PENUTUP A. Keunggulan kompetitif produk tabungan haji Bank Syariah (BMI, BSM, dan Bank DKI Syariah

pembukuan cabang syariah oleh bank-bank konvensional maupun pendiri Bank Perkreditan Rakyat Syariah. Hal ini dilakukan karena bank syariah terbukti memiliki berbagai keunggulan dalam mengatasi dampak krisis ekonomi beberapa waktu yang lalu, serta mempunyai potensi pasar yang cukup besar, mengingat mayoritas penduduk Indonesia adalah muslim dan masih banyak kalangan umat Islam yang enggan berhubungan dengan perbankan yang menggunakan sistem ribawi. 1 Visi perbankan Islam umumnya adalah menjadi wadah terpercaya bagi masyarakat yang ingin melakukan investasi dengan sistem bagi hasil secara adil sesuai syariah. Memenuhi rasa keadilan bagi semua pihak dan memberikan maslahat bagi masyarakat luas adalah misi utama perbankan Islam. 2 Salah satu produk perbankan yang dikatakan dapat mengakomodir kebutuhan masyarakat muslim ialah produk tabungan haji. Produk ini dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan umat muslim dalam menunaikan rukun Islam yang ke-5, yaitu ibadah haji, dikarenakan sebelumnya pelayanan untuk jasa keuangan ibadah haji dilakukan oleh perbankan konvensional mencemari nilai ibadah haji dikelola bank konvensional, menghasilkan bunga bank. Sedangkan tujuan dari pengelola dana haji oleh bank syariah agar ibadah haji dipastikan bersih dari praktek syariah. Kenyataannya pada tahun 1 Muhammad S yafi‟I Antonio, Bank Syariah: Dari Teori ke Praktek Jakarta:Gema Insani Press,2004,cet ke 8h.26 2 Wirdaningsih, Bank dan Asuransi di IndonesiaJakarta:Kencana,2005,cet 2h.15 2007 sampai 2008 nasabah banyak yang menyimpan tabungan haji di bank konvensional. Mantan Menteri agama Maftuh Basyuni menyatakan, penyetiran Badan Pengelola Ibadah Haji sebaiknya lewat bank syariah. Tapi mantan duta besar Republik Indonesia untuk Arab Saudi berencana hanya menunjuk 3 bank syariah. Ia yakin, pemakaian bank syariah membuat niat suci ibadah haji terlaksana dengan nyaman dan halal. Masih ada alasan lain, yaitu mengefisiensikan tugas Departemen Agama, yang sebelumnya mengkoordinasikan 21 Bank Penerima Setoran Badan Pengelola Ibadah Haji. ”jumlah sebanyak ini menyulitkan saat harus melakukan laporan keuangan”. Kebijakan Menteri Agama yang mulai berlaku tahun 2007 ini selaras dengan isi Fatwa Majelis Ulama Indonesia, yang mengharamkan pengelolaan dana haji oleh bank konvensional yang berbasis riba. Ketua Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indon esia, Ma‟ruf Amin : menegaskan bahwa rangkaian ibadah haji harus tetap terjaga kesuciannya sejak pembayaran, penyelenggaraan, sampai pelaksanaan nya. Menurut Ma‟ruf saat ini jaringan perbankan syariah makin luas berkat kebijakan Bank Indonesia melalui PBI NO. 832006 tentang Office Chanelling. Kebijakan ini memungkinkan bank konvensional yang sudah punya Undang-Undang Syariah membuka layanan syariah di seluruh gerai konvensionalnya. “jadi, setiap calon haji di berbagai pelosok daerah tetap bisa menyetorkan uang dengan sistem syariah melalui