Selain sarana perhubungan, terdapat pula jenis sarana lainnya. Tabel 3 menyajikan sarana dan prasarana yang ada di Desa Karacak.
Tabel 3 Sarana dan Prasarana yang terdapat di Desa Karacak
No. Jenis Sarana
Jumlah
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
11 Taman kanak-kanak
Sekolah Dasar Sekolah Menengah Pertama
Sekolah Menengah Atas Lembaga Pendidikan Agama
Praktek Dokter Posyandu
Puskesmas Pembantu Masjid
MusholaSurau Lapangan Olahraga
6 8
3 1
1 1
10 1
20 23
13
Sumber : Pemerintahan Desa Karacak 2010
4.2 Kondisi Sosial Ekonomi Responden
Objek pada penelitian ini merupakan warga Desa Karacak pada Kampung Cengal yang memiliki lahan kebun campuran yang tergabung dalam kelompok
tani manggis. Kampung Cengal yang terletak kurang lebih 5 km dari pusat Desa Karacak, merupakan suatu daerah yang hampir sebagian besar penduduknya
bekerja pada sektor yang sama yaitu pertanian, baik sebagai petani kebun campuran maupun petani sawah. Namun demikian ada juga beberapa kepala
keluarga yang bekerja pada sektor lain misalnya sebagai pegawai negeri PNS, buruh dan pedagang. Secara umum, masyarakat Kampung Cengal sudah hidup
layak, hal tersebut dapat dilihat dari keadaan bangunan fisik tempat tinggal penduduk yang cenderung sudah permanen dimana sebagian besar bangunannya
telah terbuat dari tembok dengan sarana penerangan yakni jasa PLN yang telah lama masuk kampung. Begitu pula dengan jasa telekomunikasi berupa telepon,
hanya saja penduduk yang memiliki telepon masih terbatas. Hal itu berkaitan dengan fungsi dan manfaat telepon itu sendiri yang dirasa masyarakat masih
belum penting. Kampung Cengal memiliki aksesibilitas yang baik, hal ini dikarenakan
kampung tersebut sering didatangi banyak orang yang ingin mengetahui keberadaan kebun campuran baik dari peneliti, instansi pemerintah maupun
swasta. Meskipun sarana jalan yang menghubungkan Kampung Cengal dengan
jalan utama menuju pusat Desa Karacak berupa jalan aspal namun tidak tersedia angkutan umum. Sarana angkutan yang tersedia hanya ojek motor.
Masyarakat Kampung Cengal mendapatkan informasi dari berbagai media terutama media elektronik baik itu televisi maupun radio. Informasi juga biasanya
didapatkan penduduk dari rapat-rapat di kantor kelompok tani maupun rapat di balai desa. Berikut ini dijelaskan lebih lanjut mengenai identitas dan karakteristik
keluarga petani yang menjadi responden. 1.
Umur Responden Umur petani ini mengindikasikan lamanya petani mengelola kebun
campuran dan berkaitan dengan tenaga potensial yang sangat berpengaruh pada pengelolaan hasil kebun campuran yang digunakan responden. Keterangan
mengenai kelompok umur responden dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4 Sebaran Umur Petani Responden
Kelompok Umur tahun Jumlah orang
Persentase 31 – 40
5 16,67
41 – 50 8
26,67 51 – 60
9 30,00
61 – 70 5
16,67 71 – 80
2 6,67
81 – 90 1
3,33 Jumlah 30
100,00
Pada Tabel 4 dapat dilihat bahwa responden yang paling banyak adalah responden pada kelompok umur 51-60 yakni sebanyak 9 orang atau sebesar 30
dan responden yang paling sedikit pada kelompok umur 81-90 yakni sebanyak 1 orang atau sebesar 3,33 dari seluruh responden. Pemilik kebun campuran yang
usianya masih muda biasanya mendapatkan kebun campuran tersebut dari warisan orangtua atau melanjutkan usahatani orangtuanya. Pengelolaan kebun campuran
rata-rata dilakukan sendiri tanpa menggunakan tenaga kerja tambahan setiap harinya, terutama yang memiliki pekerjaan utamanya sebagai petani.
2. Tingkat Pendidikan Responden
Secara umum tingkat pendidikan responden masih relatif rendah, hal itu ditandai dengan masih banyaknya responden yang hanya lulusan SDsederajat.
Tingkat pendidikan yang paling tinggi yang dicapai responden adalah SLTA yakni hanya 2 orang saja. Tingkat pendidikan responden petani kebun campuran
dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5 Tingkat Pendidikan Responden
Tingkat Pendidikan Jumlah orang
Persentase Lulusan SDsederajat
20 66,67
Lulusan SLTP 8
26,67 Lulusan SLTA
2 6,67
Jumlah 30 100,00
Rendahnya tingkat pendidikan responden dikarenakan keadaan ekonomi responden yang kurang mampu, sehingga keluarga hanya mampu menyekolahkan
anak-anaknya pada jenjang pendidikan sekolah dasar dan hanya sedikit yang mengenyam pendidikan SLTA. Namun demikian, para responden telah
mengetahui dan mengerti cara mengelola kebun campuran dengan baik dan benar. Hal tersebut dapat membantu meningkatkan pendapatan petani dari usaha kebun
campuran itu sendiri. Meningkatnya pengetahuan tersebut tidak lepas dari peran pihak-pihak terkait yang telah memberikan penyuluhan dan bantuan bibit baik
dari pemerintah maupun swasta walaupun belum dijalankan sepenuhnya oleh responden.
