beradaptasi dengan shock dan tekanan; b memelihara kapabilitas dan asset-asset yang dimiliki; c menjamin penghidupan untuk generasi berikutnya.
Keterangan: Mempengaruhi
Gambar 1. Kerangka Pemikiran 2.3
Hipotesis
Status penguasaan lahan dan karakteristik petani menentukan bentuk strategi nafkah rumahtangga petani kentang.
2.4 Definisi Operasional
Definisi operasional untuk masing-masing variabel adalah sebagai berikut: 1.
Usiaumur adalah lama hidup responden yang dihitung berdasarkan tahun. Kategorisasi variabel ini berdasarkan rata-rata usia responden, yaitu:
a. Kategori petani umur antara 20 – 34 tahun.
b. Kategori petani umur antara 35 – 49 tahun.
Sektor Pertanian on farm -Pertanian kentang
-Pertanian non-kentang -Buruh tani off farm
Strategi nafkah rumahtangga petani Scoones, 1998 Sektor non Pertanian non farm
-Diversifikasi nafkah -Migrasi
Kontribusi pendapatan sektor pertanian terhadap rumahtangga petani kentang
Kontribusi pendapatan sektor non pertanian terhadap rumahtangga petani kentang
Keberlanjutan nafkah Faktor yang Mempengaruhi Arah Strategi Nafkah
1. Status Penguasaan Lahan
2. Karakteristik Petani
-UsiaUmur -Tingkat pendidikan
-Jumlah tanggungan -Pengalaman bertani
c. Kategori petani umur 49 tahun.
2. Tingkat pendidikan adalah pendidikan terakhir yang dialami oleh responden
dalam penelitian. Kategorisasi tingkat pendidikan tersebut berdasarkan kondisi faktual di lokasi penelitian yaitu:
a. Kategori tidak bersekolah
b. Kategori SD tapi tidak lulus
c. Kategori lulus SD
d. Kategori SMP
e. Kategori SMP
f. Kategori S1
3. Jumlah tanggungan adalah jumlah jiwa yang ditanggung oleh satu kepala
keluarga dalam rumahtangga pertanian. Jumlah tanggungan dikategorisasikan berdasarkan rata-rata tanggungan masing-masing responden:
a. Tanggungan dalam rumahtangga berjumlah ≤ 3 orang
b. Tanggungan dalam rumahtangga = 4 orang c. Tanggungan dalam rumahtangga 4 orang
4. Pengalaman bertani dioperasionalkan oleh peneliti dengan mengikuti
pengertian dari Oxford Dictionary 2007 bahwa pengalaman digunakan untuk merujuk pada pengetahuan dan keterampilan tentang sesuatu yang
diperoleh melalui tindakan atau dengan memperhatikan. Pengalaman bertani yang dimaksud adalah pengetahuan dan keterampilan tentang pertanian yang
dimiliki oleh petani selama periode tertentu yang dihitung dalam ukuran tahun. Pengalaman bertani dikategorisasi berdasarkan rata-rata pengalaman
responden dalam melakukan usahatani, yaitu: a.
Pengalaman bertani 1 – 7 tahun b.
Pengalaman bertani 1 – 14 tahun c.
Pengalaman bertani ≥ 15 tahun 5.
Status penguasaan lahan adalah bentuk hak kuasa seseorang atas lahan dimana pada lokasi penelitian bentuknya berupa lahan milik, lahan sewa, dan
lahan bagi hasil. 6.
Luas lahan adalah ukuran lahan garapan yang dikuasai oleh responden untuk kegiatan usahataninya dan dihitung dalam satuan hektar. Luas lahan yang
digarap diukur dari lahan yang paling sempit hingga paling luas dan diklasifikasikan menjadi:
a. Lahan dengan luas 0,1 ha – 0,3 ha
b. Lahan dengan luas 0,3 ha ≤ x 0,5 ha
c. Lahan dengan luas 0,5 ha ≤ x 1,0 ha
d. Lahan dengan luas 1,0 ha ≤ x ≤ 2,0 ha
7. Strategi nafkah dalam penelitian ini mengikuti pengertian dari Dharmawan
2006 yaitu taktik dan aksi yang dibangun oleh individu maupun kelompok dalam
rangka mempertahankan
kehidupan mereka
dengan tetap
memperhatikan eksistensi infrastruktur sosial, struktur sosial, dan sistem nilai budaya yang berlaku.
8. Aktivitas nafkah adalah wujud nyata dari strategi yang diterapkan oleh
rumahtangga petani meliputi kegiatan pertanian on farm dan off farm dan kegiatan non pertanian non farm Ellis, 2000:
a. On farm; didasarkan dari sumber hasil pertanian dalam arti luas pertanian
perkebunan, peternakan, perikanan, dll. Dalam penelitian ini pertanian utama yang menjadi fokus adalah usahatani kentang, sedangkan untuk
pertanian lainnya dianggap sebagai pertanian sampingan. b.
