DO dissolved oxigen Suhu pH Amonia dan TAN

terhadap kualitas lingkungan dan mengetahui perbaikan kualitas lingkungan setelah pencemar tersebut dihilangkan Masson 1993 diacu dalam Effendi 2003. Dalam kaitannya dengan kepentingan uji toksisitas, pengukuran kulitas air berhubungan dengan parameter-parameter fisik maupun kimia yang menjadi kondisi ideal bagi kelangsungan hidup biota.

2.7.1 DO dissolved oxigen

DO dissoved oxigen atau oksigen terlarut merupakan kualitas air yang bersifat kritis dalam pemeliharaan organisme akuatik. Kelarutan oksigen menurun seiring dengan meningkatnya suhu perairan Boyd dan Lichtkoppler 1979. Secara alami, lobster air tawar lebih menyukai tinggal didasar perairan dan masih bertahan pada DO sebesar 1 ppm Lukito dan Prayugo 2007.

2.7.2 Suhu

Suhu mempunyai efek yang krusial terhadap proses – proses kimia dan biologi. Pada umumnya reaksi kimia rata-rata meningkat setiap kenaikan suhu sebesar 10 o C. Hal ini berarti organisme akuatik akan menggunakan dua kali lebih banyak oksigen terlarut pada suhu 20 o C dan 30 o C, dan reaksi-reaksi kimia memiliki laju yang lebih cepat pada suhu 30 o C begitu pula pada suhu 20 o C Boyd dan Lichtkoppler 1979.

2.7.3 pH

pH merupakan ukuran dari konsentrasi ion hidrogen dan mengindikasikan tingkat asam dan basa suatu perairan Boyd dan Lichtkoppler 1979. pH penting digunakan sebagai parameter kualitas air karena dapat mengontrol tipe dan laju reaksi beberapa bahan di dalam air. pH yang ideal untuk kehidupan lobster berkisar antara 6,5 - 9 Lukito dan Prayugo 2007. Amonium bersifat tidak toksik innocuos. Namun pada suasana alkalis pH tinggi lebih banyak ditemukan amoniak yang tidak terionisasi dan bersifat toksik. Amonia tak terionisasi ini lebih mudah terserap ke dalam tubuh organisme akuatik dibandingkan dengan amonium Tebut 1992 diacu dalam Effendi 2003.

2.7.4 Amonia dan TAN

TAN merupakan jumlah amonia total yang ada di perairan. TAN meliputi amonia yang terionisasi NH 4 + dan amonia yang tidak terionisasi NH 3 . Amonia pada perairan diproduksi sebagai produk metabolit organisme akuatik dan dekomposisi material organik oleh bakteri. Dalam perairan, nitrogen pada amonia terdiri dari dua bentuk yaitu amonia yang tidak terionisasi dan amonia yang terionisasi. Tingkat toksisitas amonia yang tidak terionisasi berada antara 0,6 dan 2 mgL dan efek subletal dapat terjadi pada konsentrasi 0,1 hingga 0,3 mgL. pH dan temperatur air akan mengatur proporsi amonia total yang tedapat pada amonia yang tidak terionisasi Boyd dan Lichtkoppler 1979.

2.8 Pengemasan dan Uji Penyimpanan