Teori Lokasi Tinjauan Teori

belum secara jelas membedakan antara harga lahan dengan nilai lahan. Tetapi harga lahan sudah mengaitkan dengan dimensi pasar sebagai wahana transaksi dan merupakan kumulatif nilai dari beberapa jenis rente lahan seperti rente ricardian, rente lokasi atau rente sosial. Kekurangan teori Alonso adalah bahwa suatu kota tidak hanya memiliki satu pusat saja. Hal ini dikarenakan aktivitas kota sangat kompleks, dan tidak mungkin semua berada di pusat kota, misalnya aktivitas industri. Kedua adalah pada suatu kota pasti ada pihak atau badan yang memiliki hak monopoli atas sewa tanah sehingga asumsi Alonso tidak berlaku untuk keadaan seperti ini. Harga lahan juga tidak terlepas dari faktor lingkungan, perbedaan lokasi lahan dengan atribut lingkungan yang bervariasi mempunyai pengaruh dalam nilai atau harga lahan yang bersangkutan atau secara nyata harga lahan akan semakin meningkat jika kualitas lingkungan bertambah baik. Meningkatnya harga lahan sesungguhnya sangat berkaitan dengan banyaknya fasilitas terutama oleh investasi pemerintah yang bersifat pekerjaan umum seperti pembangunan jalan, fasilitas listrik, lapangan terbang, saluran irigasi, pengolahan limbah, dan sebagainya. Semua fasilitas umum menimbulkan kemudahan dan meningkatkan kepuasan serta kepuasan akan menambah kesediaan bagi orang untuk membayar. Menurut Daniel 2002 ada dua faktor dalam menentukan harga lahan yaitu dilihat dari penawaran lahan dan faktor permintaan lahan tersebut. Berdasarkan faktor penawaran yaitu kualitas dan lokasi lahan tersebut. Kualitas lahan dilihat dari segi kualitas air atau fasilitas air, kesuburan dan kandungan mineral di dalam lahan tersebut. Berdasarkan perbedaan lokasi lahan, dapat dilihat aksesibilitas lahan tersebut seperti tersedianya sarana angkutan umum, lembaga perkreditan, pasar, kondisi jalan, dan keamanan dari bahaya banjir. Permintaan lahan juga mempengaruhi harga lahan. Penentuan permintaan lahan tersebut adalah selera dan preferensi konsumen, jumlah penduduk, pendapatan, dan ekspektasi konsumsi terhadap harga dan pendapatan di masa yang akan datang. Keempat penentu permintaan lahan tersebut berhubungan positif dengan harga lahan. Semakin meningkat penentu permintaan lahan tersebut maka harga lahan juga semakin mahal Halcrow, 1992. S2 P2 S1 D2 P1 D1 Q Sumber: Barlowe, Raleigh 1986 Gambar 5 Kurva Permintaan dan Penawaran Lahan Harga keseimbangan bersifat fleksibel, selalu berubah-ubah dan cendrung meningkat karena penawaran lahan yang semakin terbatas disertai permintaan lahan yang semakin bertambah. Kurva penawaran lahan hampir bersifat tidak elastis dan kurva permintaan bersifat sangat elastis serta berubah sesuai dengan perkembangan ekonomi, sehingga terjadi pergeseran kurva permintaan lahan dari D1 meningkat ke D2. Pergeseran permintaan lahan tersebut mendorong peningkatan harga dari P1 meningkat ke P2 dengan penurunan tingkat penawaran lahan, dapat ditunjukkan dengan Gambar 5 Barlowe dalam Silalahi, 2008.

2.2 Alih Fungsi Lahan Pertanian

Bagi petani lahan sangat penting, dari lahan mereka dapat mempertahankan hidup dan keluarga, melalui kegiatan bercocok tanam dan berternak. Karena lahan merupakan faktor-faktor produksi dalam berusaha tani, maka status penguasaan lahan menjadi penting. Berkaitan dengan jenis komoditas apa yang diusahakan dan berkaitan besar kecilnya bagian yang diperoleh dari usahatani yang diusahakan. Sebelum masuknya perusahaan industri di suatu desa, lahan-lahan dikuasai oleh petani. Berkaitan dengan hak atas lahan maka di desa terdapat dua golongan yaitu petani pemilik dan petani bukan pemilik lahan, petani pemilik dapat menggarap lahan sendiri, selain itu dapat menggarapkan lahannya kepada orang lain melalui sistem sewa atau dengan sistem gadai. Sedangkan petani yang tidak memiliki lahan dapat menggarap lahan orang lain melalui sistem bagi hasil