Polusi Udara Dampak Pertambangan Batubara Terhadap Lingkungan Menurut

Kerugian juga dirasakan oleh para petani, banjir dapat menutupi persawahan dan perkebunan petani. Banjir juga membuat para petani kehilangan pemasukannya, banjir bukan hanya memberikan dampak negatif terhadap ekologi, akan tetapi juga terhadap ekonomi masyarakat. Banjir ini bukan hanya dirasakan oleh masyarakat kelurahan Sempaja Utara, akan tetapi banjir juga mengenangi di daerah Sempaja Selatan dan Kelurahan Air Putih. Banjir yang terjadi pada kelurahan Sempaja Selatan dan Kelurahan Air Putih, diduga merupakan banjir kiriman dari Kelurahan Sempaja Utara yang merupakan titik utama banjir. Keadaan lingkungan seperti ini menuntut banyak pihak yang harus bertanggung jawab. Salah satunya adalah tanggung jawab sosial dari pihak Perusahaan pertambangan batubara. Berdasarkan hasil wawancara dengan masyarakat, pihak perusahaan tidak peduli akan dampak negatif yang mereka hasilkan. Kegiatan bakti sosial dan kegiatan perbaikan kualitas lingkungan oleh perusahaan pertambangan batubara tidak pernah diadakan.

7.2 Hubungan Perusahaan dengan Masyarakat

Melihat fenomena di atas menuntut banyak pihak yang harus bertanggung jawab. Salah satunya adalah tanggung jawab sosial dari pihak Perusahaan pertambangan batubara. Berdasarkan hasil wawancara dengan masyarakat, pihak perusahaan tidak peduli akan dampak negatif yang mereka hasilkan. Kegiatan bakti sosial dan kegiatan perbaikan kualitas lingkungan oleh perusahaan pertambangan batubara tidak pernah diadakan. Perusahaan batubara pernah memberikan dana kompensasi uang debu kepada sebagian kecil masyarakat, akan tetapi pemberian dana tersebut tidak merata dan diarasakan oleh masyarakat tidak cukup untuk menggantikan dampak negatif yang dihasilkan. Pembagian dana kompensasi ini hanya dilakukan 2 kali saja, semenjak perusahaan pertambangan batubara itu berdiri tahun 2005. Dana kompensasi tersebut juga terbilang kecil dan tidak semua masyarakat merasakan nya, hanya sebagian masyarakat saja yang menerima dana kompensasi itu. Terlihat hanya 12 responden yang menyatakan bahwa pihak perusahaan pernah melakukan kegiatan menyiram jalanan, akan tetapi kegiatan itu dilakukan sangatlah jarang. Berdasarkan hasil survai, sebesar 84 responden yang menyatakan bahwa perusahaan tidak pernah memberikan bantuan kepada masyarakat. Ketidakpedulian pihak perusahaan pertambangan batubara, sangatlah membuat resah masyarakat. Terlihat pernah terjadinya konflik antara pihak masyarakat dan perusahaan, saat masyarakat menuntut ingin diperbaikin jalanan yang rusak. Pihak masyarakat pernah melalukan proses negosiasi dengan menunjukan perwakilan kepada ketua RT untuk meminta bantuan dana dalam perbaikan jalan. Akan tetapi, proses negosiasi ini tidak dapat menyelesaikan permasalahan yang dirasakan oleh masyarakat, akibatnya masyarakat mencari solusi dengan melakukan aksi demo dan menutup jalan yang digunakan oleh pihak perusahaan pertambangan batubara. Aksi demo ini dilakukan oleh masyarakat sebagai salah satu bentuk protes dari ketidakadilan dan ketidakpedulian perusahaan terhadap rusaknya lingkungan hidup masyarakat. Setelah masyarakat melakukan aksi demo, barulah pihak perusahaan memperbaiki jalanan yang rusak tersebut. Perbaikan jalan tersebut barulah diperbaiki 20 saja dari kerusakan yang ada, sampai saat ini pihak perusahaan belum melakukanya lagi. Keresahaan masyarakat ini juga disampaikan kepada pihak pemerintah baik itu pemerintah kelurahan sampai kepada pemerintah kota. Pihak pemerintah kelurahan merasa sangat sedih, tidak adanya rasa kepedulian dari pihak perusahaan dalam membantu masyarakat untuk mengembalikan kualitas lingkungan hidup yang lebih baik. Pihak pemerintah kelurahan saat ini hanyalah membantu masyarakat melakukan mediasi kepada pihak perusahaan dan pihak pemerintah kota. Pemerintah kelurahan tidak jarang melakukan pertemuan untuk meminta tanggungjawab sosial dari pihak perusahaan dalam melihat fenomena sosial yang ada, akan tetapi tidak adanya respon yang baik oleh perusahaan. Ketidakpedulian perusahaan pertambangan batubara ini dalam melihat fenomena yang ada, tidak membuat masyarakat merasa putus asa. Terlihat pada RT 26, kesadaraan masyarakat dalam memperbaiki kualitas lingkungan. Terdapatnya uang iuran yang dibayarakan pada setiap satu bulan sekali oleh masyarakat kepada pak RT, yang mana uang iuran tersebut digunakan oleh masyarakat RT 26 untuk melakukan kerja bakti membersihkan selokan dan memperbaiki jalan. Melihat fenomena di atas dalam otonomi daerah, terlihat terdapatnya kewenangan penuh pemerintah daerah Kota Samarinda dalam pengelolaan sumberdaya alam pertambangan batubara ini. Pemberiaan kewenangan kepada