17 Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti
4. Prinsip-Prinsip Penilaian
Prinsip-prinsip penilaian dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti Kelas X antara lain adalah sebagai berikut.
a. Menentukan aspek dari hasil belajar yang sudah dan belum dikuasai peserta didik setelah suatu proses pembelajaran.
b. Umpan balik bagi peserta didik untuk memperbaiki hasil belajar yang kurang atau belum dikuasai.
c. Umpan balik bagi guru untuk memberikan bantuan bagi peserta didik yang mengalami masalah dalam penguasaan pengetahuan, kemampuan, nilai, dan
sikap. d. Umpan balik bagi guru untuk memperbaiki perencanaan pembelajaran
berikutnya. e. Aspek-aspek yang dinilaidievaluasi mencakup sikap, pengetahuan, dan
keterampilan. Pendidik melakukan penilaian terhadap peserta didik selama proses dan
setelah pembelajaran berlangsung. Penilaian observasi dapat dilakukan untuk menilai keaktifan peserta didik dalam: bertanya, berdiskusi, mengeksplorasi,
dan menganalisis. Indikator ini digunakan untuk menilai sikap dan kemampuan peserta didik dalam memahami sejarah penyiaran agama Buddha di Indonesia,
agama bagi kehidupan, cara memilih agama, perlindungan, agama Buddha dan sains modern, seni dan budaya buddhis, fenomena alam-kehidupan, dan hukum
tertib kosmis . Observasi dilakukan dengan tujuan yang jelas dan aspek-aspek yang menjadi tujuan observasi.
Dalam Permendikbud Pengganti Nomor 104 Tahun 2014 dijelaskan bahwa penilaian kompetensi hasil belajar mencakup kompetensi sikap, pengetahuan,
dan keterampilan yang dilakukan dapat secara terpisah tetapi dapat juga melalui suatu kegiatan atau peristiwa penilaian dengan instrumen penilaian yang sama.
Untuk masing-masing ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan digunakan penyekoran dan pemberian predikat yang berbeda sebagaimana tercantum dalam
tabel berikut.
18 Kelas X SMASMK
Tabel: Konversi Skor dan Predikat Hasil Belajar untuk Setiap Ranah SIKAP
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
SKOR MODUS
PREDIKAT SKOR RERATA
PREDIKAT SKOR OPTIMUM PREDIKAT 4,00
SB Sangat
Baik 3,85 x ≥ 4,00
A 3,85 x ≥ 4,00
A 3,51 x ≥ 3,84
A- 3,51 x ≥ 3,83
A-
3,00 B
Baik 3,18 x ≥ 3,50
B+ 3,18 x ≥ 3,50
B+ 2,85 x ≥ 3,17
B 2,85 x ≥ 3,17
B 2,51 x ≥ 2,84
B- 2,51 x ≥ 2,84
B-
2,00 C
Cukup 2,18 x ≥ 2,50
C+ 2,18 x ≥ 2,50
C+ 1,85 x ≥ 2,17
C 1,85 x ≥ 2,17
C 1,51 x ≥ 1,83
C- 1,51 x ≥ 1,83
C- 1,00
K Kurang
1,18 x ≥ 1,50 D+
1,18 x ≥ 1,50 D+
1,00 x ≥ 1,17 D
1,00 x ≥ 1,17 D
Nilai akhir yang diperoleh untuk ranah sikap diambil dari nilai modus nilai yang terbanyak muncul. Nilai akhir untuk ranah pengetahuan diambil dari nilai
rerata. Nilai akhir untuk ranah keterampilan diambil dari nilai optimal nilai tertinggi yang dicapai.
a. Penilaian Pencapaian Kompetensi Sikap
1 Cakupan, Pengertian, dan Indikator Penilaian Sikap
Kurikulum 2013 membagi kompetensi sikap menjadi dua, yaitu sikap spiritual yang terkait dengan pembentukan peserta didik yang beriman dan bertakwa, dan
sikap sosial yang terkait dengan pembentukan peserta didik yang berakhlak mulia, mandiri, demokratis, dan bertanggung jawab. Pada jenjang SMA, kompetensi
sikap spiritual mengacu pada hal-hal sebagai berikut. KI-1: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI-2: Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli gotong royong, kerja sama, toleran, damai, santun, responsif dan pro-aktif, dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri.