kebijakan tentang peraturan pengelolaan sumberdaya alam menjadi hal yang penting sebagai langkah menjaga sumberdaya alam yang berkelanjutan. Pertambangan batubara merupakan sumberdaya alam yang tidak dapat terpisahkan sebagai potensi dan sumber pendapatan daerah Kota Samarinda. Pertambangan batubara merupakan salah satu sumberdaya alam yang memiliki peran penting dan sebagai penyumbang pendapatan terbesar kota Samarinda. Terdapat 59 Kuasa Pertambangan KP yang dikeluarkan oleh Walikota Samarinda sampai saat ini. Ini merupakan angka yang sangat tinggi, terlebih lagi biasanya terdapat pertambangan-pertambangan liar yang tidak memiliki surat izin yang resmi. Terdapat prosedur dan persyaratan yang harus dipenuhi oleh perusahaan agar dapat mengelola atau mendirikan perusahaan pertambangan. Berdasarkan Peraturan Menteri Permen Kementrian Lingkungan No. 11 Tahun 2006 yang menjelaskan jenis-jenis usaha yang wajib Amdal, salah satunya adalah pihak perusahaan harus membuat Analisis Dampak Lingkungan Amdal bagi luas areal pertambangan kecil sama dengan 200 hektar dan membuat Upaya Pengelolaan LingkunganUpaya Pemantauan Lingkunga UKLUPL bagi luas areal pertambangan besar sama dengan 200 hektar. Peran Badan Lingkungan Hidup Kota Samarinda disini dalam pengelolaan sumberdaya alam pertambangan ini adalah sebagai mediator atau badan yang mengawasi berjalanya perusahaan. Badan lingkungan hidup melakukan pengawasan rutin yang dilakukan 3 kali pertahun. Pengawasan tersebut dilakukan untuk memantau berjalanya perusahaan dan apakah Amdal atau UKLUPL sudah dikelola baik oleh perusahaan. Seiring dengan berjalannya waktu, terkadang terdapat perusahaan yang tidak taat peraturan seperti tidak melakukan Amdal dan tidak melakukan reklamasi, yang mana pihak Badan lingkungan hidup akan bertindak tegas dengan mencabut dan menutup usaha pertambangan tersebut. Sebelum pencabutan Kuasa Pertambangan, pihak Lingkungan Hidup melakukan peneguran dengan memberikan Surat Peringatan SP sebanyak tiga kali. Terkadang masyarakat merasa terugikan dengan keberadaan perusahaan pertambangan yang menyebabkan masalah lingkungan, yang mana tidak adanya tidak lanjut dari pihak perusahaan untuk melakukan perbaikan, pihak badan Lingkungan Hidup juga akan mengambil tindakan yang tegas dengan mencabut Izin usaha pertambangannya. Berdasarakan informasi yang didapat dari Dinas Pertambangan Kota Samarinda, pada tahun 2011 ini pemerintah kota Samarinda beserta walikota Samarinda tidak akan mengeluarkan surat izin usaha pertambangan atau Kuasa Pertambangan KP. Banyak latarbelakang yang mempengaruhi hal tersebut, terlihat pada semakin menurunya kualitas lingkungan pada titik-titik tertentu. Tindakan ini diambil oleh pemerintah Kota Samarinda untuk sementara, dalam upaya memperbaiki kualitas hidup yang ada.

