Bagaimana Kedudukan Dan Pemanfaatan Tanah Posisi Retribusi Desa Berdasarkan Permendesa

9 Direktorat Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia Desa berwenang melakukan pungutan dalam bentuk retribusi desa terhadap jasa yang diberikan oleh Desa sepanjang terkait dengan obyek-obyek tertentu yang menjadi kewenangan dan aset Desa, misalnya retribusi tambatan perahu, retribusi pasar desa, iuran pelayanan air bersih atau listrik yang disediakan desa, retribusi pemandian umum milik desa, retribusi tempat pelelangan ikan milik desa, dan sebagainya. Besaran dan mekanisme retribusi setiap jenis obyek itu harus diatur dalam Peraturan Desa.

7. Apa Kewenangan Desa Dalam Pemungutan

Pajak Bumi Dan Bangunan PBB? Pajak Bumi dan Bangunan PBB merupakan kewenangan Pemerintah Daerah. Desa hanya menjalankan penugasan atau membantu menarik PBB kepada obyek pajak di wilayahnya. Atas penugasan itu, desa memperoleh upah pungut, dan juga memperoleh bagi hasil yang besarannya berbeda-beda.

8. Sejauh Mana Kewenangan Desa Dalam

Pemungutan Pajak Bumi Dan Bangunan PBB? Pada dasarnya, wajib pajak baik perorangan, yayasan, maupun perusahaan dapat membayar PBB langsung kepada pemerintah daerah, tanpa melalui desa. Desa tidak berwenang dan tidak boleh memaksa mereka membayar PBB melalui Desa.

9. Bagaimana Mekanisme Penetapan Kewenangan

Berdasarkan Hak Asal Usul Dan Kewenangan Lokal Berskala Desa Ditetapkan? Penetapan Peraturan BupatiWalikota tentang Kewenangan Berdasarkan Hak Asal Usul dan Kewenangan Lokal Berskala Desa sangat bergantung pada BupatiWalikota. Peraturan tersebut harus diterbitkan, sebab akan dijadikan Direktorat Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia 10 sebagai landasan bagi penyusunan perencanaan pembangunan Desa. Dalam hal BupatiWalikota tidak segera menyusun Peraturan BupatiWalikota, maka desa bisa menyampaikan aspirasi atau mengusulkan kepada BupatiWalikota. Jika terjadi PeraturanWalikota tidak terbit, bukan berarti proses di Desa harus berhenti. Desa dapat menggunakan pedoman Permendesa No. 12015 untuk memilih dan menetapkan kewenangan Desa sesuai dengan kondisi dan kebutuhan Desa.

10. Syarat Pencairan Dana Desa dan Peraturan

BupatiWalikota Tentang Kewenangan Berdasarkan Hak Asal Usul Dan Kewenangan Lokal Berskala Desa? Secara substansi dan sistematika UU Desa, kewenangan desa mendahului dan menjadi dasar penyelenggaraan Pemerintahan Desa, Keuangan Desa, perencanaan dan penganggaran Desa, hingga Peraturan Desa. UU Desa beserta peraturan pelaksanaannya tidak secara tersurat mengharuskan Peraturan BupatiWalikota tentang Kewenangan Berdasarkan Hak Asal Usul dan Kewenangan Lokal Berskala Desa terbit lebih dulu sebelum Peraturan BupatiWalikota tentang pencairan Dana Desa. Oleh karena itu Dana Desa bisa dicairkan lebih dulu dengan dasar Peraturan BupatiWalikota tentang pencairan Dana Desa, meskipun belum terbit Peraturan BupatiWalikota tentang Kewenangan Berdasarkan Hak Asal Usul dan Kewenangan Lokal Berskala Desa.

11. Bagaimana Pola Hubungan Kewenangan Desa

Dalam UU Desa Dengan Proses Perencanaan Dan Penganggaran Desa? Pasal 79 UU No. 62014 menegaskan: Pemerintah Desa menyusun perencanaan Pembangunan Desa