BAB II LANDASAN TEORI
A. IBADAH HAJI
Ibadah haji diwajibkan kepada kaum muslimin, yang memiliki kemampuan dan kesanggupan, agar mereka dapat menyaksikan berbagai
manfaat kerohanian yang sangat berguna. Padasaat melakukan ibadah haji, umat Islam dari seluruh dunia berkumpul di Makkah, Masjidil Haram, di
bawah naungan satu agama, untuk mencapai satu tujuan, Ukhuwah Islamiyah. Pertemuan internasional yang besar itu sudah tentu akan mempermudah
tergalangnya persatuan dan kesatuan. Semuanya merasakan hangatnya persaudaraan Islam.
13
Setiap orang Islam tentu mendambakan untuk pada suatu ketika dapat pergi menunaikan haji ke tanah suci Makkah, di mana pelaksanaannya adalah
tiap tahun, untuk memenuhi rukun Islam yang kelima. Bagi umat Islam yang bermukim di sekitar tanah Arab, pergi menunaikan ibadah haji mungkin tidak
menjadi masalah, karena dekatnya. Tetapi bagi umat Islam yang berada di Asia Tenggara dan lainnya, perjalanan ke Makkah merupakan pengembaraan
yang mengagumkan. Berbagai cara ditempuh, dengan kapal laut yang
13
Prof.DR.Zakiah Darajat, Haji Ibadah yang Unik, Jakarta:Ruhama, 1989, hal.1
memakan waktu berminggu-minggu, berbulan-bulan. Sekarang, dengan bertambahnya ilmu pengetahuan dan teknologi yang canggih serta makin
lancarnya transportasi misalnya dengan menggunakan pesawat terbang sehingga melaksanakan ibadah haji lebih mudah.
Banyak rahasia dan hikmah yang terkandung dalam pelaksanaan ibadah haji. Di sana terdapat bukti-bukti sejarah dan keagamaan yang
menunjukkan betapa eratnya hubungan ajaran Islam dengan ajaran Nabi Ibrahim as. Ia pun mengandung rahasia kejiwaan yang dialami oleh masing-
masing orang yang melakukan ibadah haji. Tiap orang mempunyai makna tersendiri terhadap pengalaman di tanah suci.
B. TABUNGAN
1. Pengertian Tabungan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia : bahwa pengertian tabungan adalah tempat menabung uang, celengan atau uang yang disimpan di bank
yang pengembaliannya hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu.
14
Dalam fiqh Islam, tabungan disebut al- wadi‟ah. Al-wadi‟ah dapat
diartikan sebagai titipan murni dari satu pihak ke pihak lain, baik individu
14
Penyusun kamus pusat pembinaan dan pengembangan bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia,Jakarta:balai Pustaka,1989 h.881