Off farm; yaitu dapat berupa upah tenaga kerja pertanian, sistem bagi hasil harvest share system, kontrak upah tenaga kerja non upah dan lain-lain.
c. Non farm; yaitu sumber pendapatan yang berasal dari luar kegiatan
pertanian yang dibagi menjadi 5 yaitu: 1 upah tenaga kerja pedesaan bukan pertanian; 2 usaha sendiri di luar kegiatan pertanian; 3
pendapatan dari hak milik misalnya: sewa, 4 kiriman dari buruh migran yang pergi ke kota; dan 5 kiriman dari buruh migran yang pergi
ke luar negeri. 9.
Diversifikasi nafkah yang dimaksud dalam penilitian ini sesuai dengan pengertian yang diajukan oleh Scoones 1998 yaitu penerapan pola nafkah
yang beragam dengan cara mencari pekerjaan lain selain pertanian untuk menambah pendapatan. Atau dengan mengerahkan tenaga kerja keluarga
ayah, ibu dan anak untuk ikut bekerja –selain pertanian- dan memperoleh
pendapatan.
10. Migrasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah salah satu bentuk strategi
nafkah yang merujuk pada pengertian Scoones 1998 yaitu merupakan usaha yang dilakukan dengan melakukan mobilitas ke daerah lain di luar desanya,
baik secara permanen maupun sirkuler untuk memperoleh pendapatan. 11.
Kontribusi pendapatan mengikuti pengertian pendapatan dari Oxford Dictionary 2007 sebagai jumlah uang yang diterima seseorang sebagai upah
kerja pada periode waktu tertentu sehingga kontribusi pendapatan dalam penelitian ini diartikan sebagai jumlah uang yang diperoleh rumahtangga
petani kentang baik dari sektor pertanian maupun sektor non pertanian terhadap pemenuhan kebutuhan rumahtangga petani kentang.
12. Rumahtangga yang dimaksud dalam penelitian ini merujuk pada pengertian
dari Badan Pusat Statitistik 1994 dalam Sensus Pertanian 1993 yaitu rumahtangga yang sekurang-kurangnya satu anggota rumahtangganya
melakukan kegiatan bertani atau berkebun. Rumahtangga petani kentang adalah rumahtangga yang sekurang-kurangnya satu anggota kelarganya
bertani kentang.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu
Penelitian dilakukan di Dataran Tinggi Dieng dengan mengambil lokasi di Desa Karangtengah, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara, Provinsi Jawa
Tengah. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja purposive. Alasan dipilihnya lokasi tersebut adalah berdasarkan data monografi Desa Karangtengah
2009, luas lahan pertanian kentang di lokasi tersebut paling luas 522 ha dibandingkan dengan lahan pertanian komoditas lain kubis: 138 ha, bawang
daun: 54 ha, kacang: 44 ha. Dari kondisi tersebut dapat dilihat bahwa mayoritas penduduk Desa Karangtengah bermatapencaharian sebagai petani kentang dan
menggantungkan hidup dari usahatani tersebut. Penelitian ini dilaksanakan selama 1 bulan yaitu mulai 25 Maret- 25 April 2011.
3.2 Teknik Pengumpulan Data
Metode penelitian yang digunakan untuk menggali fakta, data, dan informasi di Desa Karangtengah sebagai desa lokasi penelitian adalah pendekatan
kuantitatif yang didukung dengan data kualitatif. Pendekatan kuantitatif yang digunakan adalah penelitian survei yaitu penelitian yang mengambil sampel dari
satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang utama Singarimbun dan Efendi, 2008. Pengumpulan data kuantitatif dilakukan
melalui metode survei kepada petani dengan menggunakan kuesioner. Pengumpulan data kualitatif dilakukan dengan menggunakan metode
wawancara mendalam terhadap informan maupun responden. Informan dalam penelitian ini berasal dari berbagai kalangan mulai dari pamong desa, tokoh
masyarakat, petani kentang, serta dari Dinas Pertanian Kabupaten Banjarnegara. Adapun panduan wawancara bisa dilihat pada Lampiran 2. Selain itu data
kualitatif juga diperoleh melalui observasi lapang di lokasi penelitian guna melihat fenomena faktual yang terjadi dan juga mengkaji dokumen yang ada
seperti data monografi desa dan data pertanian di Kabupaten Banjarnegara. Lebih lanjut tentang pengumpulan data dijelaskan dalam Gambar 2.