66 Kelas X SMASMK
D. Proses Pembelajaran
• Materi Proses Pembelajaran
Pada bab ini, guru diharapkan mampu menyiapkan diri dengan membaca berbagai literatur yang berkaitan dengan sejarah penyiaran agama Buddha di
Indonesia. Agar peserta didik mendapatkan pemahaman yang lebih komprehensif, sebaiknya guru dapat menampilkan gambar, dan dokumentasi audiovisual video
yang relevan. Jika memungkinkan guru membagi peserta didik dalam kelompok untuk melakukan pengamatan gambar yang tersedia pada buku siwa atau sumber
lain yang relevan.
Pertemuan awal ini juga menjadi wahana untuk membangun ikatan emosional antara guru dan peserta didik, bagaimana guru menjelaskan pentingnya meditasi
hidup penuh kesadaran sehingga guru dapat menumbuhkan ketertarikan peserta didik terhadap materi yang akan dibahas. Dalam pertemuan ini guru juga dapat
mengangkat isu aktual sebagai apersepsi.
Langkah Pembelajaran Umum
1. Melaksanakan persiapan dan pendahuluan pembelajaran 2. Melaksanakan pembelajaran pendidikan agama Buddha dan Budi Pekerti yang
mendorong peserta didik untuk mampu memahami materi pembelajaran. 3. Model dan strategi pembelajaran pendidikan agama Buddha dan Budi Pekerti
yang digunakan guru dengan menyesuaikan buku siswa dan buku guru 4. Guru dapat menggunakan pendekatan lain khususnya dalam membimbing
peserta didik untuk memahami materi pembelajaran. 5. Guru mendorong terjadinya proses pembelajaran yang berpusat pada peserta
didik.
Pembelajaran 1.1
Pertemuan ke-1 3 x 45 menit
Pertemuan ini membahas sejarah penyiaran agama Buddha pada masa kerajaan Mataram Kuno.
Langkah-Langkah Pembelajaran
1. Kegiatan Pendahuluan Pada kegiatan pendahuluan merupakan kegiatan guru antara lain adalah sebagai
berikut.
67 Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti
a. Guru mempersiapkan proses belajar mengajar awal yang kondusif; kerapian dan kebersihan ruang kelas, presensi, menyiapkan media dan alat serta buku
yang diperlukan. b. Guru memberikan salam, bersama peserta didik membacakan doa pembukaan
pendidikan agama Buddha. c. Guru mengarahkan peserta didik untuk berkonsentrasi sebelum pembelajaran.
d. Guru mengajak peserta didik untuk melakukan duduk hening. e. Guru mengadakan apersepsi pengalaman terkait dengan materi sejarah
penyiaran agama Buddha. f. Guru menyampaikan topik pembelajaran.
g. Guru memberikan motivasi kepada peserta didik. h. Guru menegaskan kembali tentang topik dan menyampaikan kompetensi
yang akan dicapai.
Duduk Hening
Duduk Hening
Duduklah dengan rileks, mata terpejam, perhatikan dan sadari nafas kamu, rasakan dalam hati:
“Menyadari ,………nafas masuk” “Menyadari ……….nafas keluar”
“Menyadari ……….nafas masuk” “Menyadari ……….nafas keluar”
Petunjuk Guru
Guru membimbing peserta didik untuk mempersiapkan batin dan jasmani sebelum mengikuti pembelajaran melalui aktivitas duduk hening atau meditasi
konsentrasi selama ± 5 menit.
2. Kegiatan Inti 1. Mengamati: guru meminta peserta didik melakukan pengamatan melalui
membaca materi tentang sejarah penyiaran agama Buddha pada masa kerajaan. 2. Menanya: berikanlah kesempatan peserta didik untuk bertanya tentang hal-
hal yang berkaitan dengan materi pembelajaran. Kemudian guru memberikan penguatan dan penjelasan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang lebih
logis, terinci, dan sistematis yang terkait dengan pertanyaan.
3. Mengumpulkan informasi: guru meminta peserta didik mencari informasi selengkap mungkin melalui mengamati dan membaca buku teks dari berbagai
sumber untuk menjawab pertanyaan yang telah dirumuskan.
68 Kelas X SMASMK
4. Mengasosiasikan: guru mengajak peserta didik untuk mengolah dan menganalisis informasi yang telah mereka dapatkan dengan mengaitkan
pengalaman masa lalu yang pernah dipelajari untuk menjawab pertanyaan yang telah mereka rumuskan.
5. Mengkomunikasikan: pada langkah ini peserta didik menyampaikan hasil kerja secara lisan maupun tertulis, misalnya melalui presentasi dan
tanya jawab. Peserta didik yang lain, baik secara individual menanggapi hasil penyampaiannya dengan menanya, menyanggah, melengkapi,
mengkonirmasi, menambahkah sehingga timbul kreativitas pemikiran dan pemahaman materi.
Petunjuk Kegiatan Pembelajaran
Tahukan kamu peserta didik dapat membangun wawasan dengan menggali pengalaman tentang fenomena sejarah penyiaran agama Buddha di kerajaan-
kerajaan sebelum Indonesia merdeka. Peserta didik membentuk kelompok menjawab pertanyaan melalui aktivitas menggali informasi dari buku, internet,
pengalaman sehari-hari, mendiskusikan dengan teman dalam kelompok, serta menalar sesuai pengalamannya sebelumnya dan presentasi hasil kerja kelompok
di depan kelas.
Tahukah kamu tentang penyiaran agama Buddha yang berkembang di kerajaan Mataram Kuno? Kapan dan di mana kerajaan ini berdiri? Siapakah
raja yang memerintahnya? Apa hubungannya dengan agama Buddha? Bukti-bukti apa yang mendukung?
Petunjuk Guru
Pelajarilah materi tentang konsep sejarah penyiaran agama Buddha di kerajaan- kerajaan dengan sebaik-baiknya sebelum guru mengajar. Cari sumber belajar dari
buku dan internet. Siapkan langkah-langkah pembelajaran yang akan dilakukan. Buatlah media pembelajaran dua dimensi dengan menggunakan program power
point, penayangan gambar, ilm dan video untuk membuktikan sejarah penyiaran agama Buddha di kerajaan-kerajaan. Setelah guru menyampaikan garis besar
materi pembelajaran, arahkan peserta didik untuk menyimak dengan membaca dalam hati konsep sejarah penyiaran agama Buddha di kerajaan Mataram Kuno.
Materi Sejarah Penyiaran Agama Buddha di Kerajaan Mataram Kuno
Kerajaan Mataram Kuno dikenal juga dengan nama Kerajaan Mataram I Wangsa Syailendra. Kerajaan ini berdiri pada sekitar abad VIII, yaitu kurang lebih
tahun 775 sampai dengan tahun 850 di daerah Bagelan dan Yogyakarta. Raja-raja