7.1 Dampak Pertambangan Batubara Terhadap Lingkungan Menurut

Sikap Masyarakat Berdirinya perusahaan pertambangan batubara di Kelurahan Sempaja Utara membuat masyarakat menjadi resah. Masalah lingkungan merupakan suatu hal yang tidak dapat terpisahkan dari kegiatan usaha pertambangan. Keberadaan perusahaan pertambangan tersebut membuat resah masyarakat. Semenjak perusahaan pertambangan masuk ke daerah mereka, masyarakat merasa kualitas lingkungan menjadi sangat buruk. Hal ini terlihat oleh sering terjadinya banjir, kondisi sumur masyarakat tercemar, saluran air tersendat, debu, serta terjadinya tanah longsor dan jalan rusak. Berdasarkan hasil survai, sebesar 100 responden menyatakan bahwa semenjak masuknya perusahaan pertambangan batubara lingkungan hidup di daerah mereka menjadi rusak. Keberadaan perusahaan pertambangan tersebut membuat masyarakat merasa tidak nyaman, karena dampak negatif yang dihasilkan oleh perusahaan. Keberadaan perusahaan juga mengganggu aktivitas masyarakat setempat. Kegiatan perusahaan pertambangan tersebut membuat tercemarnya udara udara menjadi kotor, menyebabkan kebisingan, lingkungan air tercemar, yang mana hal tersebut semua membuat masyarakat merasa tidak nyaman dan terganggu. Tabel 12menunjukan sikap masyarakat terhadap rusaknya lingkungan semenjak masuknya perusahaan pertambangan batubara di Kelurahan Sempaja Utara. Tabel 12. Persentase Sikap Responden Terhadap Kerusakan Ligkungan Hidup Pernyataan Sikap Keadaan Lingkungan Hidup Menjadi Rusak Semenjak Adanya Perusahaan Pertambangan Sangat Setuju Setuju NetralRagu- ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju 22 44 26 52 2 4 Tabel 12 di atas menggambarkan sikap masyarakat, yang mana semenjak masuknya perusahaan pertambangan batubara keadaan lingkungan hidup di Kelurahan Sempaja Utara menjadi rusak. Keberadaan perusahaan membuat keadaan lingkungan menjadi rusak seperti sering terjadinya banjir, udara pun menjadi kotor, tercemarnya air dan jalanan menjadi becek dan berlobang. Rusaknya lingkungan hidup masyarakat di sana terlihat banyaknya gunung- gunung yang gundul dan hutan-hutan ditebang untuk dijadikan areal pertambangan dan bahan galian C. Sebelum batubara diambil di dalam tanah tersebut, pihak perusahaan melakukan pembukaan lahan pada gunung-gunung dan hutan. Pada kegiatan pembukaaan lahan tersebut, hutan dan gunung-gunung dihancurkan, terlihat berapa banyak vegetasi yang hilang akibat kegiatan tersebut. Hilangnya pemandangan hijau membuat daerah Sempaja Utara tersebut memiliki suhu udara yang panas dan gersang. Hancurnya hutan-hutan tersebut membuat hilangnya daerah serapan air dan hilangnya jenis-jenis tanaman yang ada di hutan.

7.1.1 Kerusakan Jalan

Kegiatan pertambangan batubara ini, banyak memberikan dampak negatif terhadap lingkungan hidup masyarakat sekitar perusahaan pertambangan batubara. Berdasarkan hasil survai, terlihat sebanyak 74 responden menyatakan bahwa semenjak perusahaan pertambangan batubara masuk kewilayah mereka kualitas lingkungan menjadi buruk dan sebanyak 26 responden yang menyatakan sedang. Hal ini juga diperkuat dengan pernyataan pak RT. “Semenjak perusahaan pertambangan batubara masuk pada wilayah kami, kualitas lingkungan menjadi sangat buruk seperti pada saat hujan datang, daerah kami selalu terendam banjir sampai masuk rumah. Selain itu juga debu jalanan yang membuat kami merasa tidak nyaman saat bernafas. Jalan rusak dan berlobang, pada saat hujan datang, jalanan menjadi becek dan berlumpur tak jarang para warga yang melitas dengan menggunakan sepeda motor sering terjatuh dan tergelincir”. Dampak negatif yang dihasilkan oleh keberadaan perusahaan pertambangan batubara yaitu terjadinya kerusakan jalan, yang mengakibatkan jalan yang digunakan oleh masyarakat menjadi berlobang. Pada saat hujan turun jalanan yang rusak tersebut berlumpur dan becek. Rusaknya jalanan disebabkan banyak truk-truk penangkut batubara yang melintas setiap waktunya, yang mengakibatkan jalana menjadi rusak dan berlobang. Keadaan jalan seperti ini sangatlah membahayakan penggunaan jalan yang melintas, tidak jarang masyarakat tergelincir dan terjatuh saat jalanan becek dan licin. Hal ini sangatlah meresahkan masyarakat, terganggunya kenyamanan masyarakat saat melewati atau menggunakan jalan.

7.1.2 Polusi Udara

Kualitas lingkungan yang buruk juga terlihat pada terjadinya polusi udara atau debu pada lingkungan hidup masyarakat. Berdasarkan hasil survai, untuk pernyataan “ kegiatan perusahaan pertambangan menyebabkan udara tercemar “ sebesar 54 responden menyatakan sangat setuju, 46 responden menyatakan