Perkembangan Produk Domestik Bruto PDB 1984-2009

4.1.3. Perkembangan Produk Domestik Bruto PDB 1984-2009

Perkembangan Produk Domestik Bruto PDB periode 1984-2009 terus mengalami peningkatan. Perkembangan Produk Domestik Bruto PDB dapat dilihat pada Tabel 4.4, berikut ini: Tabel 4.4. Perkembangan Produk Domestik Bruto PDB 1984-2009 Periode Produk Domestik Bruto Milyar Rp Periode Produk Domestik Bruto Milyar Rp 1984 89750.2 1997 625505.9 1985 96850.3 1998 989573.1 1986 102545.9 1999 1099731.6 1987 124816.9 2000 1264918.7 1988 142104.8 2001 1467654.8 1989 167184.7 2002 1863274.7 1990 196919.2 2003 2036351.9 1991 227162.8 2004 2295826.2 1992 260786.3 2005 2774281.1 1993 298104.3 2006 3391479.6 1994 382219.7 2007 3957403.9 1995 454514.1 2008 4954029 1996 532568 2009 5606258 Sumber: BI Thn 2009 Berdasarkan data yang tertera pada Tabel 4.4 dan Gambar 4.4, diketahui bahwa terjadi peningkatan produk domestik bruto PDB yang tajam pada tahun 1998 Universitas Sumatera Utara yaitu sebesar 989573.1 Milyar Rupiah dan terus meningkat hingga tahun 2003 mancapai 2036351.9 Milyar Rupiah. Peningkatan PDB terus terjadi pada tahun 2008, mencapai 4954029 Milyar Rupiah dan yang tertinggi pada tahun 2009 mencapai 56062 Milyar Rupiah. Milyar Rupiah 1000000 2000000 3000000 4000000 5000000 6000000 84 86 88 90 92 94 96 98 00 02 04 06 08 PDB Gambar 4.4. Perkembangan Produk Domestik Bruto 4.1.4. Perkembangan Jumlah Uang Beredar M1 1984-2009 Perkembangan jumlah uang beredar M1 periode 1984-2009 terus mengalami peningkatan. Perkembangan jumlah uang beredar M1 dapat dilihat pada Tabel 4.5, berikut ini: Universitas Sumatera Utara Tabel 4.5. Perkembangan Jumlah Uang Beredar M1 1984-2009 Periode Jumlah Uang Beredar Milyar Rp Periode Jumlah Uang Beredar Milyar Rp 1984 8028 1997 78343 1985 9745 1998 101197 1986 11677 1999 124633 1987 12685 2000 162186 1988 14392 2001 177731 1989 20114 2002 191939 1990 22819 2003 223799 1991 26341 2004 253818 1992 28779 2005 281905 1993 36805 2006 361073 1994 45374 2007 460842 1995 52677 2008 456787 1996 64089 2009 490501 Sumber: BI dan BPS Thn 2009 Berdasarkan data yang tertera pada Tabel 4.5 dan Gambar 4.5, diketahui bahwa terjadi peningkatan jumlah uang beredar M1 yang tajam pada tahun 1998 yaitu 101.197 Milyar Rupiah dan terus meningkat hingga tahun 2003 mencapai 223.799 Milyar Rupiah. Peningkatan M1 terus terjadi pada tahun 2008 456.787 Milyar Rupiah dan yang tertinggi pada tahun 2009 mencapai 490.501 Milyar Rupiah. Universitas Sumatera Utara Milyar Rupiah 100000 200000 300000 400000 500000 84 86 88 90 92 94 96 98 00 02 04 06 08 M1 Tahun Gambar 4.5. Perkembangan M1 4.1.5. Perkembangan Net-Government NG 1984-2009 Perkembangan Net-Government NG cenderung mengalami peningkatan yang sangat signifikan dari awal periode pengamatan hingga akhir periode pengamatan. Perkembangan NG dapat dilihat pada Tabel 4.6, berikut ini: Universitas Sumatera Utara Tabel 4.6. Perkembangan Net-Government 1984-2009 Periode Net – Government Milyar Rupiah Periode Net – Government Milyar Rupiah 1984 -4431 1997 21114 1985 -4807 1998 24193 1986 -3683 1999 53268 1987 -2984 2000 25120 1988 -1067 2001 72083 1989 386 2002 77881 1990 4438 2003 84698 1991 4057 2004 89844 1992 5845 2005 121819 1993 6908 2006 137020 1994 13428 2007 162239 1995 13102 2008 216133 1996 16644 2009 185241 Sumber: BI dan BPS Thn 2009 Berdasarkan data yang tertera pada Tabel 4.6 dan Gambar 4.6 terdapat beberapa periode pengamatan yang memiliki hasil negatif dan positif. Berdasarkan alat ukur penentuan variabel NG diformulasikan dari pengeluaran Pemerintah yang berasal dari konsumsi Pemerintah pada produk domestik bruto