Direktorat Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
Republik Indonesia
8
dengan kelembagaan Desa, sekaligus untuk memperkuat kepemilikan, tanggungjawab, dan keberlanjutan program
di dalam sistem desa setelah program berkahir. Dalam hal program pemerintah atau pemerintah daerah
menyentuh ruang lingkup kewenangan lokal berskala lokal desa, program itu wajib dikoordinasikan dan
atau didelegasikan pelaksanaannya kepada Desa. Intervensi pemerintah dibolehkan ketika desa tidak
mempunyai kemampuan teknis maupun finansial untuk menyelenggarakan kewenangan lokal berskala desa.
Kedepan, untuk menghindari pelaksanaan program yang bersifat top down, program-program pemerintah
berskala desa seharusnya mengacu pada Pasal 119 PP No. 432014, yakni program-program tersebut harus
masuk terlebih dahulu dalam skeman Pembangunan Desa, kemudian diusulkan kepada Pemerintah, dan
dilaksanakan oleh Desa.
5. Bagaimana Kedudukan Dan Pemanfaatan Tanah
Bengkok? Pasal 100 ayat 3 PP No. 472015 menetapkan bahwa
hasil pengolahan tanah bengkok atau yang disebut dengan istilah lain dapat digunakan untuk tambahan tunjangan
Kepala Desa dan perangkat Desa.
6. Posisi Retribusi Desa Berdasarkan Permendesa
PDTT No. 12015 Tentang Kewenangan Lokal Itu?
Permendesa No. 12015 berkaitan dengan Permendagri No. 1132014 yang mengatur tentang keuangan desa
maupun asetkekayaan desa. Dalam kaitan dengan pungutan, Desa dilarang menarik pungutan apapun dan
berapapun terhadap jasa layanan administrasi yang menjadi kewenangan Pemerintah danatau Pemerintah
KabupatenKota.
9
Direktorat Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
Republik Indonesia
Desa berwenang melakukan pungutan dalam bentuk retribusi desa terhadap jasa yang diberikan oleh Desa
sepanjang terkait dengan obyek-obyek tertentu yang menjadi kewenangan dan aset Desa, misalnya retribusi
tambatan perahu, retribusi pasar desa, iuran pelayanan air bersih atau listrik yang disediakan desa, retribusi
pemandian umum milik desa, retribusi tempat pelelangan ikan milik desa, dan sebagainya. Besaran dan mekanisme
retribusi setiap jenis obyek itu harus diatur dalam Peraturan Desa.
7. Apa Kewenangan Desa Dalam Pemungutan
Pajak Bumi Dan Bangunan PBB? Pajak Bumi dan Bangunan PBB merupakan kewenangan
Pemerintah Daerah. Desa hanya menjalankan penugasan atau membantu menarik PBB kepada obyek pajak di
wilayahnya. Atas penugasan itu, desa memperoleh upah pungut, dan juga memperoleh bagi hasil yang besarannya
berbeda-beda.
8. Sejauh Mana Kewenangan Desa Dalam
Pemungutan Pajak Bumi Dan Bangunan PBB? Pada dasarnya, wajib pajak baik perorangan, yayasan,
maupun perusahaan dapat membayar PBB langsung kepada pemerintah daerah, tanpa melalui desa. Desa tidak
berwenang dan tidak boleh memaksa mereka membayar PBB melalui Desa.
9. Bagaimana Mekanisme Penetapan Kewenangan
Berdasarkan Hak Asal Usul Dan Kewenangan Lokal Berskala Desa Ditetapkan?
Penetapan Peraturan BupatiWalikota tentang Kewenangan Berdasarkan Hak Asal Usul dan Kewenangan Lokal
Berskala Desa sangat bergantung pada BupatiWalikota. Peraturan tersebut harus diterbitkan, sebab akan dijadikan