Hubungan antara Tingkat Pendidikan Individu dengan Sikap

Apabila masyarakat merasakan bahwa dampak dari keberadaan perusahaan pertambangan membuat keadaan lingkungan hidup menjadi rusak dan tidak adanya respon atau kepedulian dari pihak perusahaan terhadap tingkat kehidupan, maka terdapat kecenderungan masyarakat akan bersikap negatif terhadap perusahaan. Kondisi demikian jika dibiarkan berlarut akan membuat masyarakat semakin berpandangan negatif terhadap perusahaan dan menciptakan kondisi ketidakharmonisan diantara keduanya, sehingga dapat memicu pemberontakan akibat ketidakpuasan. Keberadaan perusahaan pertambangan batubara bukan hanya memberikan dampak ekologi terhadap masyarakat, akan tetapi juga memberikan dampak terhadap sosial-ekonomi individu. Pada Tabel 26 di bawah menunjukan persentase sikap masyarakat terhadap dampak sosial-ekonomi yang dihasilkan dari keberadaan perusahaan pertambangan batubara, berdasarkan tingkat pendidikan masyarakat. Tabel 26. Persentase Sikap Masyarakat Terhadap Aspek Sosial-Ekonomi Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tingkat Pendidikan Sikap Responden Terhadap Dampak Sosial- Ekonomi Positif Negatif Universitas - - SMA - 24 SMP 6 26 SD 10 32 Tidak Sekolah - 2 Jumlah 16 84 Tabel 26 di atas menunjukan bahwa masyarakat yang tidak sekolah, memiliki sikap negatif sebesar 2. Masyarakat yang memiliki tingkat pendidikan SD sebesar 10 bersikap positif dan 32 bersikap negatif. Masyarakat yang memiliki tingkat pendidikan SMP sebesar 6 bersikap positif dan 26 bersikap negatif. Masyarakat yang memiliki tingkat pendidikan SMA sebesar 24 yang bersikap negatif. Tidak terdapatnya kecenderungan tingginya tingkat pendidikan terhadap pembentukan sikap masyarakat terhadap dampak sosial-ekonomi. Selain mengetahui persentase sikap masyarakat, penelitian ini diarahkan untuk melihat bagaimana hubungan tingkat pendidikan masyarakat terhadap dampak sosial ekonomi. Tabel 18 menunjukan hasil uji dengan menggunakan SPSS Rank Spearman, dimana tabel tersebut dipaparkan untuk melihat hubungan antara dua variabel yaitu antara tingkat pendidikan dengan sikap individu terhadap dampak sosial-ekonomi. Berdasarkan hasil perhitungan dan pengujian hipotesis yang tertera pada tabel di atas, terlihat bahwa angka korelasi antara variabel tingkat pendidikan dengan variabel sikap masyarakat terhadap dampak sosial-ekonomi adalah sebesar 0,108 Karena p value Sig.2-tailed alpha 0,10 = 10 maka terima H0, artinya tidak ada korelasi antara variabel tingkat pendidikan dengan variabel sikap masyarakat terhadap dampak sosial-ekonomi. BAB IX PENUTUP

