5.2.5 Pengalaman bertani
Pengalaman bertani ditandai dengan lamanya waktu bertani yang telah dijalankan oleh responden. Banyaknya responden pada kisaran 10-20 tahun
sebanyak 18 responden 42.85, sedangkan pengalaman bertani pada kisaran 31- 40, dan 41-50 sebanyak 5 responden. Bertani merupakan usahatani yang telah
dijalankan secara turun menurun, sehingga pengalaman dalam bertani diperoleh sejak membantu orang tua dan keluarga. Penghasilan yang diperoleh dari bertani
dipakai untuk sebagian besar kebutuhan responden dari keperluan mencukupi kebutuhan sehari-hari hingga untuk kebutuhan persiapan pernikahan anggota
keluarga dapat dicukupi dari bertani yang menanam padi.
5.2.6 Luas Lahan
Mayoritas responden yang memiliki luas lahan dengan luas 1 000-5 000 m
2
yaitu sebanyak 32 responden 76.19 dan kepemilikan lahan responden paling sedikit dengan luas lebih dari 11 000 m
2
terdapat 1 responden 2.38. Berdasarkan data responden tentang luas lahan artinya bahwa di tujuh kelurahan
luas lahan yang dimiliki oleh responden kecilnya luas lahan tersebut, karena lahan yang mereka miliki sudah dimiliki pengembang dan lahan yang ditanami padi
tidak terlalu luas karena sistem irigasi yang sulit.
5.3 Kondisi Usahatani padi
Lahan pertanian di Kota Bogor pada tahun 2012, sebagian besar pada lahan bukan sawah yaitu sebesar 2 374 ha sekitar 76 . Sementara sisanya 24 adalah
lahan sawah. Sebagian besar pada wilayah Kecamatan Bogor Selatan 283ha, Bogor Barat 272ha, dan Bogor Timur 178ha. Penelitian ini fokus pada
Kecamatan Bogor Selatan dan Kelurahan Bojongkerta, Rancamaya, Kertamaya, Harjasari, Muarasari, Mulyaharja, dan Cikaret dari Kelurahan tersebut produksi
padi yang masih banyak dan terdapat panen raya oleh Walikota Bogor yaitu Kelurahan Mulyaharja. Di Kecamatan Bogor Selatan setengah lahan pertanian
sudah dimiliki oleh pengembang, petani ada sebagai penggarap dan pemilik. Lahan yang dimiliki tidak terlalu luas dan lahan pertanian tidak semua yang
ditanami padi, karena sistem irigasi yang sulit maka lebih ditanami tanaman palawija. Sedangkan yang tidak memiliki lahan maka menggarap lahan
pengembang sistem pembayaran yaitu 13 dari hasil panen untuk pemilik lahan. Tidak semua kelurahan memiliki Kelompok Tani, karena mata pencaharian
sebagai petani sudah berkurang hanya 172 orang dari satu Kecamatan Bogor Selatan. Dari tujuh kelurahan yang memiliki kelompok tani yaitu Kelurahan
Mulyaharja dan Kertamaya, dengan adanya gapoktan diharapkan mampu memenuhi pemodalan pertanian, memenuhi sarana produksi, termasuk
menyediakan berbagai informasi yang dibutuhkan petani. Berdasarkan wawancara masih banyak petani yang kurang mengetahui tentang konversi lahan pertanian ke
non pertanian dan dampak akibat dari konversi petani belum mengetahui. Berdasarkan data yang dimabil dari petani yang menjual lahan sawah dikarenakan
kebutuhan dana dan karena harus dijual agar tidak digusur secara paksa atau di dorser. Lahan yang dibeli oleh pengembang dibayar sesuai dengan Nilai Jual
Objek Pajak NJOP, lahan pertanian yang dibeli sedikit demi sedikit untuk pembangunan.