Masalah Penelitian Dampak Keberadaan Perusahaan Pertambangan Terhadap Ekologi, Sosial- Ekonomi Masyarakat di Era Otonomi Daerah (Kasus Kelurahan Sempaja Utara, Kecamatan Samarinda Utara, Kota Samarinda)

1.4 Kegunaan Penelitian

Penelitian ini memiliki beberapa manfaat untuk mahasiswa selaku pengamat dan akademisi, masyarakat dan pemerintah. Adapun manfaat yang dapat diperoleh yaitu: 1. Bagi Mahasiswa Penelitian ini memberikan tambahan hazanah pengetahuan kepada mahasiswa mengenai dampak yang ditimbulkan baik itu positif maupun negatif oleh keberadaan perusahaan pertambangan batubara dan membuka realitas pikiran bagi mahasiswa dalam menanggapi permasalahan 2. Bagi Masyarakat Penelitian ini membantu kepada masyarakat khususnya masyarakat di sekitar beroperasinya perusahaan pertambangan batubara untuk mengetahui dampak-dampak apa yang ditimbulkan dari keberadaan perusahaan tersebut terhadap aspek ekologis, sosial-ekonomi masyarakat dan membantu masyarakat dalam menyikapi dampak tersebut 3. Bagi Pemerintah dan Perusahaan Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dan bahan pertimbangan dalam menentukan kebijakan yang berkaitan dengan pemberian izin lokasi usaha pertambangan yang dapat memberikan dampak positif dan negatif terhadap kelangsungan hidup masyarakat dan pemerintah memperhatikan kepentingan masyarakat dalam pengambilan keputusan dan kebijakan. Kepada perusahaan agar lebih respect terhadap masyarakat dalam menghadapi permasalahan-permasalahan yang dirasakan oleh masyarakat. BAB II PENDEKATAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Perkembangan Batubara di Era Otonomi Daerah Berdasarkan Undang-undang No. 32 Tahun 2004, tujuan utama dari kebijakan otonomi daerah adalah memberikan peluang dan ruang kepada pemerintah daerah agar dapat mengurus dan menangani secara mandiri permasalahan serta kebutuhan daerah mereka. Pemerintah pusat diharapkan lebih mampu memfokuskan dan berkonsentrasi pada perkembangan global dan makro. Dalam rangka menghadapi perkembangan keadaan ini, baik di dalam maupun di luar negeri, serta tantangan persaingan global, pemerintah memandang adanya urgensi untuk menyelenggarakan otonomi daerah, yakni dengan memberikan kewenangan kepada daerah secara luas, nyata, dan bertanggung jawab. Penyelenggaran otonomi daerah ini diarahkan untuk memberikan kewenangan kepada daerah terkait dengan penyelenggaran rumah tangganya sendiri secara proposional, yang diwujudkan melalui pengaturan, pembagian dan pemanfaatan sumberdaya nasional, serta pertimbangan keuangan pusat dan daerah sesuai dengan prinsip-prinsip demokrasi, peran serta masayarakat, pemerataan dan keadilan serta potensi dan keanekaragaman daerah yang dilaksanakan dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia. Rasyid 2007 menyatakan bahwa otonomi daerah memberikan kewenangan itu didesentralisasikan ke daerah. Artinya, pemerintah dan masyarakat di daerah dipersilahkan mengurus rumah tangganya sendiri secara bertanggung jawab berdasarakan aspirasi masyarakat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Pemerintah pusat dalam konteks desentralisasi ini berperan sebagai supervisor yang memantau, mengawasi dan mengevaluasi jalanya pelaksanaan otonomi daerah. Peran ini dinilai tidak ringan, tetapi juga tidak membebani daerah secara berlebihan. Oleh karena itu, dalam rangka otonomi daerah diperlukanya kombinasi yang efektif antara visi yang jelas serta kepemimpinan yang kuat dari pemerintah pusat, dengan keleluasaan berakarsa dan berkreasi dari pemerintah daerah.