Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN
2007 sampai 2008 nasabah banyak yang menyimpan tabungan haji di bank konvensional.
Mantan Menteri agama Maftuh Basyuni menyatakan, penyetiran Badan Pengelola Ibadah Haji sebaiknya lewat bank syariah. Tapi mantan duta
besar Republik Indonesia untuk Arab Saudi berencana hanya menunjuk 3 bank syariah. Ia yakin, pemakaian bank syariah membuat niat suci ibadah haji
terlaksana dengan nyaman dan halal. Masih ada alasan lain, yaitu mengefisiensikan
tugas Departemen
Agama, yang
sebelumnya mengkoordinasikan 21 Bank Penerima Setoran Badan Pengelola Ibadah Haji.
”jumlah sebanyak ini menyulitkan saat harus melakukan laporan keuangan”. Kebijakan Menteri Agama yang mulai berlaku tahun 2007 ini selaras dengan
isi Fatwa Majelis Ulama Indonesia, yang mengharamkan pengelolaan dana haji oleh bank konvensional yang berbasis riba. Ketua Dewan Syariah
Nasional Majelis Ulama Indon esia, Ma‟ruf Amin : menegaskan bahwa
rangkaian ibadah haji harus tetap terjaga kesuciannya sejak pembayaran, penyelenggaraan, sampai pelaksanaan
nya. Menurut Ma‟ruf saat ini jaringan perbankan syariah makin luas berkat kebijakan Bank Indonesia melalui PBI
NO. 832006 tentang Office Chanelling. Kebijakan ini memungkinkan bank konvensional yang sudah punya Undang-Undang Syariah membuka layanan
syariah di seluruh gerai konvensionalnya. “jadi, setiap calon haji di berbagai pelosok daerah tetap bisa menyetorkan uang dengan sistem syariah melalui
bank terdekat. Perencanaan terhadap revisi Undang-Undang Nomor 171999 tentang penyelenggaraan ibadah haji merupakan yang baik prospek industri
perbankan syariah. Selama ini bank yang berperan sebagai bank penerima setoran biaya penyelenggaraan ibadah haji lebih di dominasi oleh Undang-
Undang No. 171999 tentang penyelenggaraan ibadah haji disebutkan pada pasal 10 ayat 1 bahwa pembayaran biaya penyelenggaraan ibadah haji
dilakukan kepada rekening Menteri Agama melalui bank pemerintah atau bank swasta yang ditunjuk oleh Menteri Agama setelah mendapat
pertimbangan Gubernur Bank Indonesia, adapun Bank-Bank penerima setoran untuk Badan Pengelola Ibadah Haji ialah Bank BRI Syariah, Bank BNI
Syariah, BSM, Bank Muamalat, Bank Syariah Bukopin, Bank DKI Syariah, Bank Jabar.
3
Bank konvensional dan bank syariah mempunyai paradigma yang berbeda secara mendasar dalam melakukan penghimpunan dana. Bank
konvensional menghimpun dana nasabah dan meminjamkan kepada debitur dengan sistem bunga, sedangkan bank syariah menghimpun dana nasabah dan
menyalurkan kepada debitur dengan skim bagi hasil. Di satu pihak, tujuan responden menabung haji di Bank Syariah adalah untuk mengamankan
dananya dari kemungkinan yang tidak diharapkan. Di pihak lain, tujuan responden
menanamkan uangnya
di bank
syariah adalah
untuk menginvestasikan dalam berbagai pembiayaan. Sedang jika mengalami
3
Dirjen Bimas Islam Urusan Haji, Bunga Rampai Perhajian II.Jakarta:Depag RI,2001
kerugian yang bukan kesalahan bank sebagai mudharib maka nasabah pemilik dana ikut juga menanggung kerugian tersebut.