9.1 Kesimpulan

Adapun Kesimpulan yang penulis dapat dari penelitian dampak keberadaan perusahaan pertambangan batubara pada aspek sosial-ekonomi dan ekologi, adalah sebagai berikut : 1. Keberadaan perusahan pertambangan batubara ini memberikan dampak yang positif terhadap pendapatan Kota Samarinda. Pada saat pelaksanaan otonomi daerah persentase dalam pembagian dana perimbangan cukup besar, hal ini juga diikut oleh subsidi atau dana perimbangan melalui pengelolaan sumberdaya alam pertambangan batubara. Setiap tahunnya pendapatan Kota Samarinda dari hasil pertambangan batubara mengalami peningkatan yang cenderung signifikan. 2. Kesempatan bekerja pada sektor pertambangan pada masyarakat lokal di wilayah Kelurahan Sempaja Utara sangatlah kecil, terlihat hanya sedikit dari masyarakat lokal yang bekerja di perusahaan. Masyarakat yang bekerja pada perusahaan hanyalah sebagai buruh kasar dan supir truk penangkut batubara. 3. Keberadaan perusahaan pertambangan batubara di wilayah Kelurahan Sempaja Utara dirasakan oleh sebagian masyarakat memberikan dampak yang positif. Terlihat dengan berdirinya perusahaan-perusahaan pertambangan batubara memberikan peluang berusaha terhadap masyarakat sekitar perusahaan, adapun jenis usaha yang berkembang seperti usaha warung sembako, warung makan dan sebagai ojek, akan tetapi hanya sedikit dari masyarakat yang memanfaatkan peluang berusaha ini. 4. Keberadaan perusahaan pertambangan batubara ini juga memberikan dampak terhadap pergerakan penduduk pada kelurahan Sempaja Utara. Masyarakat pendatang adalah pekerja pada perusahaan-perusahaan pertambangan batubara tersebut. Masuknya masyarakat pendatang menambah heterogenitas suku yang ada di wilayah keluarahan Sempaja Utara. 5. Berdirinya perusahaan pertambangan batubara di Kelurahan Sempaja Utara membuat masyarakat menjadi resah. Masalah lingkungan merupakan suatu hal yang tidak dapat terpisahkan dari kegiatan usaha pertambangan tersebut. Keberadaan perusahaan pertambangan tersebut membuat resah masyarakat. Semenjak perusahaan pertambangan masuk, masyarakat merasa kualitas lingkungan menjadi sangat buruk. Hal ini dapat dilihat dari fenomena sering terjadinya banjir, sumur masyarakat tercemar, saluran air tersendat, debu, terjadinya tanah longsor dan jalan rusak. 6. Masih rendahnya kepedulian perusahaan terhadap masyarakat terlihat, hanya kepada sebagaian kecil masyarakat saja yang pernah memberikan dana kompensasi uang debu, akan tetapi pemberian dana tersebut tidak merata dan diarasakan oleh masyarakat tidak cukup untuk menggantikan dampak negatif yang dihasilkan. 7. Berdasarkan hasil uji menggunakan Rank Spearman, menunjukan bahwa dari ke empat faktor internal hanya terdapat satu faktor yang memiliki hubungan dalam pembentukan sikap, seperti halnya terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pendapatan dengan sikap masyarakat terhadap dampak sosial-ekonomi. Akan tetapi tidak terdapatnya hubungan yang signifikan antara variabel umur dengan sikap masyarakat terhadap dampak sosial-ekonomi dan ekologi, variabel jumlah tanggungan keluarga dengan dengan sikap masyarakat terhadap dampak sosial-ekonomi dan ekologi, variabel tingkat pendapatan dengan sikap masyarakat terhadap dampak ekologi, variabel tingkat pendidikan dengan sikap masyarakat terhadap dampak ekologi dan tingkat pendidikan dengan sikap masyarakat terhadap aspek sosial-ekonomi.

9.2 Saran

Melihat pada hasil penelitian, ada beberapa hal yang dapat dijadikan masukan pada berbagai aktor yang berperan pada dampak keberadaan perusahaan pertambangan batubara pada Kelurahan Sempaja Utara, yaitu : 1. Kelurahan Sempaja Utara, merupakan tatanan pemerintahan yang dekat dengan masyarakat, dituntut agar memiliki peran yang aktif sebagai penyalur dan mediasi masyarakat kepada pemerintah daerah dan perusahaan. 2. Bagi perusahaan pertambangan batubara, meningkatkan kepedulian dan rasa tanggung jawab kepada masyarakat Kelurahan Sempaja Utara, dengan memberikan dana kompensasi CSR yang dapat memberdayakan dan mengembangkan ekonomi masyarakat lokal. 3. Meningkatkan kepedulian perusahaan pertambangan dalam memperbaiki kualitas lingkungan dengan menambah frekuensi penyiraman jalanan secara merata pada setiap RT, melakukan perbaikan jalan yang hingga sekarang belum juga terselesaikan serta memberikan dana kompensasi dalam perbaikan lingkungan yang lainya. 4. Masyarakat Kelurahan Sempaja Utara, lebih berperan aktif dalam menanggapi fenomena yang terjadi dan masyarakat harus bisa memiliki aksi dalam menuntut keadilan jika merasa dirugikan. 5. Bagi pemerintah daerah, dalam mengambil kebijakan sebaiknya lebih mempertimbangkan dampak positif dan negatif dari kebijakan tersebut. Pentingnya peran serta masyarakat dalam pengambilan kebijakan sebagai salah satu bentuk partisipasi masyarakat. Kebijakan yang diputuskan sebaiknya tidak merugikan masyarakat dan berpihak pada kepentingan orang banyak.