3. Mata Pencaharian Responden
Mata pencaharian responden umumnya bergerak pada bidang pertanian, baik sebagai petani kebun campuran maupun petani sawah. Namun demikian ada
juga kepala keluarga yang bekerja pada sektor lain misalnya sebagai, buruh dan pedagang. Keterangan lebih lanjut mengenai mata pencaharian responden dapat
dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6 Mata Pencaharian Utama Responden Pekerjaan Utama
Jumlah orang Persentase
Petani 28 93,33
Buruh 1 3,33
Pedagang 1 3,33
Jumlah 30 100,00
Dari data di atas menunjukkan bahwa umumnya pekerjaan utama responden merupakan petani baik itu petani sawah ataupun petani kebun
campuran yakni 28 orang atau sebesar 93,33 dari seluruh jumlah responden, selebihnya merupakan buruh tani dan pedagang dengan membuka warung
makanan dengan jumlah masing-masing 1 orang atau 3,33. Hal ini menunjukkan bahwa tidak adanya variasi dalam pekerjaan yang dilakukan
responden. Hal ini dikarenakan terbatasnya pengetahuan dan pendidikan responden dan adanya faktor warisan dari orangtua dalam hal bekerja, dimana
apabila orangtuanya bekerja sebagai petani maka karena pendidikan yang rendah pula sehingga menyebabkan anaknya pun akan bekerja sebagai petani juga.
Kebun campuran yang responden kelola hanya menghasilkan pada bulan- bulan tertentu saja terutama di saat musim panen buah-buahan, bila yang dipanen
merupakan komoditas utama kebun campuran seperti manggis Garcinia mangostana
, durian Durio zibethinus, dan melinjo Gnetum gnemon sehingga usaha kebun campuran tidak akan menghasilkan jika tidak panen. Dengan
demikian responden mempunyai pekerjaan sampingan seperti supir, ojek motor, berdagang, buruh, dll. Selain itu, responden akan menebang tanaman kehutanan
yakni pohon sengon Paraserianthes falcataria yang ada di kebun campuran untuk memenuhi kebutuhan mendesaknya.
4. Pendapatan Responden
Pendapatan keluarga adalah semua penghasilan yang diterima anggota keluarga baik berupa gaji ataupun upah, pendapatan dari usaha keluarga maupun
pendapatan lainnya. Besarnya pendapatan yang diterima oleh suatu keluarga sangat berkaitan dengan jenis pekerjaan yang dilakukan dalam hal ini responden
yang menggantungkan hidup keluarganya pada pertanian, walaupun ada yang
bekerja pada bidang lain namun jumlahnya sedikit. Dengan demikian pendapatan responden pun relatif rendah. Tingkat pendapatan responden dapat dilihat pada
Tabel 7. Tabel 7 Tingkat Pendapatan Responden
Tingkat Pendapatan Rp Jumlah orang
Persentase 500.000
16 53,33
500.000 - 1.000.000 11
36,67 1.000.000 - 1.500.000
2 6,67
1.500.000 1
3,33 Jumlah 30
100,00
Pengelolaan kebun campuran responden dapat dikatakan belum baik. Hal ini dapat dilihat dari perawatan dan pemeliharaannya yang belum intensif pada
saat kebun campuran sedang tidak panen buah, beda halnya pada saat musim panen maka perhatianpun terpusat pada kebun tersebut. Responden memanen
hasil kebun campurannya terutama buah-buahan dengan cara memborongkannya kepada tengkulak dengan harga yang biasanya jauh lebih rendah daripada dipanen
sendiri dengan pemikiran agar tidak adanya biaya yang dikeluarkan untuk pemanenan padahal bila kebun tersebut dikelola dengan baik dan dipanen sendiri
maka akan memberikan nilai tambah untuk pendapatan responden. 5.
Luasan Lahan Kebun Campuran Responden Luasan lahan yang dimiliki responden bervariasi mulai dari 0,1 ha hingga
2 ha. Luasan ini terbilang kecil sehingga jumlah dan kombinasi jenis tanaman yang ada di lahan mereka juga tidak banyak. Tentu saja hal ini berkaitan dengan
produktivitas lahan. Semakin kecil luasan lahan maka semakin kecil pula produktivitas lahan tersebut. Keterangan luasan lahan responden dapat dilihat
pada Tabel 8. Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa pada umumnya responden memiliki lahan dengan luasan yang kecil yakni berada pada stratum I sebesar
46,67 dan stratum II sebesar 40 sedangkan yang memiliki lahan 1 ha hanya berjumlah 4 orang 13,33.