harga berlaku dikurangi total Pajak yang mampu terhimpun dari data APBN G-T, maka hasil pengamatan yang bernilai negatif adalah kondisi di mana terjadi pajak lebih kecil dari Universitas Sumatera Utara pengeluaran Pemerintah atau TG, dan hasil pengamatan bernilai positif adalah kondisi di mana terjadi Pajak lebih besar dari pengeluaran Pemerintah atau GT. Dari tabel diketahui bahwa tahun 1984 NG berada pada posisi 4431 Milyar Rupiah terjadi pengeluaran Pemerintah lebih besar dari total pajak yang terkumpul, namun kondisi tersebut terus membaik di mana posisi NG terus terkoreksi terlihat pada tahun 1987 berada pada posisi -2984 Milyar Rupiah dan ditahun 1989 berada pada posisi 386 Milyar Rupiah, artinya pengeluaran Pemerintah untuk konsumsi lebih kecil dari total pajak yang mampu dihimpun. Milyar Rupiah -40000 40000 80000 120000 160000 200000 240000 84 86 88 90 92 94 96 98 00 02 04 06 08 NG Tahun Gambar 4.6. Perkembangan Net-Government 4.1.6. Perkembangan Tingkat Bunga SBI 1984-2009 Perkembangan Tingkat Bunga SBI yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia berfluktuasi jumlahnya. Perkembangan SBI dapat dilihat pada Tabel 4.7, berikut ini: Universitas Sumatera Utara Tabel 4.7. Perkembangan Tingkat Bunga SBI 1984-2009 Periode Tingkat Bunga Periode Tingkat Bunga 1984 15.93 1997 17 1985 18.4 1998 16 1986 16.88 1999 25 1987 15.35 2000 22 1988 18.42 2001 13.31 1989 18.99 2002 16.18 1990 17.7 2003 13.79 1991 19.63 2004 8.25 1992 22.65 2005 11.75 1993 17.78 2006 12.89 1994 13 2007 8.6 1995 13 2008 9.25 1996 17 2009 7.5 Sumber: BPS Thn 2009 Berdasarkan data yang tertera pada Tabel 4.7 dan Gambar 4.7, diketahui bahwa besaran perubahan tingkat suku bunga berfluktuasi jumlahnya dari awal periode penelitian yaitu tahun 1984 hingga 2009. Dari tabel di atas terlihat SBI ditahun 1992 mencapai 22.65 dan tertinggi terjadi pada tahun 1999 yang mencapai 25. Diakhir pengamatan terlihat penurunan SBI secara terus menerus dan mencapai level terendah pada tahun 2009 yaitu pada 7.5. Universitas Sumatera Utara Persen 4 8 12 16 20 24 28 84 86 88 90 92 94 96 98 00 02 04 06 08 TB Tahun Gambar 4.7. Perkembangan Tingkat Bunga 4.1.7. Perkembangan Nilai Tukar KURS 1984-2009 Perkembangan Kurs di Indonesia berfluktuasi dan cenderung meningkat pada akhir periode pengamatan. Perkembangan kurs dapat dilihat pada Tabel 4.8 berikut ini: Universitas Sumatera Utara Tabel 4.8. Perkembangan Nilai Tukar KURS Periode KURS RpUS Periode KURS RpUS 1984 1026 1997 2909 1985 1111 1998 10014 1986 1283 1999 7855 1987 1644 2000 9525 1988 1686 2001 10265 1989 1770 2002 9261 1990 1843 2003 8571 1991 1950 2004 8939 1992 2030 2005 9705 1993 2087 2006 9020 1994 2161 2007 9419 1995 2249 2008 11325 1996 2342 2009 9400 Sumber: BI Thn 2009 Berdasarkan data yang tertera pada Tabel 4.8 dan Gambar 4.8 diketahui bahwa nilai tukar Kurs sepanjang periode penelitian yaitu tahun 1984 sampai dengan tahun 2009 mengalami perubahan yang berfluktuasi jumlahnya. Diawal periode tahun 1984 nilai tukar berada pada kisaran Rp. 1.026 US dan mengalami depresiasi ditahun 1998 yang berada pada kisaran Rp. 10.014 US, dan terus meningkat pada periode 2001 mencapai kisaran Rp. 10.265 US. Selanjutnya kurs mengalami apresiasi dari periode 2002 yaitu rupiah menguat mencapai Rp. 9.261 US dan 2003 Rp. 8.571 US, namun kembali mengalami depresiasi dan Rupiah kembali melemah berada pada kisaran Rp. 11325 US pada 2008. Universitas Sumatera Utara RpUS 2000 4000 6000 8000 10000 12000 84 86 88 90 92 94 96 98 00 02 04 06 08 KURS Tahun Gambar 4.8. Perkembangan Kurs 4.2. Hasil Uji Akar-akar Unit Data yang tidak stasioner bias menyebabkan regresi