Tujuan Deskripsi dan Klasifikasi Lobster Air Tawar Cherax quadricarinatus

untuk jenis tertentu seperti Homarus spp dipandang sebagai antara udang dan kepiting. Lobster mempunyai harga yang mahal karena pasokan umumnya masih terbatas, sehingga masuk kategori sebagai makanan mewah. Lobster air tawar crayfish harganya juga di atas harga udang meskipun umumnya masih di bawah harga lobster, dan mempunyai segmen pasar tersendiri. Outlet pemasaran lobster umumnya adalah restoran atau perusahaan jasaboga yang melayani konsumen kelas atas FAO 2010 diacu dalam Widiarti 2010. Konsumen lebih menyukai biota dalam keadaan hidup ketika sampai di tempat tujuan. Berbagai metode dilakukan agar biota sampai di tempat tujuan dengan tingkat kelangsungan hidup yang tinggi. Transportasi lobster air tawar capit merah Cherax quadricarinatus di Indonesia saat ini masih dalam tahap pengembangan untuk dapat dijadikan komoditi ekspor. Pada saat pengangkutan lobster, risiko yang dihadapi para produsen dalam transportasi adalah sifatnya yang kanibal sehingga saat lobster sampai di tempat pembeli, bagian tubuhnya tidak lengkap cacat. Hal tersebut menyebabkan berkurangnya nilai estetika produk ini pada saat disediakan sebagai hidangan. Beberapa bahan alami seperti ekstrak caulerpa, ekstrak biji karet, minyak cengkeh, dan ekstrak akar tuba dinilai potensial apabila digunakan sebagai bahan anestesi dan telah dicobakan pada beberapa biota perairan seperti kerapu, lobster, dan ikan teleostei. Anestesi menggunakan ekstrak biji pala diharapkan dapat menjadi salah satu alternatif untuk memudahkan pengangkutan dan mengurangi risiko cacat fisik, serta mempertahankan kelangsungan hidup lobster dalam waktu yang relatif lama.

1.2 Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk menguji ekstrak biji pala sebagai bahan anestesi dan menentukan konsentrasi terbaik untuk anestesi pada lobster. Penelitian ini juga bertujuan mengaplikasikan ekstrak biji pala untuk anestesi lobster hidup pada aplikasi transportasi sistem kering. 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Deskripsi dan Klasifikasi Lobster Air Tawar Cherax quadricarinatus

Lobster air tawar ini sering disebut dengan nama Queensland red claw atau red claw. Cherax quadricarinatus adalah salah satu jenis lobster air tawar yang berasal dari Australia. Lobster ini banyak ditemukan di sungai air deras serta danau di pantai utara daerah timur laut Queensland. Tubuhnya berwarna biru kehijauan. Lobster jantan yang sudah dewasa memiliki capit berwarna merah di bagian luarnya. Panjang tubuhnya berkisar 25 cm dengan bobot tubuh sekitar 450 g. Berikut ini adalah klasifikasi lobster air tawar Von Martens 1868 diacu dalam Belle 2010: Kingdom : Animalia Filum : Arthropoda Subfilum : Crustaceae Kelas : Malacostraca Ordo : Decapoda Famili : Parastacidae Species : Cherax quadricarinatus Gambar 1 Lobster air tawar Cherax quadricarinatus Anonim 2011 a Red claw hidup pada perairan darat dengan suhu air berkisar 20 – 31 o C ideal 26 – 29 o C, pH air 7, dan kesadahan air 10 – 20 o dH. Pada umur 6-7 bulan, lobster sudah mulai memijah dan bertelur. Dalam sekali memijah, jumlah telur yang dihasilkan dapat mencapai 100 – 200 butir. Sementara jika sudah mencapai satu tahun, produksi telurnya mencapai 600 – 1000 butirekor. Dalam waktu setahun, induk betina mampu bertelur hingga 5 kali. Gambar 2 Morfologi dan bagian-bagian utama tubuh lobster air tawar. Anonim 2012 Morfologi tubuh lobster terdiri dari dua bagian, yaitu bagian depan dan bagian belakang. Bagian depan terdiri dari bagian kepala dan dada. Kedua bagian itu disebut cephalothorac. Kepala lobster ditutupi oleh cangkang kepala, yang disebut carapace karapas. Kelopak kepala bagian depan disebut rostrum. Bentuknya runcing dan bergerigi. Kepala lobster terdiri dari enam ruas. Pada bagian itu terdapat beberapa organ lain. Sepasang mata berada pada ruas pertama. Kedua mata itu memiliki tangkai dan bisa bergerak. Pada ruas kedua dan ketiga terdapat sungut kecil, yang disebut antennula, dan sungut besar yang disebut antenna . Sedangkan pada ruas keempat, kelima dan keenam terdapat rahang mandibula, maxilla I dan maxilla II. Ketiga bagian ini berfungsi sebagai alat makan Wiyanto dan Hartono 2003 diacu dalam Susanto 2010. Organ lain yang ada pada bagian kepala adalah kaki jalan, jumlahnya empat pasang, dengan ukuran kaki paling depan lebih besar. Bagian belakang terdiri dari badan dan ekor. Kedua bagian itu disebut abdomen. Pada bagian atas abdomen ditutupi dengan enam buah kelopak, sedangkan bagian bawahnya tidak tertutup, tetapi berisi enam kaki renang pleopoda. Ekor terdiri dari bagian tengah yang disebut telson dan bagian samping yang disebut uropoda. Lobster air tawar merupakan hewan yang seluruh tubuhnya terbungkus cangkang ekternal skeleton. Lobster air tawar memiliki alat pelengkap pada bagian luar, yaitu : 1 sepasang antena yang berfungsi sebagai perasa dan peraba terhadap pakan dan kondisi lingkungan, 2 sepasang antenula yang berfungsi sebagai alat penciuman, mulut dan sepasang capit cheliped yang lebar dengan ukuran lebih panjang jika dibandingkan dengan ruas dasar capitnya, 3 enam ruas badan abdomen sedikit memipih dengan lebar rata-rata hampir sama dengan lebar kepala, 4 ekor. Ekor terdiri dari ekor tengah telson memipih, sedikit lebar dan dilengkapi duri-duri halus yang muncul di semua bagian tepi ekor. Bagian ekor lainnya adalah dua pasang ekor samping uropod yang juga memipih. 5 Enam pasang kaki renang pleopoda yang berperan dalam melakukan gerakan renang. Disamping sebagai alat berenang, kaki induk pada lobster betina digunakan sebagai alat untuk menambah oksigen dengan pergerakannya. Selain itu juga digunakan untuk membersihkan telur atau larva dari tumpukan kotoran yang terendap, 6 empat pasang kaki jalan pereipoda Iskandar 2003 diacu dalam Susanto 2010. Sistem peredaran darah lobster adalah sistem peredaran darah terbuka. Dengan sistem ini lobster tidak mempunyai arteri atau vena untuk mengalirkan darahnya. Darah yang mengandung oksigen dipompa oleh jantung ke seluruh tubuh. Darah tidak mengandung hemoglobin, melainkan hemosianin yang daya ikatnya terhadap O 2 rendah Lukito dan Prayugo 2007.

2.2 Sistem Saraf dan Chemoreseptor pada Crutacea