enam buah kelopak, sedangkan bagian bawahnya tidak tertutup, tetapi berisi enam kaki renang pleopoda. Ekor terdiri dari bagian tengah yang disebut telson dan
bagian samping yang disebut uropoda. Lobster air tawar merupakan hewan yang seluruh tubuhnya terbungkus
cangkang ekternal skeleton. Lobster air tawar memiliki alat pelengkap pada bagian luar, yaitu : 1 sepasang antena yang berfungsi sebagai perasa dan peraba
terhadap pakan dan kondisi lingkungan, 2 sepasang antenula yang berfungsi sebagai alat penciuman, mulut dan sepasang capit cheliped yang lebar dengan
ukuran lebih panjang jika dibandingkan dengan ruas dasar capitnya, 3 enam ruas badan abdomen sedikit memipih dengan lebar rata-rata hampir sama dengan
lebar kepala, 4 ekor. Ekor terdiri dari ekor tengah telson memipih, sedikit lebar dan dilengkapi duri-duri halus yang muncul di semua bagian tepi ekor. Bagian
ekor lainnya adalah dua pasang ekor samping uropod yang juga memipih. 5 Enam pasang kaki renang pleopoda yang berperan dalam melakukan gerakan
renang. Disamping sebagai alat berenang, kaki induk pada lobster betina digunakan sebagai alat untuk menambah oksigen dengan pergerakannya. Selain
itu juga digunakan untuk membersihkan telur atau larva dari tumpukan kotoran yang terendap, 6 empat pasang kaki jalan pereipoda Iskandar 2003 diacu
dalam Susanto 2010. Sistem peredaran darah lobster adalah sistem peredaran darah terbuka.
Dengan sistem ini lobster tidak mempunyai arteri atau vena untuk mengalirkan darahnya. Darah yang mengandung oksigen dipompa oleh jantung ke seluruh
tubuh. Darah tidak mengandung hemoglobin, melainkan hemosianin yang daya ikatnya terhadap O
2
rendah Lukito dan Prayugo 2007.
2.2 Sistem Saraf dan Chemoreseptor pada Crutacea
Sistem saraf pusat pada crustacea terdiri dari saraf ventral berganda yang dihubungkan satu sama lain dengan ganglia. Ganglia bersifat sangat kompleks,
dengan ganglia yang terbesar terdapat pada ujung anterior. Ganglia berfungsi sebagai otak. Crustacea dapat hidup tahunan dan mempunyai otak yang samar
palsu, dalam hal ukuran dan kompleksitasnya, beberapa menyebutkan otak pada crustacea
mirip antara octopus dan serangga Sanderman et al. 1992 diacu dalam Barr et al. 2008. Unit-unit sensori berkembang seiring dengan frekuensi moulting
selama masa pertumbuhan dan dipengaruhi oleh masa hidup dari regenerasi sel saraf Beltz dan Sandeman 2003 diacu dalam Elwood 2009. Selama ecdysis,
crustacea berada dalam kondisi yang rawan, dan sebagai akibat peningkatan tahap
kompleksitas dari sensor aparatusnya, tambahan fungsi sensor yang baru harus segera terbentuk Ali 1987 diacu dalam Elwood 2009.
Pada crustacea, reseptor neuron dikemas dalam kutikula dari eksoskeleton yang disebut sensilla Derby dan Steullet 2001 diacu dalam Elwood 2009.
Sensilla akan menyampaikan stimulan melalui neuron sensory ke organ atau
bagian yang dituju. Beragam jenis reseptor ditemukan pada permukaan termasuk mechanoreceptor
, chemoreceptor, dan bimodal sensillae Ali 1987 diacu dalam Elwood 2009. Chemosensilla terdapat pada hampir di seluruh permukaan
eksoskeleton dan memungkinkan pendeteksian terhadap perubahan-perubahan kimia pada lingkungan Derby dan Steullet 2001 diacu dalam Elwood 2009.
Chemosensilla akan mendistribusikan pesan berupa stimulan kimia ke seluruh
permukaan tubuh lobster, termasuk antenna, antenulla, mulut, lengan capit dan kaki, chepalothorax, abdomen dan telson Derby 1982,1989; Derby dan Atema
1982a; Spencer 1986; Tierney et al. 1988; Hallberg et al 1997; Cate dan Derby 2000, 2001 diacu dalam Steullet et al. 2001.
Penerimaan rangsang stimulan berupa bau pada kelas crustacea dilakukan secara cepat oleh pelipatan dua flagela pada tiap pasang antenanya
antenna dan antennula. Dua flagella merupakan penyusun setiap ruas antenna. Setiap segmen flagella flagellum disebut anulli Laverack 1964; Steullet et al.
2000 diacu dalam Daniel 2008. Flagela lateral terdiri dari aestethasc sensilla yang merupakan tempat bagi unimodal neuron chemosensory. Neuron sensori
pada aestethasc dan nonaesthetasc sensilla berakhir pada separasi bagian otak, lobus olfaktori, dan neuropil pada antena lateral. Lobster dan crustacea
mempunyai beragam jenis tipe setae Steullet 2001. Aestethacs terdapat pada bagian yang disebut setae seperti rambut halus. Setae diketahui berfungsi
sebagai pendeteksi eksternal akan adanya kemungkinan perubahan lingkungan. Studi yang lebih mendalam mengenai setae pada crustacea dalam hal ini
pada Panulirus argus dilakukan oleh Daniel et al. 2008. Kelas crustacea memiliki keberagaman setae yang bersifat impresif pada permukaan
eksoskeletonnya, dengan jumlah terbesar berada pada antennula. Antennula telah diidentifikasi sebagai mediator penerima rangsang yang bersifat kimia. Antena
berfungsi sebagai pendukung beberapa perilaku pada kelas crustacea, termasuk mencari pasangan, pertahanan diri, pelipatan antennula, antennula grooming,
penciuman terhadap makanan, dan kegiatan memanjat.
2.3 Deskripsi dan Klasifikasi Pala Myristica sp.