yang lancung sehingga perlu dilakukan uji stasioneritas data. Penelitian ini dimulai dengan uji stasioneritas terhadap variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian yaitu Inflasi INF, Pengangguran PG, Harga Minyak Dunia HMD, Net-Government NG, Tingkat Bunga SBI, Jumlah Uang Beredar M1, Nilai Tukar KURS. Dengan mengikuti metode yang dikembangkan Dickey dan Fuller maka estimasi akar-akar unit dapat dilakukan. Hasil uji stasioneritas variabel-variabel dalam penelitian ditampilkan pada Tabel 4.9, 4.10 dan 4.11 berikut: Universitas Sumatera Utara Tabel 4.9. Hasil Pengujian Akar-akar Unit pada Tingkat Level Variabel ADF Statistik Nila Kritis Mc Kinnon pada Tingkat Signifikansi 1 Persen Probabilitas Kesimpulan INF -5.280093 -3.724070 0.0002 Stasioner PG -0.819149 -3.724070 0.7962 Tidak Stasioner HMD -0.921436 -3.724070 0.7642 Tidak Stasioner PDB 0.424046 -3.724070 0.9800 Tidak Stasioner NG 4.442885 -3.752946 1.0000 Tidak Stasioner SBI -1.845698 -3.724070 0.3510 Tidak Stasioner M1 4.119419 -3.724070 1.0000 Tidak Stasioner KURS -1.088271 -3.724070 0.7040 Tidak Stasioner Sumber: Lampiran Pengujian Unit Root Test Pada pengujian akar-akar unit tingkat level, variabel inflasi stasioner sementara variabel Pengangguran, Harga Minyak Dunia, Produk Domestik Bruto, Net-government, Tingkat bunga, Jumlah Uang Beredar dan Nilai Tukar tidak stasioner. Selanjutnya dilakukan pengujian akar-akar unit untuk variabel yang tidak stasioner pada tingkat 1 st Difference seperti yang tertera pada Tabel 4.10. Tabel 4.10. Hasil Pengujian Akar-akar Unit pada Tingkat 1 st Difference Variabel ADF Statistik Nila Kritis Mc Kinnon pada Tingkat Signifikansi 1 Persen Probabilitas Kesimpulan PG -4.436745 -3.737853 0.0020 Stasioner HMD -4.810447 -3.737853 0.0008 Stasioner PDB -4.680671 -3.737853 0.0011 Stasioner NG -6.335805 -3.737853 0.0000 Stasioner SBI -2.874833 -3.788030 0.0653 Stasioner M1 1.516495 -3.831511 0.9986 Tidak Stasioner KURS -6.381049 -3.737853 0.0000 Stasioner Sumber: Lampiran Pengujian Unit Root Test Universitas Sumatera Utara Pada pengujian akar unit tingkat 1 st Difference diperoleh variabel Pengangguran, Harga minyak dunia, Produk Domestik Bruto, Net-Government, Tingkat Bunga dan Nilai Tukar stasioner sementara variabel Jumlah Uang Beredar tidak stasioner. Selanjutnya dilakukan pengujian akar-akar unit untuk variabel yang tidak stasioner pada tingkat 2 nd Difference seperti yang tertera pada Tabel 4.11. Tabel 4.11. Hasil Pengujian Akar-akar Unit pada Tingkat 2 nd Difference Variabel ADF Statistik Nila Kritis Mc Kinnon pada Tingkat Signifikansi 1 Persen Probabilitas Kesimpulan M1 -3.892352 -3.857386 0.0093 Stasioner Sumber: Lampiran Pengujian Unit Root Test Setelah dilakukan pengujian akar unit tingkat 2 nd Difference diperoleh variabel Jumlah uang beredar stasioner, maka seluruh variabel pada penelitian ini telah stasioner seperti yang tertera pada Tabel 4.12. Tabel 4.12. Hasil Pengujian Akar-akar Unit Stasioner Variabel Prob Tingkat INF 0.0002 Level PG 0.0020 1 st Difference HMD 0.0008 1 st Difference PDB 0.000 1 st Difference NG 0.0000 1 st Difference SBI 0.0000 1 st Difference M1 0.0093 2 nd Difference KURS 0.0000 1 st Difference Sumber: Lampiran Pengujian Unit Root Test Universitas Sumatera Utara Berdasarkan hasil uji akar-akar unit pada Tabel 4.12, diketahui bahwa variabel Inflasi stasioner pada tingkat level, sedangkan variabel Pengangguran, Harga Minyak Dunia, Produk domestik Bruto, Net-Government, Tingkat Bunga dan Nilai Tukar stasioner pada tingkat 1 st Difference dan variabel Jumlah Uang Beredar stasioner pada tingkat 2 nd Difference.

4.3. Uji Kointegrasi