Kegunaan Penelitian Dampak Keberadaan Perusahaan Pertambangan Terhadap Ekologi, Sosial- Ekonomi Masyarakat di Era Otonomi Daerah (Kasus Kelurahan Sempaja Utara, Kecamatan Samarinda Utara, Kota Samarinda)

Dalam kaitan dengan penyelanggaran otonomi daerah, Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah juga memberikan kewenangan kepada Pemda untuk mengelola sumberdaya alam yang berada di wilayahanya seperti tertuang pada pasal 172. Susanto 2002 berpandangan bahwa pengaruh otonomi daerah dalam pengelolaan sumberdaya alam memiliki peranan yang sangat penting, dimana adanya kebijakan desentralisasi ini memberikan kewenangan kepada pemerintah daerah untuk dapat mengatur jalanya sistem pemerintahan daerah dengan bersandarkan kepada peraturan-peraturan yang berlaku dan tentunya kewenagan tersebut masih dalam koridor Negara Kesatuan Republik Indonesia. Diberikannya kewenangan tersebut, pemerintah daerah dapat menumbuhkan rasa kreatifitas dalam berbagai hal yang bertujuan untuk meningkatkan pendapatan daerah yang tepat guna dalam mencapai kepentingan bersama. Peran Pemerintah Daerah Pemda dalam era Otonomi daerah menjadi domian, dimana adanya pemberian kewenangan kepada Pemda untuk mengatur dan mengelola sendiri urusan rumah tangganya. Digulirkanya otonomi daerah ini memberikan ruang yang seluas-luasnya kepada Pemda dalam mengelola dan mengatur sumberdaya alam yang dimiliki, seperti halnya sumberdaya alam pertambangan batubara. Peran pemerintah daerah dalam pengelolaan sumberdaya alam pertambangan batubara di era otonomi daerah ini yaitu memberikan kesempatan kepada pihak-pihak yang ingin mengelola sumberdaya alam pertambangan batubara. Pemerintah daerah memberikan Izin Usaha Pertambangan IUP kepada pihak-pihak yang terkait dalam hal ini adalah baik pihak swasta maupun BUMN. Peranan pemerintah daerah di era desentralisasi ini hanya sebatas pemberian Izin Usaha Pertambangan IUP, akan tetapi semua aturan-aturan dalam prosedural masih diatur oleh pemerintah pusat. Pertambangan batubara Indonesia umumnya berumur tersier yaitu batubara omblilin dan Mahakam dari tersier bawah, Bukit Asam dari tersier atas. Semua lapisan batubara itu telah terlipat, umumnya lemah dan membentuk sebuah silkin yang menunjam ke arah Tenggara. Pertambangan batubara yang pertama di Indonesia dimulai pada tahun 1849 di Pengaron, Kalimantan Timur. Oleh sebuah perusahaan swasta N.V. Oost Borneo Maatschapplj yang memulai kegiatanya pada tahun 1888 di Pelarang, menjelang perang dunia pertama, ada beberapa perusahaan kecil yang bekerja di Kalimantan Timur Pertambangan Indonesia. 1977. Departemen Pertambangan dan Energi RI. Setelah itu penambangan batubara pertama di Sumatera dan dilakukan secara besar-besaran yakni pada tahun 1880 yang dihasilkan dari lapangan Sungai Durian, Sumatera Barat. Karena waktu itu terjadi kesulitan angkutan, maka penambangan itu gagal Sanusi, 1991. Batubara merupakan salah satu sumberdaya alam tidak dapat diperbarui yang terbuat dari endapan senyawa organik karbonan yang terbentuk secara alamiah dari sisa tumbuh-tumbuhan yang dipengaruhi oleh temperatur dan tekanan yang tinggi selama ratusan tahun sehingga berubah menjadi tumbuhan lapuk yang memfossil mengeras dan terbentuk batuan yang mengandung karbon dan unsur lainya. Batubara merupakan salah satu sumberdaya alam mineral yang penting di Indonesia dan termasuk dalam golongan bahan tambang mineral organik yang dieksploitasi untuk sumber energi dalam negeri dan ekspor. Menurut Djajadiningrat 1999 dalam Retna 2003, dengan terpuruknya sektor industri khususnya manufaktur, maka pembangunan Indonesia pasca reformasi akan bertumpu pada sumberdaya alam yang masih dimiliki sektor pertambangan dan energi, oleh sebab itu menjadi penting untuk disadari keberlanjutan dalam pemanfaatan sumber daya pertambagan batubara dalam pelaksanaan pembangunan yang berkelanjutan. Perusahaan pertambangan batubara tergolong salah satu industri sektor ekstraktif, merupakan industri dengan tingkat resiko tinggi, modal besar dan sifat eksplorasi yang tidak pasti. Tidak pasti dalam arti bahwa tempat yang dieksplorasi belum tentu mengandung materi seperti yang diprediksikan sebelumnya. Sifat industri yang mengambil sumberdaya alam-tak terbaharukan- serta paparan dampak yang cukup besar, juga menyebabkan pengelolaan bisnis ini tidak mudah dan memerlukan penanganan yang serius. 3 Usaha pertambangan merupakan kegiatan untuk mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya alam pertambangan bahan Galian yang terdapat di dalam bumi Indonesia. Usaha pertambangan meliputi pertambangan umum dan pertambangan minyak dan gas bumi. 3 www.csrreview-online.com, [diunduh tanggal 1 Desember 2010]