Jumlah nilai baik : B
Jumlah nilai cukup : C
Jumlah nilai jelek : J
Jumlah indikator : n
Suatu PHBM dinyatakan “LULUS”, praktek PHBM tersebut telah memenuhi persyaratan minimum pencapaian kelestarian fungsinya, apabila :
B 50 x n C 25 x n
J 25 x n
Suatu PHBM dinyatakan “LULUS dengan Catatan”, praktek PHBM tersebut belum memenuhi persyaratan minimum pencapaian kelestarian fungsinya,
apabila: B 25 x n
C 50 x n J 25 x n
Suatu PHBM dinyatakan “TIDAK LULUS”, praktek PHBM tersebut tidak memenuhi persyaratan minimum pencapaian kelestarian fungsinya, apabila :
B 25 x n C 50 x n
J 25 x n
Rincian Kriteria Dan Indikator Pengelolaan Hutan Berbasis Masyarakat Lestari LEI 2001 yang digunakan dapat dilihat pada Lampiran 5.
3.3.2 Tataniaga Kayu Kebun Campuran Karacak
Tataniaga ini dilihat dari saluran pemasaran kayu yang berasal dari kebun campuran Karacak. Pemasaran adalah suatu jalur atau hubungan yang dilewati
oleh arus barang-barang, aktivitas dan informasi dari produsen sampai kepada konsumen.
Analisis data dilakukan secara kualitatif maupun kuantitatif. Analisis kualitatif dilakukan untuk melihat gambaran umum dan khusus dari lokasi,
saluran pemasaran dan struktur pasar. Analisis kuantitatif untuk melihat keragaan pasar dengan analisis marjin pemasaran serta penyebarannya. Sedangkan efisiensi
pemasaran akan dilihat melalui analisis organisasi pasar, dan analisis marjin pemasaran.
3.3.2.1 Analisis Lembaga Tataniaga dan Saluran Tataniaga
Analisis ini ditujukan untuk mengidentifikasi lembaga-lembaga dan saluran tataniaga yang digunakan dalam pemasaran kayu sengon. Identifikasi
tersebut meliputi identitas, fungsi, dan tata cara lembaga-lembaga tersebut dalam rangka memasarkan kayu sengon sampai pada konsumen akhir.
Data lapangan yang diperoleh ditabulasi, kemudian dianalisis secara deskriptif untuk melihat hasil pemantauan saluran tataniagaperedaran kayu rakyat
yang berasal dari kebun campuran Karacak.
3.3.2.2 Analisis Struktur Pasar dan Prilaku Pasar
Analisis struktur pasar ditujukan untuk mengetahui kondisi persaingan di antara produsen dan konsumen kayu yang terdapat di Karacak. Parameter yang
digunakan untuk analisis pasar, yaitu: 1 jumlah lembaga pemasaran dalam suatu pasar, 2 distribusi lembaga pemasaran dalam berbagai ukuran dan konsentrasi,
3 jenis-jenis produk yang dipasarkan. Prilaku pasar kayu dapat dianalisis dengan mengamati praktek penjualan
dan pembelian, sistem penentuan dan pembayaran harga, kerjasama antara lembaga pemasaran serta praktek-praktek lainnya.
3.3.2.3 Analisis Marjin dan Efisiensi Tataniaga
Indikator marjin pemasaran dalam sistem tataniaga tujuannya adalah untuk mengetahui alokasi distribusi keuntungan dan biaya yang diterima oleh lembaga
pemasaran pada sistem tataniaga yang sedang berjalan. Secara sistematis formula umum marjin pemasaran dirumuskan sebagai berikut :
Mp = Pr – Pf Di mana :
Mp = marjin pemasaran
Pr = harga tingkat konsumen
Pf = harga tingkat produsen
Menurut Effendi 2008, sistem pemasaran ditinjau dari sudut pandang lembaga pemasaran dikatakan efisien bila dapat memberikan keuntungan relatif
tinggi dan biaya pemasaran relatif rendah. Hal tersebut dapat dilihat dari rasio antara keuntungan dan biaya pemasaran, bila rasio keuntungan dan biaya
pemasaran lebih besar dari satu, atau minimal keuntungan dan biaya pemasaran adalah sama. Perhitungan dilakukan dengan mempergunakan rumus :
Rasio Keuntungan-Biaya = π
i
B
i
Keterangan : π
i
= Keuntungan tataniaga Rpm3 Bi
= Biaya tataniaga Rpm3 Shepherd
1962 dalam
Soekartawi 2002 menyatakan bahwa efisiensi pemasaran adalah nisbah antara total biaya dengan total nilai produk yang
dipasarkan, yang dirumuskan sebagai berikut : Ep = TBTNP x 100
Di mana : Ep
= efisiensi pemasaran TB
= total biaya TNP = total nilai produk
Menurut Soekartawi 2002, rumus di atas dapat diartikan bahwa setiap ada penambahan biaya pemasaran memberi arti bahwa hal tersebut menyebabkan
adanya pemasaran yang tidak efisien. Begitu pula sebaliknya, kalau semakin kecil nilai produk yang dijual berarti pula terjadi adanya pemasaran yang tidak efisien.