hilang, sehingga beralih pekerjaan ke sektor lain. Walaupun masih bekerja di sektor pertanian hanya sebagai petani penggarap.
Konversi lahan pertanian menjadi kawasan pemukiman memiliki dampak positif dan dampak negatif. Dampak dari suatu pembangunan adalah peningkatan
pendapatan daerah. Pendapatan daerah dapat memperoleh pendapatan dari retribusi dan pajak daerah yang ditetapkan. Dampak negatif yang ditimbulkan
adalah hilangnya kesempatan memproduksi padi, tanaman palawija, dan hilangnya pendapatan dari usahatani dan terjadinya perubahan nilai land rent.
Alih fungsi lahan yang terjadi menyebabkan terjadinya perubahan pada nilai land rent yang dihasilkan oleh lahan tersebut. Sebelum terjadi konversi lahan nilai
land rent dihitung berdasarkan pada surplus ekonomi yang diterima oleh petani sebagai hasil pengelolaan lahan tersebut sebagai lahan pertanian. Alih fungsi
lahan di Kecamatan Bogor Selatan menyebabkan perubahan pada pendapatan petani. Hal ini disebabkan lahan pertanian yang berkurang sehingga petani
pemilik lahan yang berkurang atau menjadi tidak mempunyai lahan sebagai petani penggarap.
Gambar 6 Kerangka Pemikiran Operasioanal Kebutuhan Lahan
Pertumbuhan Penduduk
Pembangunan Kota
Alih Fungsi Lahan
Faktor-Faktor yang mempengaruhi Dampak Ekonomi Pertanian
Analisis Regresi Logistik Analisis pendapatan yang
hilang
Dampak Konversi
IV METODE PENELITIAN
4.1 Lokasi dan Waktu
Lokasi pengambilan data untuk keperluan penelitian dipilih adalah Kota Bogor. Lokasi ini dipilih karena daerah tersebut banyak dibangun pemukiman,
karena jumlah penduduk yang meningkat. Selain itu wilayah ini juga merupakan salah satu daerah di Jawa Barat dengan perkembangan ekonomi yang paling cepat,
sehingga memberikan adanya perubahan tata guna lahan. Waktu penelitian pada bulan Maret 2014 sampai Mei 2014. Studi kasus penelitian ini di lakukan satu
Kecamatan Bogor Selatan yang terdiri dari 16 kelurahan. Penelitian dilakukan 7 kelurahan. Kecamatan Bogor Selatan dipilih karena lahan sawah paling banyak
terdapat di Kecamatan Bogor Selatan yaitu seluas 283 ha. Proses pengumpulan data primer dan sekunder di wilayah tersebut.
4.2 Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer digunakan untuk mengetahui faktor-faktor mikro yang
mempengaruhi alih fungsi lahan di tingkat petani dan dampak terhadap pendapatan petani. Data tersebut didapatkan melalui wawancara langsung dengan
petani penggarap dan petani memiliki lahan. Petani tersebut dipilih karena mengetahui produksi sawah dan mempunyai keinginan untuk mengalihfungsikan
lahan milik sendiri. Data sekunder digunakan untuk mengetahui data-data konversi yang dibutuhkan di Kecamatan Bogor Selatan maupun kelurahan. Data
tersebut diperoleh dari Badan Pusat Statistik, Badan Pertanahan Nasional, Dinas Pertanian, Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah, Kantor Kecamatan, dan
Kantor Kelurahan, berbagai pustaka seperti buku, jurnal, dan internet.
4.3 Metode Pengambilan Contoh
Tempat yang dipilih adalah satu Kecamatan Bogor Selatan yang akan dipilih Kelurahan berdasarkan Stratified yang dibuat berdasarkan sentra padi,
sentra palawija, dan sentra perikanan. Kelurahan yang dipilih berdasarkan sentra maka untuk pengambilan contoh kelurahan menggunakan metode Purposive yang
dipilih berdasarkan jarak, dan sawah yang dominan di kelurahan tersebut. Setelah