Keadaan Industri Perkayuan Analysis of Sustainability and Wood Marketing at the Mixed Garden of Karacak Village, Leuwiliang District, Bogor

Tidak adanya sistem tebang pilih dalam menebang pohon sehingga jumlah pohon masak tebang tahun berjalan kurang dari separuh jumlah pohon yang ditebang tahun terakhir. Hal ini dapat dilihat dari besarnya ukuran diameter pohon yang terdapat pada lahan tersebut. Penilaian indikator : Jelek 4. Sistem silvikultur sesuai daya dukung lahan Penanaman pohon dilakukan dengan menggunakan teknik cara-cara tanam yang tidak benar, dan tidak mempertimbangkan kemiringan lahan dan pohon terdekat. Hal ini dapat dilihat dari tidak adanya pengaturan jarak tanam karena petani kurang berani mengambil resiko untuk melakukan pengaturan jarak tanam. Jumlah pohon untuk penebangan satu tahun berikutnya kurang dari separuh jumlah pohon yang ditebang tahun terakhir. Hal ini dikarenakan penebangan dilakukan dengan sistem tebang butuh sehingga tidak memperhatikan kelestarian kayu untuk tahun yang akan datang. Penilaian indikator : Jelek 5. Kepastian adanya potensi produksi untuk dipanen lestari Berdasarkan data analisis vegetasi yang telah dilakukan pada kebun campuran Karacak, terdapat volume pasokan kayu dengan diameter di atas 20 cm sebesar 0,7 m 3 ha. Sedangkan permintaan kayu untuk kebutuhan bahan baku industri Desa Karacak didekati melalui kebutuhan para tengkulak setiap bulannya. Dimana, kebutuhan para pedagang pengumpultengkulak yang setiap bulannya membutuhkan 31,65 m 3 bulan untuk memasok kayu ke industri. Kebutuhan kayu oleh pedagang pengumpultengkulak dapat dilihat pada Tabel 15. Tabel 15 Kebutuhan pedagang pengumpul kayu Nama Pedagang Intensitas Pembelian phnbln Diameter cm Volume Pembelian m3bln Bagia 12 10 7,77 Samin 20 30 5,63 Maat 8 20 5,76 Warja 20 10 7,77 Zumri 80 15 4,72 Jumlah 140 31,65 Perhitungan volume pohon diasumsikan pada Tarif Volume Pohon Sengon yang didasarkan pada ukuran diameter pohon di wilayah Jawa Barat. Dari perhitungan volume pembelian pedagang pengumpul di atas, dengan potensi kayu Karacak 0,7 m3ha dan luasan lahan sebesar 270,51 maka pedagang pengumpul akan terpenuhi pasokan kayu hanya 6 bulan saja. Dengan kondisi pasokan kayu yang tidak dapat memenuhi permintaan pedagang pengumpul setiap bulannya, maka pedagang pengumpul akan beralih ke tanaman sengon yang berdiameter di bawah 20 cm apalagi ditambah perilaku petani dimana penebangan dilakukan berdasarkan sistem tebang butuh. Hal ini menyebabkan konsep kelestarian hasilnya belum berdasarkan kepada kontinuitas hasil yang dapat diperoleh dari perhitungan pemanenan yang sebanding dengan pertumbuhan riap tanaman. Dengan demikian, hal tersebut di atas akan mengancam tidak adanya lagi pasokan kayu yang layak untuk ditebang. Hal ini juga didukung dengan sikap petani akan menanam kembali pohon sengon bila sudah melakukan penebangan pada lahannya. Perilaku petani tersebut dikarenakan luasan lahan yang sempit. Tanaman kayusengon masih banyak didapati pada lahan kebun campuran milik masyarakat ini terutama pada daerah huluatas sehingga potensi produksi dapat dipanen secara lestari jika saja petani melakukan tebang pilih saat melakukan penebangan pohon. Apalagi pada 2 tahun belakangan ini, masyarakat mulai melakukan penanaman kembali. Penilaian indikator: Cukup 6. Prasarana hutan Aksesibilitas menuju dan keluar dari lokasi penelitian baik begitu juga dari kebun campuran menuju ke industri perkayuan, yang ditunjukkan oleh adanya jaringan jalan dengan kualitas yang baik. Hal ini dikarenakan kebun campuran tersebut sering didatangi banyak orang yang ingin mengetahui keberadaan kebun campuran baik dari peneliti, instansi pemerintah maupun swasta. Namun, untuk lahan masyarakat yang berada di wilayah huluatas jalanan tidak beraspal hanya berbatu namun bisa dilalui oleh kendaraan beroda dua dan empat. Meskipun sarana jalan yang menghubungkan Kampung Cengal dengan jalan utama menuju pusat Desa Karacak berupa jalan aspal namun tidak tersedia angkutan umum. Sarana angkutan yang tersedia hanya ojek motor. Dan untuk wilayah huluatas belum tersedia sarana penerangan atau listrik sehingga pada malam hari tidak ada yang berani melintas pada jalanan tersebut dikarenakan masih adanya hewan yaitu babi hutan yang sering melintas pada daerah tersebut. Kondisi jalan pada Desa Karacak dapat dilihat pada Gambar 11 . a b Gambar 11 Kondisi jalan Desa Karacak a daerah hulu b tengah dan bawah. Penilaian indikator : Baik 7. Kesehatan Usaha Harga tegakan atau kayu bulat dirasakan oleh petani kebun campuran kurang memberikan dorongan untuk menanam pohon lagi melainkan hanya menunggu bantuan bibit. Kegiatan penanaman, pemeliharaan penjarangan, penebangan, dan penjualan pohon berjalan kurang berkesinambungan. Pada umumnya petani kebun campuran menjual hasilnya ke tengkulakpedagang perantara karena menurut mereka harga yang diterima petani sudah memadai. Hal ini diperhitungkan dari sisi waktu, energi dan biaya yang harus dikeluarkan petani bila menjual secara langsung. Hal ini berlaku untuk tanaman musiman maupun tanaman kayu. Penilaian indikator : Cukup 8. Kemampuan akses pasar Kebun campuran umumnya tidaklah memiliki persaingan pemasaran, hal ini disebabkan oleh tingginya permintaan produk bila dibandingkan penawaran baik itu tanaman buah-buahan maupun tanaman kayu. Untuk hasil buah-buahan,