Fungsi Tujuan dan Manfaat Tabungan

           ا ا إ ارس ̸ ٧ : ٧ Artinya :”Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah Saudara-saudara syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya.” QS. Al Isra 17 : 27             ناقرفلا ̸ : ٧ Artinya :” Dan orang-orang yang apabila membelanjakan harta, mereka tidak berlebihan, dan tidak pula kikir, dan adalah pembelanjaan itu di tengah- tengah antara yang demikian.” QS. Al Furqan 25 : 67                   أا فارع ̸ ٧ : Artinya :”Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap memasuki mesjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih- lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih- lebihan.” QS. Al A‟raf 7 :31 Sementara itu Rasulullah saw telah memberi peringatan kepada umatnya supaya menabung sebagai cara terbaik untuk berjaga-jaga dari kemungkinan buruk yang dapat terjadi di masa yang akan datang, karena kita tidak mengetahui tentang kehidupan kita kelak. Adapun ayat al Qur‟an yang lebih tegas membicarakan masalah simpanan tabungan tertera pada surat Yusuf 12 ayat ke-47, yang berbunyi :                فسوي ̸ : ٧ Artinya :” Yusuf berkata: Supaya kamu bertanam tujuh tahun lamanya sebagaimana biasa; Maka apa yang kamu tuai hendaklah kamu biarkan dibulirnya kecuali sedikit untuk kamu makan.” QS. Yusuf 12 : 47 Berdasarkan ayat al Qur‟an diatas, jelas bahwa menabung sangat digalakkan dalam Islam. Namun hal ini tidak berarti bahwa Islam membenarkan umatnya untuk berlaku kikir dan kemudian membiarkan harta itu tidak produktif. Mengapa umat Islam lebih berpotensi untuk menabung dalam sistem ekonomi Islam? tidak seperti dalam ekonomi konvensional. Islam melarang umatnya untuk menggunakan barang yang haram hukumnya. Ini karena ia akan dapat memudharatkan sama ada kesehatan system ekonomi manapun kesehatan mereka. Contohnya, Islam tidak membenarkan umatnya mengamalkan hokum riba, memakan makanan haram, seperti babi dan meminum arak. Ini karena terbatasnya jumlah barang yang boleh digunakan, maka akan semakin besar kecenderungan umat Islam untuk menabung. Hal inilah yang menyebabkan menabung semakin diperlukan dalam Islam. Tujuan kita berpandukan kepada konsep halal dan haram dalam menggunakan barang dan jasa sebagai pendorong untuk meminumkan jumlah harta yang dibelanjakan sehingga memisahkan jumlah maksimuum harta yang boleh ditabung. 26

5. Manfaat dan Keuntungan Tabungan Haji

Sebagian besar rakyat Indonesia beragama Islam, salah satu rukun Islam tersebut adalah menunaikan ibadah haji bagi yang mampu. Karena panggilan agama itulah maka umat Islam mengharapkan dapat menjalani ibadah haji ke tanah suci Mekkah meskipun biayanya sangat relatif kecil tabungan haji mudharabah adalah simpanan pihak ketiga yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada saat nasabah akan menunaikan ibadah haji atau pada saat tertentu sesuai dengan yang diperjanjikan. Simpanan ini menerapkan imbalan dengan sistem bagi hasil al mudharabah. Adapun tabungan haji al mudharabah dalam pelaksanaannya menggunkan prinsip mudharabah adalah bentuk tabungan yang dipergunakan sebagai sarana untuk mendapatkan kepastian porsi berangkat menunaikan ibadah haji sesuai keinginan penabung. Konfirmasi sesuai surat keterangan Ditjen Bimas Islam dan urusan haji No. D146 Tahun 1998 Tanggal 13 Agustus 1998. Tabungan haji yang dikeluarkan 26 Adiwarman Karim, Bank Islam:Analisis Fikih dan Keuangan, Jakarta:Raja Grafindo Persada,2004 h.126 oleh bank-bank, baik konvensional maupun bank syariah mempunyai beberapa keuntungan bagi pihak penabung, bank maupun perekonomian. 27 Adapun keuntungan yang diperoleh penabung adalah : a. Dari sisi finansial kita dapat memperoleh keuntungan bagi hasil dari dana haji yang diinvestasikan oleh bank syariah, bagi hasil tersebut menjadi tambahan dari total dana yang kita miliki di bank syariah. Disisi lain, uang kita juga akan aman dikelola, kita tidak merasa khawatir hilangnya uang yang kita tabung. Lain halnya, kita menyimpan uang untuk persiapan naik haji. Jika di rumah akan timbul adanya risiko kehilangan, baik karena pencurian atau karena faktor alam semacam banjir atau gempa bumi. b. Keuntungan spiritual. Keuntungan ini tidak didapatkan jika kita menabung tabungan haji di bank konvensional. Secara spiritual kita merasakan adanya kenikmatan melakukan transaksi sesuai dengan syariat Islam, karena sistem yang digunakan oleh bank syariah mengacu pada prinsip-prinsip dasar yang ada dalam ajaran Islam.

C. Keunggulan Kompetitif

27 Hasan Ali,M.Nadratuzzaman Hosen, Pusat Komunikasi Ekonomi Syariah, Jakarta,2007 h.94 Keunggulan kompetitif adalah kemampuan perusahaan untuk memformulasi strategi pencapaian peluang profit melalui maksimisasi penerimaan dari investasi yang dilakukan. Sekurang-kurangnya ada dua prinsip pokok yang perlu dimiliki perusahaan untuk meraih keunggulan kompetitif yaitu adanya nilai pandang pelanggan dan keunikan produk. 28 - Sudut Pandang Nilai Pelanggan. Keunggulan kompetitif akan terjadi apabila terdapat pandangan pelanggan bahwa mereka memperoleh nilai tertentu dari transaksi ekonomi dengan perusahaan tersebut. Untuk itu syaratnya adalah semua karyawan perusahaan harus fokus pada kebutuhan dan harapan pelanggan. Hal demikian baru terwujud ketika pelanggan dilibatkan dalam merancang proses memproduksi barang dan atau jasa serta didorong membantu perusahaan merancang sistem Manajemen SDM yang akan mempercepat pengiriman barang dan jasa yang diinginkan pelanggan. - Sudut Keunikan. 28 http:ronawajah.wordpress.com20070626keunggulan-kompetitif