Harga Energi biaya produksi harga
maka terjadi inflasi. Kenaikan harga terjadi akibat meningkatnya biaya produksi, yang mendorong
produsen untuk mengurangi jumlah produksinya, akibatnya jumlah produksi berkurang dan harga naik.
Bila diperhatikan, dampak dari kenaikan harga lebih buruk dari proses yang terjadi karena dorongan demand pull, karena selain kenaikan harga, jumlah produksi
juga berkurang, sehingga selain harus menanggung kenaikan harga, masyarakat juga mengalami kesulitan dalam mendapatkan produk. Dengan pendapat yang sedikit
berbeda, Nopirin 1997 berpendapat bahwa karena inflasi merupakan proses kenaikan harga-harga umum, di mana harga umum ditentukan oleh permintaan dan
penawaran agregat, maka inflasi dapat disebabkan oleh perubahan permintaan dan atau penawaran agregat. Oleh karena itu, pengendalian inflasi dapat dilakukan
melalui dua variabel tersebut.
2.2. Peneliti Terdahulu
1. Jannita Devi 2006 Analisis inflasi di Indonesia, dengan variable independent
produk domestik bruto, nilai tukar dan jumlah uang beredar penelitian menggunakan model ekonometrik sederhana dengan data sekunder time series
yang bersifat kuantitatif tahun 2000-2005. Data dianalisis dengan metode OLS Ordinary Least Square dengan program Eviews 4.1. Hasil penelitian
menunjukkan secara serentak PDB, nilai tukar dan jumlah uang beredar berpengaruh secara sifnifikan terhadap inflasi di Indonesia.
Universitas Sumatera Utara
2. Linggar Ikhsan Nugroho 2004, Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi laju
inflasi sebagai sasaran akhir kebijakan moneter di Indonesia setelah masa krisis 1997 dengan variable independent jumlah uang beredar JUB, nilai tukar
KURS dan tingkat suku bunga Bank Indonesia SBI dengan analisis regresi linear berganda dengan model dinamis koreksi kesalahan Engle-Granger, untuk
ketepatan analisis dilakukan uji stasionaritas data, uji asumsi klasik dan uji statistik. Hasil analisis menyebutkan bahwa jumlah uang beredar dalam jangka
pendek mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan sedangkan dalam jangka panjang tidak berpengaruh terhadap laju inflasi di Indonesia. Nilai tukar rupiah
dalam jangka pendek mempunyai pengaruh yang negatif signifikan sedangkan jangka panjang berpengaruh secara positif signifikan, sedangkan tingkat suku
bunga dalam jangka pendek berpengaruh secara positif dan signifikan sedangkan dalam jangka panjang tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap laju
inflasi di Indonesia. 3.
Ferry Andrianus dan Amelia Niko: Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi inflasi di Indonesia periode 1997: 3-2005: 2 dengan variable independent jumlah
uang beredar JUB, produk domestik bruto, nilai tukar dan suku bunga deposito, dengan analisis regresi linear berganda OLS dan metode Partial Adjusment
Model. Hasil analisis menyatakan bahwa pengaruh tingkat suku bunga sangat dominan terhadap inflasi di Indonesia periode 1997: 3-2005: 2 dibandingkan
dengan nilai tukar.
Universitas Sumatera Utara
4. Endri: Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi inflasi di Indonesia periode
1997-2005 dengan variable independent yaitu variable domestic meliputi SBI, Out put Gap dan GDP dengan variable eksternal yaitu nilai tukar dan CPI
Amerika. Analisis menggunakan model analisis kointegrasi dan model koreksi kesalahan ECM. Hasil analisis menemukan selama periode nilai tukar
mengambang dalam jangka panjang instrumen kebijakan moneter SBI rate, out put gap dan nilai tukar memiliki pengaruh yang signifikan terhadap inflasi. Dalam
jangka pendek kecepatan penyesuaian nilai tukar cukup besar untuk kembali ke keseimbangan jangka panjang. Dengan menggunakan impulse response dan
varian decomposition menunjukkan bahwa suku bunga SBI, nilai tukar dan out put gap mempunyai kontribusi yang cukup signifikan dalam mempengaruhi
inflasi di Indonesia. 5.
Mariyani Dewi: analisis pengaruh harga minyak dunia terhadap variabel makro ekonomi Indonesia periode 1993: I-2005: IV dengan variabel independen yaitu
nilai tukar, inflasi, output dan jumlah uang beredar sebagai variabel makro ekonomi. Dengan menggunakan metode VAR diperoleh pengaruh shock harga
minyak dunia yang direspon jangka pendek oleh variabel makro ekonomi sekitar dua kuartal. Sedang berdasarkan hasil analisis variance decomposition
menunjukkan, ketika ketika sebagai negara pengekspor variabel nilai tukar merespon sangat besar shock harga minyak dunia, sementara pada posisi net
importir kontribusi variabel inflasi memberikan respon yang paling kuat.
Universitas Sumatera Utara
6. Jamilah Lestyowati: Analisis pengaruh belanja pegawai pemerintah, investasi dan
jumlah uang beredar terhadap inflasi di Indonesia dengan variabel independen yaitu belanja pagawai pemerintah, investasi dan jumlah uang beredar dan variable
dependent adalah tingkat inflasi. Dengan menggunakan metode Ordinary least Square OLS berusaha mengidentifikasi faktor-faktor penyebab inflasi
di Indonesia dengan menggunakan data sekunder tahun 1985-2007. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara bersama-sama belanja pegawai pemerintah,
investasi dan jumlah ung beredar berpengaruh secara signifikan terhadap inflasi di Indonesia. Sedangkan secara parsial, belanja pegawai pemerintah dan investasi
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap inflasi sedangkan jumlah uang beredar berpengaruh positif dan signifikan terhadap inflasi. Dengan
membandingkan koefisien asing-masing variabel bebas terlihat bahwa jumlah uang beredar merupakan variabel utama yang memberikan kontribusi paling besar
dalam hubungannya dengan inflasi di Indonesia
Universitas Sumatera Utara
2.3. Kerangka Konsep