Prospek Pertanian Kentang dalam Kerangka Sistem Nafkah

Aspek lain dalam bidang kelembagaan yang bisa ditemukan di Desa Karangtengah adalah kelembagaan di bidang lingkungan. Melihat fakta kondisi lingkungan yang semakin buruk, bisa dikatakan bahwa munculnya kelembagaan ini memberikan dampak positif dan nilai tambah bagi lingkungan. Kelembagaan ini muncul berdasarkan inisiatif bersama dari Pemerintah Kabupaten Banjarnegara, Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Banjarnegara, serta pihak swasta PT Indonesia Power, yang kemudian memfasilitasi masyarakat untuk melakukan rehabilitasi kawasan. Kegiatan rehabilitasi berupa penanaman pohon Kayu Putih di beberapa lahan milik petani serta di lereng-lereng. Ke depannya, jika kelembagaan lingkungan ini bisa terus berlanjut dan dipertahankan eksistensinya, maka diharapkan proses rehabilitasi akan berhasil dan berdampak pada pertanian yang berkelanjutan.

6.2 Prospek Pertanian Kentang dalam Kerangka Sistem Nafkah

Berkelanjutan pada Rumahtangga Petani Kentang Melihat fakta yang terjadi di Desa Karangtengah dan sesuai dengan penjelasan pada sub bab sebelumnya, pertanian kentang di desa ini bertentangan dengan prinsip pertanian berkelanjutan. Sebagaimana pengelolaan pertanian di desa ini jauh dari persyaratan yang dikemukaan oleh Gips 1986 dalam Reijntjes et al 1992 bahwa yang harus dipenuhi oleh suatu pertanian berkelanjutan adalah mantap secara ekologis, layak secara ekonomi, adil, manusiawi, dan luwes. Dari sisi ekologi terjadi degradasi lingkungan terjadi secara terus-menerus dengan kualitas sumberdaya alam yang tidak dapat dipertahankan. Secara ekonomi kentang mampu menopang kehidupan petani, hanya saja keuntungan tersebut tidak sebanding dengan resiko jangka panjang yang bisa menimpa petani yaitu bencana alam seperti longsor dan juga masalah kesehatan yang disebabkan oleh residu input kimia dalam menanam kentang. Dari sisi keadilan pun, bisa dilihat bahwa distribusi sumberdaya terutama lahan yang masih timpang di kalangan petani sehingga menciptakan kelas sosial berjarak antara petani berlahan luas dengan petani yang berlahan sempittidak bertanah. Bentuk ketidakadilan yang lain juga terjadi dimana akses informasi mengenai harga kentang biasanya lebih dulu sampai kepada petani kaya dan pedagang pengumpul. Sisi kemanusiaan yang seharusnya dijunjung dalam praktek pertanian berkelanjutan adalah kepercayaan, kejujuran, dan kerjasama. Pada prakteknya, pertanian kentang yang dijalankan masih menunjukkan bahwa nilai-nilai tersebut tidak terpelihara dengan baik. Misalnya makelar kentang yang membeli dengan potongan harga terlalu tinggi bagi petani demi memperoleh keuntungan yang tinggi. Selanjutnya, pada aspek keluwesan, daya adaptasi petani untuk melakukan pertanian berkelanjutan masih mengandalkan struktur lama dimana petani masih menjadi aktor pasif dalam memperoleh informasi tentang harga kentang serta begitu saja dalam menerima berbagai inovasi. Kentang merupakan komoditi yang bernilai jual tinggi, menyerap banyak tenaga kerja dalam pengelolaannya, serta bisa ditanam setiap musim dengan masa panen tiga kali per tahun. Meskipun demikian, melihat fakta yang terjadi saat ini, keberlanjutan pertanian kentang sebagai basis nafkah rumahtangga perlu dipertanyakan. Jika petani tidak waspada mengatasi kondisi lingkungan dan meningkatkan kesadaran untuk memanfaatkan sumberdaya secara lebih efisien, maka bisa dipastikan kualitas kentang yang dihasilkan akan semakin menurun. Kondisi tersebut akan berakibat pendapatan rumahtangga petani berkurang dan harus semakin berusaha untuk membuat pengeluaran rumahtangga tidak melebihi pendapatan yang diperoleh.

6.3 Ikstisar