Ekonomi Analisis Lingkungan Eksternal.

dihiraukan oleh ketua KUD. Ketua KUD masa bodoh dan tetap menjalankan kebijakannya tanpa memperhatikan peternak-peternak kecil anggota KUD yang merasa dirugikan karena pendapatan mereka menjadi berkurang. Selain itu, masih banyak lagi ketimpangan-ketimpangan yang terjadi di tubuh badan pengurus ini. Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Cipto sebagai sekretaris, KUD Giri Tani sering mendapatkan banyak bantuan dana dari berbagai sumber baik pemerintah maupun swasta, namun dana tersebut tidak terlihat dan sangat tidak jelas masuk ke mana dalam aktivitas KUD, contohnya seperti bantuan dana dari PEMDA setempat sebesar Rp. 10.000.000,-, yang biasa diurus oleh ketua KUD tidak terlihat jelas penggunaannya. Alokasi dana bantuan tidak transparan dan tidak pernah masuk ke kas KUD. Bendahara dan sekretaris curiga, bantuan dana tersebut masuk ke kas Ketua.

6.1.6. Penelitian dan Pengembangan

Penelitian dan Pengembangan dilakukan suatu perusahaan untuk melakukan inovasi-inovasi produk. Inovasi-inovasi ini diperlukan untuk mengatasi kejenuhan pasar. Menurut pedoman koperasi, koperasi yang memiliki produk utama raw material tidak perlu melakukan penelitian dan pengembangan. Oleh karena itu, KUD Giri Tani tidak membuat divisi penelitian dan pengembangan karena susu sapi segar yang merupakan produk utama dari KUD Giri Tani merupakan raw material PT Cimory, jadi sebagai raw material atau bahan baku susu segar, KUD Giri Tani tidak akan pernah mengalami kejenuhan pasar.

6.2. Analisis Lingkungan Eksternal.

Analisis lingkungan eksternal yang ada di KUD Giri Tani terdiri dari ekonomi, sosial budaya, politik, teknologi, ancaman pendatang baru, ancaman pesaing, kekuatan tawar menawar konsumen, dan kekuatan tawar menawar pemasok.

6.2.1. Ekonomi

Keadaan ekonomi baik secara makro maupun mikro, turut mempengaruhi aktivitas KUD Giri Tani sebagai penyedia susu sapi segar. Semakin stabil perekonomian negara, semakin stabil juga usaha KUD Giri Tani. Begitu juga dengan kebijakan-kebijakan ekonomi yang ditetapkan pemerintah sangat berpengaruh pada kegiatan usaha KUD Giri Tani. Contohnya, seperti penetapan tarif bea masuk susu impor. Saat ini tarif bea masuk yang diberikan untuk produk susu dan kepala susu adalah nol persen, dengan tidak adanya tarif bea masuk untuk susu impor, maka semakin banyak susu impor yang beredar di pasaran dalam negeri. Harga bahan baku susu impor yang digunakan IPS di Indonesia saat ini berkisar Rp. 4.800,- sampai Rp. 5.000,- per liter. Harga tersebut otomatis menyebabkan biaya pembelian susu impor semakin meningkat, dan membuat harga susu impor tersebut naik di tingkat peternak lokal yang semula berharga Rp. 2100,- menjadi Rp. 2800,-. Namun untuk mengatasi hal tersebut, pemerintah melakukan kebijakan protektif bagi industri susu Indonesia. Tujuan kebijakan protektif ini antara lain untuk meningkatkan produk domestik, meningkatkan pendapatan para peternak sapi perah dan melindungi industri persusuan di Indonesia. Kebijakan protektif tersebut antara lain: a Kebijakan rasio impor Kebijakan rasio impor merupakan instrumen kebijakan yang paling kompleks dalam industri persusuan nasional. Kebijakan ini merupakan salahsatu bentuk nontarif trade barrier, dimana pemerintah menentukan jumlah bahan baku yang diimpor berdasarkan jumlah bahan baku susu domestik yang diserap IPS. Diantara seluruh kebijakan persusuan Indonesia, kebijakan ini diduga memberi efek yang paling signifikan kepada produsen susu domestik karena secara otomatis mengatur jumlah bahan baku susu impor dan sekaligus domestik dalam sebuah kesepakatan. Legitimasi kebijakan rasio impor ini dilakukan dengan penandatanganan Surat Keputusan Bersama SKB Menteri Perdagangan dan Koperasi, Menteri Perindustrian, Menteri Pertanian No.236KpbVII1982, No. 341MSK71982, dan No. 521KptsUm71982 tentang Pengembangan Usaha Peningkatan Produksi Pengolahan dan Pemasaran Susu di Dalam Negeri. Ruang gerak untuk melindungi industri persusuan nasional menjadi semakin sempit pada era liberisasi perdagangan. Oleh karena itu, pemerintah dihadapkan pada opsi untuk mentransformasikan proteksi tersebut dalam bentuk tarif impor. b Tarif Impor Transformasi proteksi dari rasio impor menjadi tarif impor memberikan perubahan bagi produk impor. Pada tarif impor, pemerintah Indonesia menetapkan beban tarif sebesar lima sampai tiga puluh persen untuk semua bahan baku dan semua produk susu olahan yang diimpor. Bahan baku, seperti halnya nonfat dry milk powder NFDM yang merupakan input dari produk susu olahan dikenakan tarif sebesar tiga puluh persen sebelum dipasarkan di pasar produk susu olahan nasional. c Lisensi Impor Kebijakan ekonomi lainnya yang juga mempengaruhi aktivitas KUD Giri Tani adalah kebijakan lisensi impor. Kebijakan lisensi impor menunjuk sejumlah importir untuk secara teknis melakukan impor bahan baku dan produk susu olahan yang tercantum dalam paket kebijakan Juni 1993. Beberapa perusahaan yang mendapatkan lisensi impor tersebut adalah: 1 PT Panca Niaga, mendapatkan lisensi untuk mengimpor bahan baku susu untuk industri non makanan yang berbasis susu. 2 PT Kerta Niaga mengimpor produk susu olahan end products untuk memenuhi kebutuhan domestik. 3 IPS diperbolehkan untuk mengimpor bahan baku susu menurut rasio impor yang telah ditetapkan. Kebijakan lisensi impor bagi importir terdaftar tersebut dilakukan sampai dengan tahun 1998. Setelah itu, pemerintah menghapuskan kebijakan tersebut dan mengeluarkan izin bagi para importir umum untuk melakukan impor bahan baku susu dan produk olahan susu.

6.2.2. Sosial Budaya