Apa Fungsi Pembinaan Dan Pengawasan

Direktorat Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia 68 o. Fasilitasi penataan, pemanfaatan, dan pendayagunaan ruang Desa serta penetapan dan penegasan batas Desa; p. Fasilitasi penyusunan program dan pelaksanaan pemberdayaan masyarakat Desa; q. Koordinasi pendampingan Desa di wilayahnya; dan r. Koordinasi pelaksanaan pembangunan kawasan perdesaan di wilayahnya. 69 Direktorat Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia B. PEMBINAAN KEMASYARAKATAN

1. Apa Makna Pembinaan Kemasyarakatan Yang

Dimaksud Oleh UU Desa? Pembinaan kemasyarakatan adalah upaya untuk mencapai kehidupan dan tatanan sosial desa yang lebih baik. Hal ini mencakup kerukunan, keamanan, ketertiban, ketenteraman, kenyamanan, kebersamaan, dan kegotongroyongan.

2. Apakah Pembinaan Kemasyarakatan Terkait

Juga Dengan Penciptaan Keamanan Dan Ketahanan Masyarakat Dari Ancaman Seperti Terorisme Dan Narkoba? Ya. UU Desa menyebutkan bahwa masyarakat didorong untuk mewujudkan terciptanya situasi yang aman, nyaman dan tenteram di masyarakat. Situasi yang demikian tidak bisa dilepaskan dari upaya yang dilakukan oleh masyarakat desa melalui pembinaan kemasyarakatan. Masyarakat desa berhak mendapatkan pengayoman dan perlindungan dari gangguan ketenteraman dan ketertiban di desa. Setiap warga yang tinggal di desa wajib melakukan pengayoman dan perlindungan, tidak hanya oleh perangkat desa, tetapi masyarakat sekitarnya juga ikut berperan. Negeri kita telah mengalami beberapa kali aksi terorisme seperti ledakan bom, penembakan polisi, perusakan rumah ibadah dan lainnya. Aparat kepolisian, dalam hal ini Densus 88, terus melakukan pengayoman dan perlindungan pada masyarakat, serta waspada dan siaga terhadap aksi-aksi radikalisme dan terorisme. Potensi- potensi dan ‘benih’ terorisme telah merambah desa-desa, bahkan ada penelitian yang menyebutkan kelompok radikal keagamaan menggunakan strategi ‘desa mengepung Direktorat Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia 70 kota’. Indonesia telah memiliki Undang-Undang Terorisme yaitu UU No 15 Tahun 2003 sebagai payung hukum untuk menjerat pelaku tindak pidana terorisme. Begitu pula bahaya narkoba dan obat-obatan terlarang telah merambah ke semua wilayah, baik kota maupun desa. Kejahatan-kejahatan seperti ini menjadi ancaman nasional yang harus disikapi dan ditindaki melalui partisipasi masyarakat, termasuk warga desa. Dasar hukumnya tertuang dalam UU Narkotika No 35 tahun 2009. Dalam mencegah terorisme dan kejahatan narkoba, masyarakat desa dapat menempuh upaya dengan menggalang kewaspadaan bersama, misalnya melalui pembentukan forum khusus yang melibatkan seluruh unsur masyarakat desa serta penyuluhan-penyuluhan. Desa akan menjadi kuat dan memiliki ketahanan yang kokoh bila ditunjang tatanan pemerintahan lokal yang baik dan bersih, serta partisipasi masyarakat yang aktif dalam pembinaan masyarakat, termasuk ketahanan terhadap segala bentuk ancaman kejahatan, mengatasi masalah dan mengelola sumberdaya di lingkungannya.

3. Bagaimana Mengatasi Kerentanan Sosial Di

Desa? Kerentanan sosial yang terjadi di berbagai desa di Indonesia diantaranya disebabkan oleh ketimpangan struktur sosial yang dipengaruhi perubahan-perubahan internal maupun eksternal masyarakat. Jalan satu-satunya untuk mengatasi kerentanan sosial adalah dengan melakukan pemberdayaan dan peningkatan kapasitas warga Desa agar memiliki kesadaran kritis dan rasa percaya diri untuk memperbaiki keadaan hidupnya. Pemberdayaan perlu ditempuh dengan melibatkan individu maupun kelompok untuk mengakses sumber-sumber pembangunan dan kemampuan untuk menggunakan sumber-sumber tersebut secara efektif.