4
Sekarang ini banyak perusahaan yang membuka biro perjalanan haji, begitu juga dengan perbankan syariah. Industri perbankan syariah dapat
meraup keuntungan dari pengendapan dana haji. Dana haji yang mengendap akan diinvestasikan kembali oleh industri perbankan pada instrumen yang
diprediksikan memberikan keuntungan. Dana haji yang dikelola oleh industri perbankan syariah secara tidak langsung akan memberikan simultan positif
terhadap peningkatan market share bank syariah. Masalahnya, market share bank syariah masih berkisar pada angka 1,7. Angka yang sangat kecil jika
dibandingkan dengan market share perbankan konvensional.
5
Banyaknya keberadaan biro-biro perjalanan haji, menimbulkan persaingan antara satu dengan lainnya. Untuk dapat bertahan dan
mendominasi persaingan diperlukan strategi pemasaran yang tepat. Selama perusahaan dapat melakukan kegiatan tertentu dengan lebih baik dari para
pesaingnya, perusahaan itu akan dapat memperoleh keunggulan kompetitif. Dengan demikian, maka perusahaan harus mampu memberikan kepuasan
terhadap nasabahnya. Dalam memberikan kepuasan terhadap nasabah dapat melalui penyampaian produk dan pelayanan.
4
Rubrik Ekonomi Bisnis Syariah, Republika, 18 Januari 2006 h.15
5
AM.Hasan Ali, Mengais Keuntungan di Lahan Haji, artikel diakses pada tanggal 17 Juni 2008 dari www.google.com
Saat ini bank-bank bersaing dalam menawarkan produk tersebut agar masyarakat berminat menabung di bank tersebut. Oleh karena itu, bank harus
memberikan berbagai macam produk yang mempunyai kelebihan dan keunggulan tersendiri dibanding dengan produk pesaing guna mencapai
kepuasan pelanggan. Dengan demikian, jelaslah bahwa dengan produk yang berkualitas
tinggi dan diiringi dengan pelayanan yang baik yang diberikan oleh bank maka akan mendorong nasabah untuk membeli produk yang ditawarkan.
Dengan dasar pemikiran tersebut, maka penulis tertarik untuk mencoba mengadakan penelitian guna mengetahui apa saja keunggulan produk
tabungan haji di bank syariah. Dengan adanya tabungan haji ini, selain merasa aman juga dapat meringankan calon jemaah haji dalam menyiapkan Biaya
Perjalanan Ibadah Haji BPIH, karena dana tersebut dalam jangka waktu panjang juga dapat memberikan efek yang menguntungkan dan juga dana
yang terkumpul dapat diinvestasikan dan membeli berbagai aset demi pelaksanaan haji di lapangan.
Hingga tahun 2010 lalu, terdapat 11 BUS yakni Bank Syariah Mandiri, Bank Muamalat Indonesia, Bank Mega Syariah, BRI Syariah, BNI Syariah,
Bank Bukopin Syariah, Bank Panin Syariah, Bank Victoria Syariah, BCA Syariah, Bank Jabar Banten Syariah serta Maybank Syariah. Dari sekian
banyak BUS yang menawarkan produk tabungan haji, penulis tertarik untuk
membandingkan produk tabungan haji antara BMI, BSM, dan Bank DKI Syariah. Karena BMI dan BSM termasuk kategori BUS yang menggunakan
konsep Full Islamic Banking dan Dual Banking System. Selain itu, Bank Muamalat Indonesia BMI meraih prediket bank syariah terbaik di Indonesia
dari Islamic Finance News dan BSM mendominasi sebagai pemimpin pangsa pasar industri perbankan syariah. Sedangkan Bank DKI Syariah adalah satu-
satunya UUS yang bekerja sama dengan Kantor Urusan Haji Provinsi DKI Jakarta juga menjadi agen wakaf uang Badan Wakaf Indonesia untuk
penghimpunan wakaf uang.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis mencoba mengangkat masalah tersebut dalam karya ilmiah ini dengan judul
“Keunggulan Kompetitif Produk Tabungan Haji Bank Syariah Bank Muamalat
Indonesia , BSM, Bank DKI Syariah”