75
Direktorat Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
Republik Indonesia
D. PENDAMPINGAN DESA
1. Apa Yang Harus Difahami Dari Sosok
Pendamping Desa? Pendampingan Desa merupakan mandat UU Desa
kepada Negara dalam rangka mendorong Desa yang kuat, maju, mandiri, demokratis dan sejahtera. Pendampingan
dilakukan lewat asistensi, pengorganisasian, pengarahan, dan fasilitasi Desa. Tujuannya meningkatkan kapasitas,
efektivitas dan akuntabilitas pemerintahan Desa, dan pembangunan Desa; meningkatkan prakarsa, kesadaran
dan partisipasi masyarakat Desa dalam pembangunan Desa yang partisipatif; meningkatkan sinergi program
pembangunan Desa antar sektor; dan mengoptimalkan aset lokal Desa secara emansipatoris.
Pendamping sebagai pelaku dalam pendampingan harus berpedoman pada spirit utama UU Desa yang membawa
misi untuk kemandirian Desa.
Spirit utama UU Desa adalah rekognisi-subsidiaritas, yakni pengakuan dan penghormatan terhadap Desa yang
dapat dimaknai, Desa sebagai subjek pembangunan, yang mengurus kepentingannya secara mandiri lewat
mekanisme berdesa untuk memenuhi setiap kebutuhan semua komponen Desa dengan mengutamakan
penggunaan sumberdaya lokal Desa. Oleh karena itu pendampingan Desa harus bertujuan dan berujung pada
kemandirian Desa.
Pendampingan yang bertujuan pada kemandirian Desa dapat diimplementasikan dalam beberapa bentuk.
Pertama , dalam menjalankan kehidupan berdesa, Desa
membutuhkan para pelaku yang memiliki kapasitas teknokratis untuk menjalankan fungsi Desa dalam
pengelolaan perencanaan, penganggaran, keuangan,
Direktorat Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
Republik Indonesia
76
administrasi, sistem informasi dan lainnya. Model pendampingan dalam pengembangan kapasitas
teknokratis ini kuncinya adalah kaderisasi para pelaku Desa untuk menjalankan dan menggerakkan pembangunan
Desa secara mandiri.
Kedua , unsur Desa yang menjadi bagian penting dalam
kehidupan berdesa adalah warga. Menumbuhkan kesadaran kritis warga untuk terlibat aktif-partisipatif
memperjuangkan hak dan kepentingannya dalam kahidupan berdesa merupakan misi pendampingan Desa.
Warga yang aktif dan mau berpartisipasi dalam proses berdesa akan menumbuhkan Desa yang demokratis
secara lebih baik untuk Desa yang lebih kuat.
Ketiga , untuk memperkuat kemandirian dan kedaulatan
Desa perlu pendampingan yang dapat memfasilitasi interaksi dinamis antara warga dan Pemerintahan Desa
serta lembaga-lembaga Desa atau kelompok-kelompok lain yang ada di desa untuk menciptakan pembangunan
Desa yang kolektif, inklusif dan demokratis, serta dapat mengakses supra-Desa. Termasuk membangun
kohesivitas sosial antar warga. Kerenggangan dan ketiadaan interaksi dinamis antarkelompok warga ini perlu
dijembatani melalui pendampingan untuk memperkuat kehidupan berdesa.
2. Siapa Yang Terlibat Dalam Pendampingan
Desa? Regulasi Desa mulai UU sampai peraturan di bawahnya
mengatur bahwa yang mendampingi Desa untuk memberdayakan Desa adalah tugas Pemerintah Pusat
dan Pemerintah Daerah yang dalam pelaksanaannya dapat melibatkan pihak lain.
Pasal 128 ayat 2 PP No. 432014 mengatur bahwa Pendampingan masyarakat Desa secara teknis
dilaksanakan oleh SKPD KabupatenKota, dan dapat dibantu oleh Tenaga Pendamping Profesional, dan